critical review 2



KETIKA TABIR KEBENARAN BERSUA!
(Author: Endang Siti Nurkholidah)

“Buku adalah gudang Ilmu, membaca adalah kunci ilmu”.
 “Ziarahlah ke perpustakaan sehari sekali, supaya engkau tahu karunia akal yang Allah berikan kepadamu”.
- Dr. Mustafa Ashi Bai’-
Mengapa saya sematkan quotes di atas tentang buku? Karena semua berasa dari kebenaran, kebanaran dari sebuah buku yang bisa merubah dunia. Including buku-buku sejarah yang semakin hari semakin hilang.
Buku merupakan kebenaran yang hakiki. Buku adalah pijar peradaban umat manusia di dunia ini. Berbagai perubahan sosial besar di dunia ini banyak bermula dari hadirnya sebuah buku. Dalam setiap buku seringkali terdapat sejumlah pikiran cerdas yang kemudian bisa mempengaruhi cara berpikir dalam masnusia. ”Coba lihat, bagaimana pikiran cerdas Sokrates, yang diteruskan oleh Plato dan Aristoteles yang mampu mengubah tatanan masyarakat di Yunani Kuno dari pandangan awal yang mistis menuju ke logis,”. Ini terbukti bahwa dari sebuah buku bisa mengubah dunia. Kata “dunia” disini diibaratkan sebagai seluruh manusia yang ada di dunia. Statement ini juga yang dituturkan oleh Howard Zinn dalam bukunya yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books”. Bahkan peradaban modern pun berubah oleh prinsip-prinsip berpikir yang pernah digulirkan oleh tulisan para filsuf. Sebut saja Descartes dengan prinsip Cogito Ergo Sume (saya berpikir maka saya ada).  

Sebuah prinsip sederhana tapi cukup luar biasa mengubah peradaban saat ini menjadi lebih rasional dan berani bersikap kritis terhadap segala sesuatu. Belum lagi buku-buku yang dikarang oleh pemikir-pemikir besar di dunia ini sepertu David Hume dengan empirisismenya, Husserl dengan fenomenologinya, eksistensialisme ala Sartre, bahkan yang paling fenomenal Karl Marx dengan materialisme historisnya.
Magnis Suseno pernah menyebut bahwa Das Capital Karl Marx adalah sebuah buku yang mengubah dunia. Hampir satu-dua miliyaran masyarakat dunia membaca buku ini dan buku ini juga menginspirasi berbagai perubahan tatanan sosial di beberapa negara. Contohnya seperti sebuah buku berjudul “Uncle Tom’s Cabin” yang ditulis Harrier B Stowe. Buku ini mampu menginspirasi warga Amerika Serikat menjadi lebih sadar terhadap perbedaan, terutama pandangan mereka terhadap orang-orang Negro yang selama berabad-abad lamanya hanya menjadi warga kelas ketiga atau menjadi budak yang selalu dihinakan di Negara Amerika. ”Uncle Tom’s Cabin” dianggap sebagai buku yang mengubah Amerika Serikat untuk menghargai perbedaan ras secara lebih manusiawi.
Selain itu, give a big hand for Andrew Taylor, jurnalis Inggris yang pada tahun 2008 menerbitkan buku berjudul “Books That Changed the World”. Dalam bukunya ini Taylor memilih 49 buku dari berbagai genre mulai dari puisi, politik, fiksi, filsafat, teologi, antropologi, ekonomi, hingga fisika. Semua itu diyakininya dapat mewakili bagaimana buku-buku itu mempengaruhi dunia baik dari nilai-nilai moral, kemanusiaan, alam semesta, teknologi, perekonomian dunia, hingga bagaimana seharusnya sebuah pemerintahan berjalan .
Dalam bukunya ini Andrew Taylor mengupas ke 49 buku yang dipilihnya secara kronologis berdasarkan tahun terbit mulai dari Iliad yang diyakini sebagai karya puisi epik tertua di dunia Barat yang ditulis oleh Homer pada abad ke 8 SM hingga seri pertama novel Harry Potter : Harry Potter and the Philospoher ‘s Stone pada tahun 1997 yang memecahkan rekor dunia sebagai buku terlaris hingga buku ini telah terjual sebanyak 400 juta eks dalam 67 bahasa dan menjadi awal dari sensasi terbesar penerbitan di era modern.
Dalam buku Andrew Taylor menempatkan tiap buku dan pengarangnya dalam konteks sejarahnya, meringkaskan isi buku yang dibahas, serta menjelaskan pengaruh dan warisan dari buku-buku tersebut pada dunia baik dimasa buku itu terbit hingga kini. Sebagai contoh antara lain bagaimana dengan tersedianya Alkitab dalam bentuk cetakan akan menandai revolusi politik dan sosial di Eropa ketika masyarakat awam mulai mempertanyakan kewenangan lembaga keagamaan dalam sistem pemerintahan negara. Risalah-risalah politik abad ke 18 yang terdapat dalam Common Sense (1776) karya Thomas Paine memberikan kesadaran baru akan kemerdekaan sebuah negara, atau bagaimana kutipan pidato Mao Zedong yang dibukukan dalam Buku Merah (1964) yang telah turut memberikan andil dalam revolusi kebudayaan dan penindasan rakyat di negerinya. Hal ini semua bisa merubah mindset rakyat yang ada di negeri tersebut.
Sebuah sejarah dan beberapa kejadian yang terjadi di waktu lampau bahkan dapat kita temukan di dalam buku. Berbagai ide, pemikiran dan pencerahan bahkan dituliskan di beberapa helai kertas dan disusun menjadi sebuah buku.  Namun sangat disayangkan beberapa buku-buku yang berisikan hal penting banyak yang sudah hilang, rusak baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pemalsuan terhadap sejarah, karena buku sejarah yang asli rusak bahkan hilang, sehingga manusia di muka bumi ini seenaknya saja merekayasa sejarah tidak sesuai dengan kebenaran yang ada.

“History is always written by the winners. When two cultures clash, the loser is obliterated, and the winner writes the history books-books which glorify their own cause and disparage the conquered foe. As Napoleon once said, 'What is history, but a fable agreed upon?”

Give a big hand buat quotes punyanya Dan Brown. Memang benar sekali sejarah akan ditulis oleh sang pemenang. Jika kita ingin mencetak sejarah raih kemenangan itu terlebih dahulu maka kita akan dikenal dunia dan tidak akan gelar Sang pencetak sejarah tidak akan terhapuskan.
Well, ketika berbicara tentang buku bisa merubah dunia, kita bisa mengaitkatnya dengan sejarah. Sejarah acap kali tidak tertuliskn dalam buku. Sehingga menimbulkan pertanyaan yang amat besar, “Apakah ada kebenaran dalam sejarah itu? Apakah yang diuraikan dalam buku-buku sejarah benar-benar peristiwa yang terjadi?” Memang membuka tabir misteri kebenaran yang sesungguhnya sangatlah sulit untuk dipecahkan misterinya. Apalagi jika berbicara tentang kebenaran sejarah yang selalu disembunyikan keberadaannya. Acap kali sebuah kebenaran sejarah di dunia ini selalu saja disembunyikan keberadaannya. Pemicunya mungkin ada alasan tertentu untuk menyembunyikan kebenaran sejarah itu. Disini kita akan mengungkap kebenaran sejarah yang akan bersua dalam fakta-fakta yang nyata.
“History is important. If you don't know history it is as if you were born yesterday. And if you were born yesterday, anybody up there in a position of power can tell you anything, and you have no way of checking up on it.”Howard Zinn
“TO BE HOPEFUL in bad times is not just foolishly romantic. It is based on the fact that human history is a history not only of cruelty, but also of compassion, sacrifice, courage, kindness.
What we choose to emphasize in this complex history will determine our lives. If we see only the worst, it destroys our capacity to do something. If we remember those times and places—and there are so many—where people have behaved magnificently, this gives us the energy to act, and at least the possibility of sending this spinning top of a world in a different direction.
And if we do act, in however small a way, we don’t have to wait for some grand utopian future. The future is an infinite succession of presents, and to live now as we think human beings should live, in defiance of all that is bad around us, is itself a marvelous victory.”
--Howard Zinn--
Mengutip dari apa yang dituturkan Howard Zinn di atas, dapat disimpulkan bahwa kita hidup di dunia ini, tanpa kita sadari sedang mengukir sejarah dalam hidup kita. Sejarah tidak akan datang ke dalam kehidupan kita dengan sendirinya, akan tetapi kita yang akan membuat hidup kita mempunyai sejarah. Seseorang yang akan mencetak sejarah, ialah orang yang mampu menata masa sekarang dan menata masa depannya dengan baik dan tersusun.   
“Status dari pengetahuan sejarah tidak didasarkan atas kebenaran dan akurasi dalam hubungan masa lalu itu sendiri melainkan pada historisasi dari masa lalu yang dibangun atas dasar jejak-jejak (traces) yang ditinggalkannya. Hasil rekonstruksi itu dianggap mewakili (representasi) masa lalu yang disebut ‘sejarah’ dan ini merupakan medium dari masa lalu dalam bentuk teks (historiografi).”(Jenkins, 1995: 18)
Kita seringkali mengabaikan arti dari ‘kebenaran’ dalam sebuah sejarah atau cenderung menganggap ‘kebenaran sejarah’ itu adalah apa yang diuraikan dalam uraian sejarah yang kita baca. Ketika anggapan kita sebagai pembaca seperti itu, maka keadaan tersebut akan menimbulkan suatu pandangan subjektif terhadap suatu peristiwa dan lebih parah lagi akan menimbulkan fanatisme terhadap suatu ‘kebenaran’ dari satu atau sekelompok sejarawan. Hal seperti ini menyebabkan pandangan keliru khalayak terhadap peristiwa tanpa melihat sudut pandang lain sebagai perbandingan. Selain itu, paradigma seperti ini memberikan ruang untuk ‘memalsukan’ sejarah dengan mempergunakan sejarah sebagai alat propaganda dalam penyebaran ideologi maupun dalam usaha menjatuhkan lawan politik.
Sejarah tak pernah bersua. Kebenaran sejarah akan tampak nyata jika kebenaran itu digali bahkan harus dikorek-korek sampai dasar, agar semua kebenaran itu terungkap dengan jelas. Sejarah acap kali dipalsukan kebenarannya, sehingga ketika berbicara tentang kebenaran dalam sejarah lumayan complicated. Banyak orang yang berpendapat mengenai sejarah yang berbeda perspektif. Sehingga cerita asli dari sejarah itu tenggelam oleh sejarah-sejarah yang sudah direkayasa.  Seperti halnya sejarah tentang Colombus seorang penemu benua Amerika. Seorang penulis yang bisa mengubah mindset seseorang menanggapi fakta-fakta yang terselubung dibalik sejarah Colombus itu. Howard Zinn namanya! Beliau adalah ahli sejarawan yang sangat terkenal. Beliau sangat menyukai sampai akhirnya beliau punya pandangan sendiri tentang dibalik history itu. Pandangan yang sangat berbalik 180 derajat dari aslinya.
Colombus??? Mungkin hampir semua orang tahu akan Colombus! Ya “si penemu” benua Amerika itu.
Of course, Bangsa Amerika mempercayai bahwasannya Colombus “tuan” yang di agung-agungkan sebagai penemu benua Amerika dan bangsa Amerika menganggap Colombus sebagi “pahlawan” mereka. Selain itu, mereka menyebutkan bahwa Colombus adalah pembaca kitab yang sangat sholeh. Setiap tahun selalu ada satu hari khusus yang disebut “Columbus Day” sebagai peringatan atas jasanya sebagai penemu Benua Amerika. Benarkah?
 Memang ketika kita ingin mengetahui sejarah Colombus “manusia” yang konon katanya menemukan benua Amerika, pasti akan ada beberapa versi. Seperti versi yang dituturkan oleh Howard Zinn dalam article yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books”. Howard Zinn memaparkan bahwasannya Colombus bukanlah penemu benua Amerika, akan tetapi Colombus ialah orang yang sangat jahat, pembunuh, penyiksa, penculik, mutilator, munafik, orang yang tamak mencari emas, bahkan bersedia membunuh dan mencincang orang-oang yang tidak disukainya. Sungguh mengejutkan sekali. Seperti beberapa fakta di bawah ini:
1)      Tahukah anda apa alasan sebenarnya Columbus pergi berlayar
Pada waktu itu, Columbus memperkosa putri salah satu bangsawan Spanyol yang masih berusia 13 tahun. Pengadilan tidak bisa memutuskan bahwa dia harus di hukum mati. Terjadi pada tahun 1491 dan seorang Pastor bernama Pastor Perez menengahi atas nama Columbus dan memohon dengan Ratu Isabella untuk mendanai Columbus yang akan pergi berlayar, jika ia berhasil akan mampu untuk mengkonversi penduduk asli Kristen, sehingga akhirnya Ratu Isabella mengirimnya dalam misi mencari benua baru (saat itu tujuan utama adalah mencari India) dan dengan harapan, Columbus tidak akan bisa pulang kembali. Tapi pada akhirnya Colombus bisa kembali lagi.
2)      Colombus Penyebar Sifilis di Europa

Pandemi sifilis melanda Eropa tidak lama setelah Columbus ‘kembali, dan itu mengubah jalannya sejarah. Awalnya sangat mematikan, penyakit yang menyeramkan dan banyak kematian pada saat itu. (Baca : Christopher Columbus’ Real Discovery: Syphilis)
So, apakah masih pantas jika Columbus ini disebut-sebut sebagai tokoh besar penemu Amerika? Selain itu diperingati pula seluas dunia dengan “Columbus Day?” Setelah mengetahui fakta kebohongan yang sangat mencengangkan atas kekejaman luar biasa yang telah dirinya lakukan. Dia adalah seorang pembunuh , pemerkosa , dan seseorang yang secara aktif berpartisipasi dalam genosida yang akhirnya menyebabkan kematian dari 20 juta masyarakat adat di Indian di Haiti. (Baca : Columbus Day – A Celebration of Genocide).
Now, kita akan membuka tabir sejarah selanjutnya secara satu persatu yang akan bersua tentang kebenaran yang ada dalam sejarah itu.
This is it, ini yang pertama. Colombus dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tidak sengaja menemui benua Amerika yang membuatnya lebih berpengaruh dalam sejarah dunia. Di luar dugaannya sendiri! Penemuannya sekaligus merupakan mahkota eksplorasi dan kolonisasi Dunia Baru dan merupakan tonggak penting dalam sejarah. Colombus bagaikan membuka pintu bagi bangsa Eropa dua benua untuk pemukiman baru, menyebar penduduk dan menyediakan sumber kekayaan mineral dan isi bumi yang pada gilirannya mengubah wajah Eropa. Berbarengan dengan itu, penemuannya juga mengakibatkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian. Dalam jangka panjang, penemuan itu melahirkan satu bangsa baru di benua belahan Barat, yang dengan amat cepatnya membedakan diri dengan bangsa Indian selaku penduduk asli. Alhasil, Colombus membawa perubahan besar bagi bangsa-bangsa di Dunia lama.
Akhirnya Colombus yakin bukan mustahil menemukan jalan lebih praktis ke daerah Asia di timur dengan cara berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik dan dia dengan tekun merintis tekadnya. Tentu saja niat besar ini tidak akan terlaksana tanpa biaya cukup, karena itulah Colombus membujuk Ratu Isabella I menyediakan anggaran untuk ekspedisi percobaannya tersebut.
Kapalnya melepas jauh dari pelabuhan Spanyol tepatnya tanggal 3 Agustus 1492. Melabuh pertama di Kepulauan Canary di lepas pantai Afrika. Membongkar sauh di Kepulauan Canary tanggal 6 September dan berlayar laju arah ke barat, sehingga tidak aneh jika para awak kapal merasa taku dan ingin kembali saja. Colombus meneruskan pelayaran terkembang pantang digulung. Dan tanggal 2 Oktober 1492 bagaikan seutas sutera hijau daratan tampak di haluan.
Colombus kembali ke Spanyol bulan Maret berikutnya dari penjelajahan yang dahsyat itu, kemudian disambut oleh orang-orang dengan penuh penghormatan. Sesudah itu dia melakukan serentetan pelayaran melintas Atlantik dengan harapan menjejakkan kaki di Cina dan Jepang. Tetapi sia-sia! Colombus tetap bersiteguh pada pikirannya bahwa dia sudah menemukan jalur perjalanan ke Asia Timur jauh sebelum orang lain sadar.
Alhasil, Ratu Isabella menjanjikan Colombus jadi gubernur di pulau mana pun yang ditemuinya. Tetapi, selaku administrator dia betul-betul tidak mampu sehingga dipecat dari jabatannya dan dikirim pulang ke Spanyol dengan tangan terbelenggu. Tetapi, sesampainya di Spanyol dia dibebaskan hanya saja tak pernah diberi jabatan lagi. Kabar angin mengatakan Colombus mati dalam kemiskinan tanpa ada dana apa pun. Tatkala kematiannya itu pada tahun 1506.
Yang kedua, penemuan benua Amerika yang berbanding terbalik dengan cerita di atas. Menurut cerita “Agama Islam”, bahwasannya Christopher Columbus bukan orang  pertama yang menemukan daratan luas yang kemudian disebut Amerika. Mengapa seperti itu? Karena 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di Amerika, Laksamana Muslim dari China bernama Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika. Bahkan berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat telah membuat sebuah kampung kecil di Amerika dan berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal di sana. Penemu Amerika bukanlah Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam. Mereka menikah dengan penduduk lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi bagian dari local-genius Amerika.
Ada sejumlah literatur yang berangkat dari fakta-fakta empirik bahwa umat Islam sudah hidup di Amerika beberapa abad sebelum Colombus datang. Salah satunya yang paling popular adalah essay miliknya Dr. Youssef Mroueh, dari Preparatory Commitee for International Festivals to celebrate the millennium of the Muslims arrival to the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian Muslims in America”.
Dalam essaynya Dr Mroueh menuliskan, “Sejumlah fakta menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929 – 961M), kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap dan berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang tidak dikenal dan aneh. Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombang pertama di Amerika.
Ini adalah bukti historis adanya imigran Muslimin gelombang kedua sebelum tahun 1543 (dekrit kedua). Ada banyak fakta yang membuktikan adanya kehadiran Muslimin gelombang pertama ke Amerika jauh sebelum zaman Columbus. Bukti-bukti itu antara lain:
ü  Bukti pertama, Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi merupakan seorang pakar sejarah dan geografi yang hidup dari tahun 871-957 M. Dalam karyanya yang berjudul “Muruj adh-dhahab wa maad aljawhar” (Hamparan Emas dan Tambang Permata), Abu Hassan menulis bahwa pada waktu pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912), penjelajah Muslim Khasykhasy Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari Cordova-Spanyol, telah berlayar dari Delba (Palos) pada 889, menyeberang Samudra yang gelap dan berkabut dan mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul) dan kembali dengan harta yang mentakjubkan. Pada peta Al-Masudi terbentang luas negeri yang disebutnya dengan al-ardh majhul. [Al-Masudi: Muruj Adh-Dhahab, Vol. 1, P. 1385]
ü  Loe Weiner, pakar sejarah dari Harvard University, dalam bukunya “Africa and the Discovery of America” (1920) menulis bahwa Columbus telah mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar seluas Karibia, Amerika Tengah dan Utara, termasuk Canada. Mereka berdagang dan telah melakukan asimilasi perkawinan dengan orang-orang Indian dari suku Iroquois dan Algonquin.
ü  Geografer dan pembuat peta bernama Al-Syarif Al-Idrisi (1099- 1166) menulis dalam bukunya yang terkenal Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaaq (Ekskursi dari yang Rindu Mengarungi Ufuq) bahwa sekelompok pelaut dari Afrika Utara berlayar mengarungi Samudra yang gelap dan berkabut dari Lisbon (Portugal) dengan maksud mendapatkan apa yang ada di balik samudra itu, betapa luasnya dan di mana batasnya. Mereka menemukan pulau yang penghuninya bercocok tanam dan telah mempergunakan bahasa Arab.
ü  Columbus dan para penjelajah Spanyol serta Portugis mampu melayari menyeberang Samudra Atlantik dalam jarak sekitar 2400 km, karena bantuan informasi geografis dan navigasi dari peta yang dibuat oleh pedagang-pedagang Muslimin, termasuk informasi dari buku tulisan Abul Hassan Al-Masudi yang berjudul Akhbar az-Zaman. Tidak banyak diketahui orang, bahwa Columbus dibantu oleh dua orang nakhoda Muslim pada waktu ekspedisi pertamanya menyeberang transatlantik. Kedua kapten Muslim itu adalah dua bersaudara Martin Alonso Pinzon yang menakodai kapal Pinta, dan Vicente Yanez Pinzon yang menakodai kapal Nina. Keduanya adalah hartawan yang mahir dalam seluk-beluk perkapalan, membantu Columbus dalam organisasi ekspedisi itu, dan mempersiapkan perlengkapan kapal bendera Santa Maria. Bersaudara Pinzon ini masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan Abuzayan Muhammad III (1362-66), Sultan Maroko dari dinasti Marinid (1196-1465). (Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950).
ü  Para antropologis telah menemukan beberapa prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Dari prasasti itu diperoleh keterangan bahwa imigran itu membawa juga gajah dari Afrika. (Winters, Clyde Ahmad: Islam in Early North and South America, Al-Ittihad, July 1977, p.60)
Ada sesuatu hal yang sangat mengejutkan ketika Colombus melihat sebuah masjid dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba. Ini menunjukkan bahwa Colombus pun mengakui bahwa sudah ada sejumlah masyarakat di Amerika yang memeluk agama Islam, sebelum kedatangannya. (21 Oktober 1492)
Colombus mengira bahwa pulau tersebut masih perawan, belum berpenghuni sama sekali. Mereka berorientasi menjadikan pulau tersebut sebagai perluasan wilayah Spanyol. Tetapi setelah menerobos masuk, Columbus ternyata kaget menemukan bangunan yang persis pernah ia lihat sebelumnya ketika mendarat di Afrika. Bangunan megah itu adalah Masjid yang dipakai oleh Orang-orang Islam untuk beribadah.
Fakta ataukah hanya sebatas issu saja? Tapi yang pasti hanya sejarah asli yang tau. Memang banyak yang merekayasa sejarah dengan cara membesar-besarkan sebuah ceritanya, akan tetapi sejarah yang asli dan benar-benar terjadi tidak akan pernah hilang meskipun tidak tertulis dalam sebuah buku. Tepatnya hanya ahli sejarah dan saksi sejarah yang mengetahui kejadian pada masa itu.
Memang ketika akan membuka tabir kebenaran sangat sulit dibuka kebenaran yang sesungguhnya. Seperti sejarah-sejarah yang dulu yang sudah di rekayasa oleh manusia-manusia yang tidak bertanguung jawab. Padahal jika sejarah yang benar-benar asli dibukukan, sejarah itu akan tetap hidup dan seluaruh manusia mengetahuinya serta bisa dijadikan sebuah pembelajaran yang berharga.
Book can changes our life, yes of course buku memang gudangnya ilmu. Banyak fakta yang berbicara bahwa buku bisa merubah diri kita (pembaca), terutama merubah dunia, karena buku bisa mencerdaskan bangsa, Negara bahkan seisi dunia. Buku merupakan kebenaran yang sangat hakiki, tidak ada kebenaran yang paling benar selain buku.  So, perbanyaklah membaca buku, terutama buku-buku sejarah, karena orang yang mencetak sejarah adalah orang yang menyukai sejarah itu sendiri.
Refferences:
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment