Muhasabah Antara
Dunia dan Kertas
Author: Astri Rahayu
Kehidupan manusia
diawali dengan di keluarkannya kertas akte kelahiran..
Kertas tanda imunisasi..
Kertas ijazah kelulusan..
Kertas alumni dan bermacam-macam kertas..
Kertas surat nikah..
Kertas paspor..
Kertas sertifikat rumah..
Kertas surat kelakuan baik..
Kertas surat berobat..
Kertas undangan berbagai macam acara…
Kertas tanda imunisasi..
Kertas ijazah kelulusan..
Kertas alumni dan bermacam-macam kertas..
Kertas surat nikah..
Kertas paspor..
Kertas sertifikat rumah..
Kertas surat kelakuan baik..
Kertas surat berobat..
Kertas undangan berbagai macam acara…
Kita harus berfikir
mungkin kertas surat kematian adalah kertas terakhir yang kita tulis di dunia
ini, namun apakah pernah di dalam benak kita terfikirkan, “bagaimana
orang-orang akan mengenang kita saat di dunia? Mengenang sosok diri kita,
mengenang apa yang pernah kita lakukan untuk kemaslahatan umat manusia. Mungkin
juga mengenang semua hal-hal yang baik yang pernah kita perbuat, seperti
menemukan ilmu pengetahuan yang belum pernah ada, fakta yang baru tentang suatu
hal bahkan pemikiran-pemikiran yang brilian. Salah satu hal yang bisa kita
lakukan adalah mengukir sejarah yang akan di kenang oleh orang lain, ketika
kita suatu saat nanti sudah ada di alam baka. Melalui coretan-coretan tinta
itulah kita bisa memusabahkan dunia dengan kertas yang bisa menjadikan itu
artefak sejarah kita.
BUKU = SEJARAH? Memang benar buku adalah
artefak sejarah bagi penulis. Ketika seorang reader masih membaca satu buku,
maka buku itu ukan hanya kuburan bagi penulis tetapi sejarah yang penuls tuang
dalam bentukan coretan tinta di kertas. Mengapa kita harus seleksi membaca
sebuah buku? Karena sejarah yang diukir oleh sang penulis tidak semua
terdapat kebenaran tetapi kebohongan dan doktrin juga kadang bermunculan yang
pastinya berpengaruh untuk para pembaca.
Bukan
hanya mendoktrin dan mempengaruhi tetapi juga memberikan suatu paradigma
baru yang salah dan akan menyebabkan sejarah yang akan datang akan selalu
dipenuhi kebohongan-kebohongan public. Oleh karena itu kewaspadaan dalam
membaca harus juga diselaraskan dengan kewaspadaan ketika kita mulai menulis
juga. Apakah data yang akan kita tuangkan sesuai dengan fakta atau tidak?
Jangan sampai semuanya menjadi kebohongan.
Pertimbangkan
apakah buku itu bermanfaat atau tidak bagi Anda. Cermatilah apakah makna buku
tersebut bagi Anda. Lakukan hal yang sama pula saat Anda akan membaca koran
atau majalah. Ketiga, jika Anda membaca buku ilmiah, Anda harus membacanya
dengan pikiran yang objektif. Akan tetapi, jika Anda membaca buku yang
mengemukakan suatu pendapat atau propaganda, Anda harus membaca buku itu dengan
kritis.
Dalam konteks ini,
Anda harus menempatkan diri Anda laksana seorang hakim. Dengan demikian, Anda
harus menjadi orang yang tidak gampang percaya begitu saja. Keempat, buatlah
tanda-tanda khusus pada bagian-bagian penting dalam setiap bahan bacaan yang
Anda baca. Tanda-tanda khusus itu bisa berupa tanda silang yang mencolok pada
tepi kiri bagian yang Anda baca, bisa juga berupa garis bawah pada
bagian-bagian penting bahan yang Anda baca.
“History isn't what happened, but a story of what
happened. And there are always different versions, different stories, about the
same events. One version might revolve mainly around a specific set of facts
while another version might them or not include them at all” (Howard Zhin:
1980).
Menurut saya ungkapan itu yang sebagian menyatakan “sejarah bukanlah apa yang terjadi, tapi cerita
tentang apa yang terjadi”, namun saya kurang setuju
dengan pernyataan Howard “there are always different versions, different
stories, about the same events”, bahwa tidak semua sejarah yang dibuat
selalu ada versi yang berbeda. Ketika cerita tentang sosok nabi Muhammad SAW
dengan para sahabat pada jaman itu, benar adanya sesuai dengan isi dalam
kandungan Al-quran.
Contoh yang lainnya yaitu tentang Haman dan Bangunan Mesir Kuno. Batu
Rosetta merupakan penemuan arkeolog yang secara tidak terduga muncul begitu
saja. Pada pertengahan Juli 1799, ada sebuah laporan yang menyatakan bahwa batu
itu tergeletak saja ditanah, ada pula laporan yang menyatakan bahwa batu
tersebut ada di dalam dinding yang sangat tua yang diperintahkan oleh kompi
pasukan Perancis untuk membersihkan jalan yang akan dipakai untuk memperlebar
benteng pertahanan yang pada saat itu dikenal sebagai Benteng St. Julien.
Batu ini ditemukan pada 15 Juli 1799 di sebuah kota bernama Rashid
(Rosetta) di Mesir oleh Pierre Bouchard dan telah disimpan di Museum
Britania(British Museum) sejak tahun 1802.
Ini berkaitan dengan Al Qur’an yang mengisahkan kehidupan Nabi Musa AS dengan sangat jelas.
Tatkala memaparkan perselisihan dengan Fir’aun dan urusannya dengan Bani
Israil, Al Qur’an menyingkap beberapa keterangan tentang Mesir kuno. Satu
contoh pengetahuan ini dapat ditemukan dalam paparan Al Qur’an tentang Haman:
seorang pelaku yang namanya disebut di dalam Al Qur’an bersama dengan Fir’aun.
Ia disebut di enam tempat (ayat) berbeda dalam Al Qur’an, di mana Al Qur’an
memberitahu kita bahwa ia adalah salah satu dari sekutu terdekat Fir’aun.
Sejarah merupakan salah satu alat untuk membentuk kita memahami pemahaman
dunia kita sendiri, dan setiap alat itu akan menjadi senjata jika kita
memegangnya dengan benar. Jika kita memegang itu dengan cara yang salah maka
akan menjadi boomerang kesalahpahaman akan sejarah. Sejarah bahkan bisa merubah
pola pikir kita akan seseorang yang sebenarnya dia melakukan manipulasi sejarah
seperti sejarah Christopher Columbus (penemu
benua Amerika).
Sebelum kita mengungkap kebenaran dari penemu benua Amerika. Apakah
anda mengetahui dengan jelas sosok Howard zinn? Sejarawan universitas
boston dan aktivis politik yang sejak awal telah menjadi oposisi terhadap
keterlibatan Amerika di Vietnam dan kritikus terkemuka terhadap Rektor
universitas boston, John Silber, meninggal karena serangan jantung di Santa
Monica, California, saat sedang dalam perjalanan, demikian keterangan
keluarganya. Ia meninggal pada usia 87 tahun. Dr. Zinn lahir di kota New York,
24 Agustus, 1922, anak dari keluarga imigran Yahudi, edward Zinn, seorang
pelayan, dan Jennie (Rabinowitz) Zinn, ibu rumah tangga. Ia murid sekolah negeri
New York dan bekerja di Brooklyn Navy Yard, sebelum bergabung di Angkatan Udara
selama perang Dunia II. Ia bekerja sebagai pembom di Angkatan Udara Divisi
ke-18, dan dia "dianugerahi" tanda jasa dan pangkatnya naik menjadi
letnan dua.
Setelah perang, Dr. Zinn bekerja serabutan hingga akhirnya mendaftarkan
diri ke Universitas New York dalam usia 27 tahun. Ia, yang menikahi Roslyn
Shechter pada tahu 1944, bekerja sebagai supir truk angkutan gudang untuk
membiayai kuliahnya. Ia menerima gelar sarjana mudanya dari uiversitas New
York, kemudian mendaftarkan diri pada program S1 dan doktoral bidang sejarah di
Universitas Colombia.
"Tulisan-tulisannya telah merubah kesadaran satu generasi, dan
membantu membuka jalan baru dalam memahami serta memberikan makna yang penting
bagi hidup kita," demikian menurut Noam Chomsky (Avram Noam
Chomsky lahir di Philadelphia,
Pennsylvania, Amerika Serikat, 7 Desember 1928; umur 85 tahun) adalah seorang
profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts. Salah satu reputasi
Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa gen.
aktivis sayap-kiri dan dosen di MIT.
Sedangkan menurut saya, Dr.Zhin sangat blak-blakan dalam menulis buku
yang berjudul A People’s of the United States. Banyak pemikiran-pemikirannya
dipengaruhi oleh aliran komunis. Mengapa saya beranggapan seperti itu karena Zinn menjadi sangat aktif dalam politik sayap
kiri dan pada tahun 1939 dia menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh
Partai Komunis Amerika.
Dr Zinn adalah instruktur di Upsala College dan dosen di
Brooklyn College sebelum bergabung di fakultas Spelman College di Atlanta, pada
tahun1956. Dia juga bekerja untuk lembaga penelitian sejarah perempuan kulit
hitam sebagai ketua departemen sejarah. Di antara muridnya adalah novelis Alice
Walker, yang menyebutnya sebagai "guru terbaik yang pernah ia
miliki," dan juga Marian Wright Edelman, yang kemudian menjadi ketua
lembaga bantuan pendanaan untuk anak-anak.
Bagi Dr. Zinn, aktivisme merupakan pembongkaran alamiah saja
bagi pembaruan sejarah yang dia ajarkan. Ia menulis buku yang sangat terkenal,
"Sejarah Rakyat Amerika" (1980), yang mengunggulkan rakyat sebagai
pahlawan ketimbang bapak-bapak pendiri bangsa yang sebagian besar adalah para
pemilik budak, yang sangat terikat erat pada kemapanan, sebagaimana sering
dengan segera dikatakan oleh Dr.Zinn atau pahlawannya adalah kaum tani yang
melakukan Pemberontakan Shay dan para aktivis serikat buruh pada tahun 1930-an.
Sebagaimna ia menuliskannya dalam oto-baografinya, "You
Can't Be Neutral on a Moving Train" (Kau Tak Bisa Netral terhadap Kereta
yang Bergerak) (1994), "Sejak awal, apa yang aku ajarkan dimaknai juga
oleh sejarah hidupku. Aku harus mencoba selalu jujur terhadap
pandangan-pandangan yang berbeda, tapi aku ingin lebih dari sekadar mengajarkan
“obyektivitas”, aku ingin mahasiswa-mahasiswaku meninggalkan kelas bukan saja
sekadar mendapatkan informasi yang lebih baik, tapi lebih siap menghancurkan
kebisuan, lebih siap untuk berbicara, lebih siap bertindak melawan ketidakadilan
di mana pun mereka temukan itu. Hal tersebut, tentunya, merupakan resep untuk
mengatasi berbagai masalah."
Saya kurang setuju dengan apa yang Howard Zhin karena
mahasiswa kadang hanya mempunyai perasaan emosional saja yang cenderung
menonjol. Memang kita harus mengajarkan kejujuran terhadap pandangan-pandangan
yang yang beebeda tetapi kita juga harus saling menghargai semua pandangan dan
kita tidak boleh asal men-judge seseorang itu salah jika di amempunyai
pandangan yang berbeda dengan kita. Adanya perbedaan itu bertujuan agr kita
bisa belajar saling melengkapi.
Aktivisme yang paling menjadi fokusnya Dr.Zhin adalah
menentang perang Vietnam. Dr. Zinn, tak terhitung bayaknya, berbicara pada
berbagai aktivitas protes, dan mendapatkan perhatian nasional ketika dia,
dengan beberapa aktivis anti-perang terkemuka, seperti pendeta Daniel Berrigan,
pergi ke Hanoi pada tahun 1968 untuk menerima pengembalian tentara-tentara
amerika yang ditahan Vietnam Utara.
Keterlibatan Dr.Zinn dalam gerakan anti-perang mendorong ia
menerbitkan dua bukunya: "Vietnam: The Logic of Withdrawal" (Vietnam,
Logika Menghentikan Perang) (1967) dan "Disobedience and Democracy"
(Ketidakpatuhan dan demokrasi) (1968). Sebelumnya, ia juga menerbitkan
"LaGuardia in Congress" (LaGuardia dalam Kongres) (1959), yang
mendapatkan penghargaan American Historical Association's Albert J. Beveridge
Prize; "SNCC: The New Abolitionists" (SNCC: Gerakan penghapusan
perbudakan Baru) (1964); "The Southern Mystique" (Mistik Selatan)
(1964); dan "New Deal Thought" (Pemikiran Gagasan Baru) (1966). dr.
Zinn juga penulis "The Politics of History" (Politik sejarah) (1970);
"Postwar America" (Amerika Pasca-perang) (1973); "Justice in
Everyday Life" (Keadilan dalam kehidupan sehari-hari) (1974); dan
"Declarations of Independence" (Deklarasi Kemerdekaan) (1990).
Tingkah dari Howard Zhin pada hari terakhirnya di Univesitas
Boston, ia berhenti mengajar 30 menit sebelum waktunya, dan bergegas bergabung
dengan pemogokan dan menyerukan apada 500 mahasiwa untuk menghadiri diskusi
yang diselenggarakan dalam pemogokan tersebut. 100 orang mahasiswa
menghadirinya. (Boston Globe, 27 Januari, 2010). Itu merupakan
menurut saya aksi nekat yang termasuk tindakan yang kurang baik, bagaimana dia
menyadarkan seseorang atau mahasiswa dengan cara memprovokasi seperti itu.
Sejarah harus sesuai dengan
kebenaran yang ada! Sepertinya
itu tidak berlaku dengan cerita Christopher Columbus sebagai penemu
pertama benua Amerika. Ada sejumlah literatur yang
berangkat dari fakta-fakta empirik bahwa umat Islam sudah hidup di Amerika
beberapa abad sebelum Colombus datang. Salah satunya yang paling popular adalah
essay Dr. Youssef Mroueh, dari Preparatory Commitee for International Festivals
to celebrate the millennium of the Muslims arrival to the Americas, tahun 1996,
yang berjudul “Precolumbian Muslims in America”. Dalam essaynya, Doktor Mroueh
menulis, “Sejumlah fakta menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika
Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada
pertengahan abad ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu
Abdurrahman III (929 – 961M), kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar
ke Barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap
dan berkabut”.
Setelah menghilang
beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang “tak
dikenal dan aneh”. Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu,
dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombang pertama di Amerika.” Granada,
benteng pertahanan terakhir ummat Islam di Eropa jatuh pada tahun 1492. Pada
pertengahan abad ke-16 terjadilah pemaksaan besar-besaran secara kejam terhadap
orang-orang Yahudi dan Muslimin untuk menganut agama Katholik, yang terkenal
dalam sejarah sebagai Spanish Inquisition.
Tidak kita sangkal
lagi bahwa penulis sejarah adalah kelompok pemenang. Sejarah-sejarah peradaban
Islam banyak ditulis di masa Dinasti Abbasiyah sebagai pemenang di periode
pertengahan sejarah peradaban Islam. Dan di era modern ini sejarah ditulis oleh
Barat sebagai pihak pemenang dan menguasai berbagai media informasi. Namun sejarawan di
masa Abbasiyah sangat jauh berbeda dengan sejarawan Barat di era modern ini. Di
masa Abbasiyah sisi objektivitas dan keotentikan sejarah lebih dikedepankan
daripada sejarawan Barat. Barat yang menguasai hegemoni abad modern nyaris
menutupi kelemahan mereka di abad pertengahan dan tingginya peradaban Islam di
masa tersebut.
Menelusuri the real history yaitu penjelajah muslim lebih
dulu injak Amerika daripada Colombus. Terdapat fakta yang mengejutkan bahwa Columbus
terkejut menemukan masjid di benua Amerika. Menurut catatan Wikipedia, Colombus
mengira pulau tersebut masih perawan, belum berpenghuni sama sekali. Mereka
berorintasi menjadikan pulau tersebut sebagai perluasan wilayah Spanyol. Tetapi
setelah menerobos masuk, Columbus ternyata kaget menemukan bangunan yang persis
pernah ia lihat sebelumnya ketika mendarat di Afrika.
Bangunan megah itu
adalah Masjid yang dipakai oleh orang-orang Islam untuk beribadah. Semula
Columbus disambut dengan ramah oleh suku Indian, tetapi setelah ketahuan niat
buruknya datang di pulau itu, Colombus banyak mendapat resistensi dari penduduk
setempat. Beberapa armada kapal milik rombongan Colombus ditenggelamkan oleh
suku Indian sebab mereka merasa terganggu dan terancam oleh kedatangan Colombus.
Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai ‘The New
World’ ketika pertama kali menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492.
Namun, bagi umat Islam di era keemasan, Amerika bukanlah sebuah ‘Dunia Baru’.
Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol itu menemukan benua itu, para
penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah membangun peradaban di Amerika. Klaim
sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu benua Amerika akhirnya
terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta bahwa para penjelajah Muslim
telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua itu lebih dari setengah
milenium sebelum Columbus. Secara historis umat Islam telah memberi kontribusi
dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan di benua Amerika.
Mengapa banyak sekali orang-orang yang sangat geram ketika
Dr.Zhin menulis buku tersebut? Itu dikarenakan sosok Dr.Zhin yang
dianggap sebagai sosok komunis yang mempengaruhi pembaca agar tidak percaya
dengan cerita Cristopher Colombus, dan mengajak pembaca untuk kritis dalam
mengungkap tabir kebohongan Cristopher Columbus yang asli orang Amerika,
sedangkan Dr.Zhin bukan asli orang Amerika berani-beraninya mengungkap tabir
kebohongan itu.
Dr.Zhin dalam artikel juga menjelaskan bahwa sosok Columbus
sebagai pembunuh, penyiksa, penculik, seorang pemutilasi orang pribumi, mnafik,
orang yang tamak-mencari emas, bersedia untuk membunuh orang dan mencincang
orang itu telah mengejutkan. Seperti diutarakan Helen Ellerbe, dalam “The Dark Side of Christian History” (hal.
86-88), menggambarkan
keberingasan Columbus. Selain menyiksa, ia juga sering memperkosa
perempuan-perempuan pribumi, lalu mencambuk mereka demi kesenangan belaka.
Indian dan Umat
Islam. Beberapa nama-nama suku Indian dan kepala sukunya juga berasal dari akar
kata bahasa Arab, seperti: Anasazi, Apache, Arawak, Cherokee (Shar-kee),
Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca,
Zulu, dan Zuni. Kepala suku Indian Cherokee yang terkenal, Sequoyah yang nama
aslinya Sikwoya, merupakan ketua suku yang sangat terkenal karena beliau
menciptakan sillabel huruf-huruf (Cherokee Syllabary) bagi orang Indian pada
tahun 1821. Namanya diabadikan sebagai nama pohon Redwood yang tertinggi di
California, sekarang dapat disaksikan di taman hutan lindung di utara San
Francisco.
Nah, kini apakah masih pantas jika si Columbus ini
disebut-sebut sebagai tokoh besar penemu Amerika? Dan diperingati pula seluas
dunia dengan “Columbus Day”? Setelah mengetahui fakta kebohongan yang sangat
mencengangkan atas kekejaman luar biasa yang telah dirinya lakukan. Dia
adalah seorang pembunuh , pemerkosa , dan seseorang yang secara aktif
berpartisipasi dalam genosida yang akhirnya menyebabkan kematian dari 20 juta
masyarakat adat di Indian di Haiti.
Jelas, teori yang menyatakan bahwa Columbus adalah orang
yang pertama menjelajahi Samudera Atlantik dan menginjakkan kaki di benua
Amerika adalah teori lama yang belum diuji. Tidak dipungkiri bahwa era Columbus
adalah waktu yang sangat penting dalam sejarah dunia yang mengubah cara hidup
di benua Amerika dan Eropa. Namun untuk dikatakan bahwa ia adalah orang yang
pertama menginjakkan kaki di benua Amerika adalah teori yang sangat lemah.
Eksistensi orang-orang Arab, Afrika Barat, dan Utsmani di daerah tersebut jauh
sebelum kedatangan Columbus dan orang-orang Kristen Eropa. Teori-teori yang
menyatakan bahwa Columbus adalah orang yang pertama datang ke tanah tersebut
bukanlah menjadi fakta final. Teori tersebut masih sangat perlu diuji dan
dibenturkan dengan teori Arab, Afrika Barat, dan Utsmani. Jadi, sebaiknya kita
harus berhati-hati dalam membuat sejarah dalam bentuk artefak dalam buku karena
satu buku bisa mempengaruhi paradigma orang seluruh dunia.
Referensi
Howard, Zinn. (1980). A People’s History of The United States. United States: Harper & Row;Referensi
Waterston, Alisse and Maria D. Vesper, 2009, Anthropology off the Shelf: Anthropologists on Writing, Chichester: Blackwell.
www.amazon.com
http://www.howardzinn.org/zinn/bio
http://www.nytimes.com/2010/01/28/us/28zinn.html?_r=0
http://www.spartacus.schoolnet.co.uk/USAzinn.htm
http://www.muslim-menjawab.com/2012/06/bukti-kebenaran-al-quran-3.html