KETIKA
TABIR KEBENARAN BERSUA!
(Author: Endang Siti
Nurkholidah)
“Buku
adalah gudang Ilmu, membaca adalah kunci ilmu”.
“Ziarahlah ke perpustakaan sehari sekali,
supaya engkau tahu karunia akal yang Allah berikan kepadamu”.
-
Dr. Mustafa Ashi Bai’-
|
Mengapa saya sematkan quotes di atas tentang buku? Karena
semua berasa dari kebenaran, kebanaran dari sebuah buku yang bisa merubah
dunia. Including buku-buku sejarah yang semakin hari semakin hilang.
Buku merupakan
kebenaran yang hakiki. Buku adalah pijar peradaban umat manusia di dunia ini.
Berbagai perubahan sosial besar di dunia ini banyak bermula dari hadirnya
sebuah buku. Dalam setiap buku seringkali terdapat sejumlah pikiran cerdas yang
kemudian bisa mempengaruhi cara berpikir dalam masnusia. ”Coba lihat, bagaimana pikiran
cerdas Sokrates, yang diteruskan oleh Plato dan Aristoteles yang mampu mengubah
tatanan masyarakat di Yunani Kuno dari pandangan awal yang mistis menuju ke
logis,”. Ini terbukti bahwa dari sebuah buku bisa mengubah dunia. Kata
“dunia” disini diibaratkan sebagai seluruh manusia yang ada di dunia. Statement
ini juga yang dituturkan oleh Howard Zinn dalam bukunya yang
berjudul “Speaking Truth to Power with
Books”. Bahkan peradaban modern pun berubah oleh prinsip-prinsip berpikir
yang pernah digulirkan oleh tulisan para filsuf. Sebut saja Descartes dengan
prinsip Cogito Ergo Sume (saya berpikir maka saya ada).
Sebuah prinsip
sederhana tapi cukup luar biasa mengubah peradaban saat ini menjadi lebih
rasional dan berani bersikap kritis terhadap segala sesuatu. Belum lagi
buku-buku yang dikarang oleh pemikir-pemikir besar di dunia ini sepertu David
Hume dengan empirisismenya, Husserl dengan fenomenologinya,
eksistensialisme ala Sartre, bahkan yang paling fenomenal Karl Marx dengan
materialisme historisnya.
Magnis Suseno
pernah menyebut bahwa Das Capital Karl Marx adalah sebuah
buku yang mengubah dunia. Hampir satu-dua miliyaran masyarakat dunia membaca
buku ini dan buku ini juga menginspirasi berbagai perubahan tatanan sosial di
beberapa negara. Contohnya seperti sebuah buku berjudul “Uncle Tom’s Cabin” yang ditulis Harrier B Stowe. Buku ini
mampu menginspirasi warga Amerika Serikat menjadi lebih sadar terhadap perbedaan,
terutama pandangan mereka terhadap orang-orang Negro yang selama berabad-abad
lamanya hanya menjadi warga kelas ketiga atau menjadi budak yang selalu
dihinakan di Negara Amerika. ”Uncle Tom’s
Cabin” dianggap sebagai buku yang mengubah Amerika Serikat untuk menghargai
perbedaan ras secara lebih manusiawi.
Selain itu, give a big hand for Andrew Taylor, jurnalis
Inggris yang pada tahun 2008 menerbitkan buku berjudul “Books That Changed the World”. Dalam bukunya ini Taylor memilih 49
buku dari berbagai genre mulai dari puisi, politik, fiksi, filsafat, teologi,
antropologi, ekonomi, hingga fisika. Semua itu diyakininya dapat mewakili
bagaimana buku-buku itu mempengaruhi dunia baik dari nilai-nilai moral,
kemanusiaan, alam semesta, teknologi, perekonomian dunia, hingga bagaimana
seharusnya sebuah pemerintahan berjalan .
Dalam bukunya ini Andrew Taylor mengupas ke 49 buku yang
dipilihnya secara kronologis berdasarkan tahun terbit mulai dari Iliad yang diyakini sebagai karya puisi
epik tertua di dunia Barat yang ditulis oleh Homer pada abad ke 8 SM hingga seri
pertama novel Harry Potter : Harry Potter
and the Philospoher ‘s Stone pada tahun 1997 yang memecahkan rekor dunia
sebagai buku terlaris hingga buku ini telah terjual sebanyak 400 juta eks dalam
67 bahasa dan menjadi awal dari sensasi terbesar penerbitan di era modern.
Dalam buku Andrew Taylor menempatkan tiap buku dan
pengarangnya dalam konteks sejarahnya, meringkaskan isi buku yang dibahas,
serta menjelaskan pengaruh dan warisan dari buku-buku tersebut pada dunia baik
dimasa buku itu terbit hingga kini. Sebagai contoh antara lain bagaimana dengan
tersedianya Alkitab dalam bentuk cetakan akan menandai revolusi politik dan
sosial di Eropa ketika masyarakat awam mulai mempertanyakan kewenangan lembaga
keagamaan dalam sistem pemerintahan negara. Risalah-risalah politik abad ke 18
yang terdapat dalam Common Sense (1776) karya Thomas Paine memberikan kesadaran baru akan kemerdekaan sebuah
negara, atau bagaimana kutipan pidato Mao
Zedong yang dibukukan dalam Buku Merah (1964) yang telah turut memberikan
andil dalam revolusi kebudayaan dan penindasan rakyat di negerinya. Hal ini
semua bisa merubah mindset rakyat yang ada di negeri tersebut.
Sebuah sejarah
dan beberapa kejadian yang terjadi di waktu lampau bahkan dapat kita temukan di
dalam buku. Berbagai ide, pemikiran dan pencerahan bahkan dituliskan di
beberapa helai kertas dan disusun menjadi sebuah buku. Namun sangat disayangkan beberapa buku-buku
yang berisikan hal penting banyak yang sudah hilang, rusak baik secara
disengaja maupun tidak disengaja. Hal ini merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan pemalsuan terhadap sejarah, karena buku sejarah yang asli rusak
bahkan hilang, sehingga manusia di muka bumi ini seenaknya saja merekayasa sejarah
tidak sesuai dengan kebenaran yang ada.
“History is always written by the winners. When two cultures clash, the loser is obliterated, and the winner writes the history books-books which glorify their own cause and disparage the conquered foe. As Napoleon once said, 'What is history, but a fable agreed upon?”
Give a big hand buat quotes punyanya Dan Brown. Memang benar sekali sejarah
akan ditulis oleh sang pemenang. Jika kita ingin mencetak sejarah raih kemenangan
itu terlebih dahulu maka kita akan dikenal dunia dan tidak akan gelar Sang
pencetak sejarah tidak akan terhapuskan.
Well, ketika
berbicara tentang buku bisa merubah dunia, kita bisa mengaitkatnya dengan
sejarah. Sejarah acap kali tidak tertuliskn dalam buku. Sehingga menimbulkan
pertanyaan yang amat besar, “Apakah ada kebenaran dalam sejarah itu? Apakah
yang diuraikan dalam buku-buku sejarah benar-benar peristiwa yang terjadi?”
Memang membuka tabir misteri kebenaran yang sesungguhnya sangatlah sulit untuk
dipecahkan misterinya. Apalagi jika berbicara tentang kebenaran sejarah yang
selalu disembunyikan keberadaannya. Acap kali sebuah kebenaran sejarah di dunia
ini selalu saja disembunyikan keberadaannya. Pemicunya mungkin ada alasan
tertentu untuk menyembunyikan kebenaran sejarah itu. Disini kita akan
mengungkap kebenaran sejarah yang akan bersua dalam fakta-fakta yang nyata.
“History is important. If you don't know
history it is as if you were born yesterday. And if you were born yesterday,
anybody up there in a position of power can tell you anything, and you have no
way of checking up on it.” ― Howard Zinn
“TO BE HOPEFUL
in bad times is not just foolishly romantic. It is based on the fact that human
history is a history not only of cruelty, but also of compassion, sacrifice,
courage, kindness.
What we choose to emphasize in this complex history will determine our lives. If we see only the worst, it destroys our capacity to do something. If we remember those times and places—and there are so many—where people have behaved magnificently, this gives us the energy to act, and at least the possibility of sending this spinning top of a world in a different direction.
And if we do act, in however small a way, we don’t have to wait for some grand utopian future. The future is an infinite succession of presents, and to live now as we think human beings should live, in defiance of all that is bad around us, is itself a marvelous victory.”
What we choose to emphasize in this complex history will determine our lives. If we see only the worst, it destroys our capacity to do something. If we remember those times and places—and there are so many—where people have behaved magnificently, this gives us the energy to act, and at least the possibility of sending this spinning top of a world in a different direction.
And if we do act, in however small a way, we don’t have to wait for some grand utopian future. The future is an infinite succession of presents, and to live now as we think human beings should live, in defiance of all that is bad around us, is itself a marvelous victory.”
--Howard Zinn--
Mengutip
dari apa yang dituturkan Howard Zinn di atas, dapat disimpulkan bahwa kita
hidup di dunia ini, tanpa kita sadari sedang mengukir sejarah dalam hidup kita.
Sejarah tidak akan datang ke dalam kehidupan kita dengan sendirinya, akan
tetapi kita yang akan membuat hidup kita mempunyai sejarah. Seseorang yang akan
mencetak sejarah, ialah orang yang mampu menata masa sekarang dan menata masa
depannya dengan baik dan tersusun.
“Status dari pengetahuan sejarah tidak didasarkan
atas kebenaran dan akurasi dalam hubungan masa lalu itu sendiri melainkan pada
historisasi dari masa lalu yang dibangun atas dasar jejak-jejak (traces) yang
ditinggalkannya. Hasil rekonstruksi itu dianggap mewakili (representasi) masa
lalu yang disebut ‘sejarah’ dan ini merupakan medium dari masa lalu dalam
bentuk teks (historiografi).”(Jenkins, 1995: 18)
Kita
seringkali mengabaikan arti dari ‘kebenaran’ dalam sebuah sejarah atau
cenderung menganggap ‘kebenaran sejarah’ itu adalah apa yang diuraikan dalam
uraian sejarah yang kita baca. Ketika anggapan kita sebagai pembaca seperti
itu, maka keadaan tersebut akan menimbulkan suatu pandangan subjektif terhadap
suatu peristiwa dan lebih parah lagi akan menimbulkan fanatisme terhadap suatu ‘kebenaran’ dari satu atau sekelompok
sejarawan. Hal seperti ini menyebabkan pandangan keliru khalayak terhadap
peristiwa tanpa melihat sudut pandang lain sebagai perbandingan. Selain itu,
paradigma seperti ini memberikan ruang untuk ‘memalsukan’ sejarah dengan mempergunakan sejarah sebagai alat
propaganda dalam penyebaran ideologi maupun dalam usaha menjatuhkan lawan
politik.
Sejarah
tak pernah bersua. Kebenaran sejarah akan tampak nyata jika kebenaran itu
digali bahkan harus dikorek-korek sampai dasar, agar semua kebenaran itu
terungkap dengan jelas. Sejarah acap kali dipalsukan kebenarannya, sehingga
ketika berbicara tentang kebenaran dalam sejarah lumayan complicated. Banyak orang
yang berpendapat mengenai sejarah yang berbeda perspektif. Sehingga cerita asli
dari sejarah itu tenggelam oleh sejarah-sejarah yang sudah direkayasa. Seperti halnya sejarah tentang Colombus
seorang penemu benua Amerika. Seorang penulis yang bisa mengubah
mindset seseorang menanggapi fakta-fakta yang terselubung dibalik sejarah Colombus
itu. Howard Zinn namanya! Beliau adalah
ahli sejarawan yang sangat terkenal. Beliau sangat menyukai sampai akhirnya beliau
punya pandangan sendiri tentang dibalik history itu. Pandangan yang sangat
berbalik 180 derajat dari aslinya.
Colombus???
Mungkin hampir semua orang tahu akan Colombus! Ya “si penemu” benua Amerika itu.
Of course, Bangsa
Amerika mempercayai bahwasannya Colombus “tuan”
yang di agung-agungkan sebagai penemu benua Amerika dan bangsa Amerika
menganggap Colombus sebagi “pahlawan” mereka.
Selain itu, mereka menyebutkan bahwa Colombus adalah pembaca kitab yang sangat
sholeh. Setiap tahun selalu ada satu hari
khusus yang disebut “Columbus Day” sebagai peringatan atas jasanya sebagai
penemu Benua Amerika. Benarkah?
Memang ketika kita ingin mengetahui sejarah
Colombus “manusia” yang konon katanya
menemukan benua Amerika, pasti akan ada beberapa versi. Seperti versi yang
dituturkan oleh Howard Zinn dalam article yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books”. Howard Zinn memaparkan
bahwasannya Colombus bukanlah penemu benua Amerika, akan tetapi Colombus ialah
orang yang sangat jahat, pembunuh, penyiksa, penculik, mutilator, munafik, orang
yang tamak mencari emas, bahkan bersedia membunuh dan mencincang orang-oang
yang tidak disukainya. Sungguh mengejutkan sekali. Seperti beberapa fakta di
bawah ini:
1)
Tahukah
anda apa alasan sebenarnya Columbus pergi berlayar
Pada waktu itu, Columbus memperkosa
putri salah satu bangsawan Spanyol yang masih berusia 13 tahun. Pengadilan
tidak bisa memutuskan bahwa dia harus di hukum mati. Terjadi pada tahun
1491 dan seorang Pastor bernama Pastor Perez menengahi atas nama Columbus dan
memohon dengan Ratu Isabella untuk mendanai Columbus yang akan pergi berlayar,
jika ia berhasil akan mampu untuk mengkonversi penduduk asli
Kristen, sehingga akhirnya Ratu Isabella mengirimnya dalam misi mencari
benua baru (saat itu tujuan utama adalah mencari India) dan dengan harapan,
Columbus tidak akan bisa pulang kembali. Tapi pada akhirnya Colombus bisa
kembali lagi.
2) Colombus Penyebar Sifilis di Europa
Pandemi sifilis melanda Eropa tidak
lama setelah Columbus ‘kembali, dan itu mengubah jalannya sejarah. Awalnya
sangat mematikan, penyakit yang menyeramkan dan banyak kematian pada saat itu.
(Baca : Christopher
Columbus’ Real Discovery: Syphilis)
So, apakah masih pantas jika Columbus ini disebut-sebut sebagai tokoh
besar penemu Amerika? Selain itu diperingati pula seluas dunia dengan “Columbus
Day?” Setelah mengetahui fakta kebohongan yang sangat mencengangkan atas
kekejaman luar biasa yang telah dirinya lakukan. Dia adalah seorang
pembunuh , pemerkosa , dan seseorang yang secara aktif berpartisipasi dalam
genosida yang akhirnya menyebabkan kematian dari 20 juta masyarakat adat
di Indian di Haiti. (Baca : Columbus
Day – A Celebration of Genocide).
Now,
kita akan membuka tabir sejarah selanjutnya secara satu persatu yang akan
bersua tentang kebenaran yang ada dalam sejarah itu.
This is it,
ini yang pertama. Colombus
dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tidak sengaja menemui benua
Amerika yang membuatnya lebih berpengaruh dalam sejarah dunia. Di luar
dugaannya sendiri! Penemuannya sekaligus merupakan mahkota eksplorasi dan
kolonisasi Dunia Baru dan merupakan tonggak penting dalam sejarah. Colombus
bagaikan membuka pintu bagi bangsa Eropa dua benua untuk pemukiman baru, menyebar
penduduk dan menyediakan sumber kekayaan mineral dan isi bumi yang pada
gilirannya mengubah wajah Eropa. Berbarengan dengan itu, penemuannya juga
mengakibatkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian. Dalam jangka panjang,
penemuan itu melahirkan satu bangsa baru di benua belahan Barat, yang dengan
amat cepatnya membedakan diri dengan bangsa Indian selaku penduduk asli. Alhasil,
Colombus membawa perubahan besar bagi bangsa-bangsa di Dunia lama.
Akhirnya Colombus yakin bukan mustahil menemukan jalan lebih
praktis ke daerah Asia di timur dengan cara berlayar ke arah barat melintasi
Samudra Atlantik dan dia dengan tekun merintis tekadnya. Tentu saja niat besar
ini tidak akan terlaksana tanpa biaya cukup, karena itulah Colombus membujuk
Ratu Isabella I menyediakan anggaran untuk ekspedisi percobaannya tersebut.
Kapalnya melepas jauh dari pelabuhan Spanyol tepatnya
tanggal 3 Agustus 1492. Melabuh pertama di Kepulauan Canary di lepas pantai
Afrika. Membongkar sauh di Kepulauan Canary tanggal 6 September dan berlayar
laju arah ke barat, sehingga tidak aneh jika para awak kapal merasa taku dan
ingin kembali saja. Colombus meneruskan pelayaran terkembang pantang digulung.
Dan tanggal 2 Oktober 1492 bagaikan seutas sutera hijau daratan tampak di
haluan.
Colombus kembali ke Spanyol bulan Maret berikutnya dari
penjelajahan yang dahsyat itu, kemudian disambut oleh orang-orang dengan penuh
penghormatan. Sesudah itu dia melakukan serentetan pelayaran melintas Atlantik
dengan harapan menjejakkan kaki di Cina dan Jepang. Tetapi sia-sia! Colombus tetap
bersiteguh pada pikirannya bahwa dia sudah menemukan jalur perjalanan ke Asia
Timur jauh sebelum orang lain sadar.
Alhasil, Ratu Isabella menjanjikan Colombus jadi gubernur di
pulau mana pun yang ditemuinya. Tetapi, selaku administrator dia betul-betul
tidak mampu sehingga dipecat dari jabatannya dan dikirim pulang ke Spanyol
dengan tangan terbelenggu. Tetapi, sesampainya di Spanyol dia dibebaskan hanya
saja tak pernah diberi jabatan lagi. Kabar angin mengatakan Colombus mati dalam
kemiskinan tanpa ada dana apa pun. Tatkala kematiannya itu pada tahun 1506.
Yang kedua,
penemuan benua Amerika yang berbanding terbalik dengan cerita di atas. Menurut
cerita “Agama Islam”, bahwasannya Christopher Columbus bukan orang pertama
yang menemukan daratan luas yang kemudian disebut Amerika. Mengapa seperti itu?
Karena 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di Amerika, Laksamana Muslim
dari China bernama Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika. Bahkan berabad
sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat telah
membuat sebuah kampung kecil di Amerika dan berasimilasi secara damai dengan
penduduk lokal di sana. Penemu Amerika bukanlah Columbus. Penemu Amerika adalah
Umat Islam. Mereka menikah dengan
penduduk lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi bagian dari local-genius
Amerika.
Ada sejumlah
literatur yang berangkat dari fakta-fakta empirik bahwa umat Islam sudah hidup
di Amerika beberapa abad sebelum Colombus datang. Salah satunya yang paling
popular adalah essay miliknya Dr. Youssef
Mroueh, dari Preparatory Commitee for
International Festivals to celebrate the millennium of the Muslims arrival to
the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian
Muslims in America”.
Dalam essaynya
Dr Mroueh menuliskan, “Sejumlah fakta menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol
dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus.
Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu
Abdurrahman III (929 – 961M), kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar
ke Barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap dan berkabut”.
Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari
negeri yang tidak dikenal dan aneh. Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di
negeri baru itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombang pertama di
Amerika.
Ini adalah
bukti historis adanya imigran Muslimin gelombang kedua sebelum tahun 1543
(dekrit kedua). Ada banyak fakta yang membuktikan adanya kehadiran Muslimin
gelombang pertama ke Amerika jauh sebelum zaman Columbus. Bukti-bukti itu
antara lain:
ü Bukti
pertama, Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi merupakan seorang pakar
sejarah dan geografi yang hidup dari tahun 871-957 M. Dalam karyanya yang
berjudul “Muruj adh-dhahab wa maad aljawhar” (Hamparan Emas dan Tambang
Permata), Abu Hassan menulis bahwa pada waktu pemerintahan Khalifah Abdullah
Ibn Muhammad (888-912), penjelajah Muslim Khasykhasy Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari
Cordova-Spanyol, telah berlayar dari Delba (Palos) pada 889, menyeberang
Samudra yang gelap dan berkabut dan mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh
majhul) dan kembali dengan harta yang mentakjubkan. Pada peta Al-Masudi
terbentang luas negeri yang disebutnya dengan al-ardh majhul. [Al-Masudi: Muruj
Adh-Dhahab, Vol. 1, P. 1385]
ü Loe
Weiner, pakar sejarah dari Harvard University, dalam bukunya “Africa and the Discovery of America”
(1920) menulis bahwa Columbus telah mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang
tersebar seluas Karibia, Amerika Tengah dan Utara, termasuk Canada. Mereka
berdagang dan telah melakukan asimilasi perkawinan dengan orang-orang Indian
dari suku Iroquois dan Algonquin.
ü Geografer
dan pembuat peta bernama Al-Syarif Al-Idrisi (1099- 1166) menulis dalam bukunya
yang terkenal Nuzhat al-Musytaq fi
Ikhtiraq al-Afaaq (Ekskursi dari yang Rindu Mengarungi Ufuq) bahwa
sekelompok pelaut dari Afrika Utara berlayar mengarungi Samudra yang gelap dan
berkabut dari Lisbon (Portugal) dengan maksud mendapatkan apa yang ada di balik
samudra itu, betapa luasnya dan di mana batasnya. Mereka menemukan pulau yang
penghuninya bercocok tanam dan telah mempergunakan bahasa Arab.
ü Columbus
dan para penjelajah Spanyol serta Portugis mampu melayari menyeberang Samudra
Atlantik dalam jarak sekitar 2400 km, karena bantuan informasi geografis dan
navigasi dari peta yang dibuat oleh pedagang-pedagang Muslimin, termasuk
informasi dari buku tulisan Abul Hassan Al-Masudi yang berjudul Akhbar
az-Zaman. Tidak banyak diketahui orang, bahwa Columbus dibantu oleh dua orang
nakhoda Muslim pada waktu ekspedisi pertamanya menyeberang transatlantik. Kedua
kapten Muslim itu adalah dua bersaudara Martin Alonso Pinzon yang menakodai
kapal Pinta, dan Vicente Yanez Pinzon yang menakodai kapal Nina. Keduanya
adalah hartawan yang mahir dalam seluk-beluk perkapalan, membantu Columbus
dalam organisasi ekspedisi itu, dan mempersiapkan perlengkapan kapal bendera
Santa Maria. Bersaudara Pinzon ini masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan
Abuzayan Muhammad III (1362-66), Sultan Maroko dari dinasti Marinid (1196-1465).
(Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950).
ü Para
antropologis telah menemukan beberapa prasasti dalam bahasa Arab di lembah
Mississipi dan Arizona. Dari prasasti itu diperoleh keterangan bahwa imigran
itu membawa juga gajah dari Afrika. (Winters, Clyde Ahmad: Islam in Early North
and South America, Al-Ittihad, July 1977, p.60)
Ada
sesuatu hal yang sangat mengejutkan ketika Colombus melihat sebuah masjid dalam
pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba. Ini menunjukkan bahwa Colombus pun
mengakui bahwa sudah ada sejumlah masyarakat di Amerika yang memeluk agama
Islam, sebelum kedatangannya. (21 Oktober 1492)
Colombus mengira bahwa pulau tersebut masih perawan, belum
berpenghuni sama sekali. Mereka berorientasi menjadikan pulau tersebut sebagai
perluasan wilayah Spanyol. Tetapi setelah menerobos masuk, Columbus ternyata
kaget menemukan bangunan yang persis pernah ia lihat sebelumnya ketika mendarat
di Afrika. Bangunan megah itu adalah Masjid yang dipakai oleh Orang-orang Islam
untuk beribadah.
Fakta ataukah hanya
sebatas issu saja? Tapi yang pasti hanya sejarah asli yang tau. Memang banyak
yang merekayasa sejarah dengan cara membesar-besarkan sebuah ceritanya, akan
tetapi sejarah yang asli dan benar-benar terjadi tidak akan pernah hilang
meskipun tidak tertulis dalam sebuah buku. Tepatnya hanya ahli sejarah dan
saksi sejarah yang mengetahui kejadian pada masa itu.
Memang
ketika akan membuka tabir kebenaran sangat sulit dibuka kebenaran yang
sesungguhnya. Seperti sejarah-sejarah yang dulu yang sudah di rekayasa oleh
manusia-manusia yang tidak bertanguung jawab. Padahal jika sejarah yang benar-benar
asli dibukukan, sejarah itu akan tetap hidup dan seluaruh manusia mengetahuinya
serta bisa dijadikan sebuah pembelajaran yang berharga.
Book can changes our life,
yes of course buku memang gudangnya ilmu. Banyak fakta yang berbicara bahwa
buku bisa merubah diri kita (pembaca), terutama merubah dunia, karena buku bisa
mencerdaskan bangsa, Negara bahkan seisi dunia. Buku merupakan kebenaran yang
sangat hakiki, tidak ada kebenaran yang paling benar selain buku. So, perbanyaklah membaca buku, terutama
buku-buku sejarah, karena orang yang mencetak sejarah adalah orang yang
menyukai sejarah itu sendiri.
Refferences: