class review 7

Class review 7
Selasa, 18 maret 2014
Literasi, ideology selalu berhubungan dengan history
            Ketika kita berbicara tentang sejarah maka didalamnya tidak terlepas dari literasi, ideology dan arti sejarah tersebut. Sebelum membahas lebih dalam tentang hubungan history, literasi dan ideology saya akan membahas terlebih dahulu tentang Howard Zinn yang terkenal dengan bukunya yang berjudul A People’s History of the United States yang dimana didalamnya bahwa Zinn menegaskan Christopher Columbus bukanlah seorang pahlawan melainkan seorang pembunuh, penjahat yang kejam, dia bukanlah orang yang patut dibanggakan apalagi menyebutnya sebagai pahlawan. Itu adalah dalam artikelnya yang berjudul Speaking Truth to Power with Book.

            Sejarah sangat berkaitan dengan literasi yang dimana orang yang berliterasi adalah orang yang mampu membaca dan menulis, dimana orang yang berliterat itu dapat mengubah segalanya dalam tulisan-tulisan yang dibuatnya. Bahkan bisa menimbulkan fakta-fakta yang tersembunyi dapat terungkap. Seorang penulis yang mempunyai voice dan literasi tinggi dapat mengubah segalanya seperti halnya Howard Zinn.
            Tidak hanya orang-orang yang sudah terkenal dengan buku-bukunya yang mereka tulis, kitapun bisa seperti mereka yang dimana kita harus memiliki literasi yang tinggi dan kita juga harus memperhatikan sebuah generic structure karena itu merupakan hal yang sangat crucial dalam pembuatan text, yang didalam generic structure yaitu:
1.      Introduction.
2.      Summary.
3.      Critique.
4.      Conclusion.
5.      Reference.
Ketika dalam penulisan tidak ada salah satu dari yang ada didalamnya maka seorang penulis di anggap salah dalam penulisannya.
            Dalam urutan kesalahan yang dibuat oleh seoran penulis adalah, weakness (lemah) dimana seorang penulis mempunyai kesalahan, adalah kesalahan ini masih tingkat awal dalam kesalahannya. Mistake adalah kesalahan seorang penulis atau kekeliruan. Ignorance adalah seorang penulis mengabaikan hal-hal yang sangat penting dalam penulisan atau dalam isi tulisannya. Insanely adalah dimana seorang penulis mempunyai kesalahan yang sangat fatal. Ketika seorang penulis melakukan salah satu dari kesalahan-kesalahan tersebut maka belum bisa dikatakan seorang penulis.
            Pada class review minggu ini seperti yang sudah saya sampaikan diatas, saya akan membahas tentang keterkaitan antara literasi, ideology dan sejarah. Sejarah dikaji oleh kaum literat yang dimana historian maupun linguist yang tujuannya sama-sama ingin memahami value, value ini maksudnya adalah ideology yang dimana value dihasilkan dari ideology. Maka dari itu ketika kita memahami atau mengkaji value dalam sebuah sejarah sama halnya kita menelaah sebuah ideology.
            Menurut Milan Kundera selain historian dan linguist memiliki cara yang berbeda, dimana kita harus bisa melihat kebenaran-kebenaran dalam sebuah sejarah seperti yang diungkapkan oleh Forestone (Hobbs, 1998) yang melihat literasi sebagai kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai bentuknya. Sedangkan menurut Milan Kundera dalam komentarnya (L’Art Duroman,1486) menyatakan bahwa “menulis berarti bagi penyair atau penulis untuk menghancurkan dinding yang dibaliknya terdapat sesuatu yang selalu tersembunyi disana”. Milan Kundera adalah seorang penulis yang mengembangkan literasi lewat sastranya. Milan Kundera lebih banyak dalam pemikirannya kedalam seni dan politik merupakan objek dari literasi experimentation dalam novelnya.
            Pentingnya literasi dalam sebuah sejarah diperkuat oleh pernyataan Hendric Hartog dalam sebuah “journal of American History Roundtable” yaitu seseorang praktis yang kita semua terikat sebagai historian adalah membaca, hal tersebut menunjukkan bahwa untuk mengahancurkan seubuah dinding penghalang selain literasi yang ada pada sejarah, ideology juga merupakan salah satu faktor yang ada didalam sejarah, karena dalam arti luas ideology merupakan system kepercayaan yang menjadi asas kepada tingkah laku seseorang. Pada lazimnya ia merujuk kepada set kepercayaan yang menggerakkan suatu pergerakan politik dan social.
            Menurut Ensiklopedia Britanica, ideology dimaksudkan sebagai salah satu system yang membentuk keperluan mental dan jasmani individu yang membentuk sebuah masyarakat serta meliputi permasalahan politik, social, ekonomi dan perkara yang bersangkut paut dengan sejarah dan sosiografi manusia. Pada kamus Dewan Edisi ketiga pula menafsirkan maksud ideology adalah “fahaman” (ajaran) yang dipakai atau dicita-citakan untuk dasar pemerintahan dan tujuan lainnya. Akan tetapi berbeda dengan pandangan menurut para tokoh dan sarjana. Seperti halnya menurut Destert de Tracy yang mana mengungkapkan ideology adalah pembelajaran terhadap idea-idea (pemikiran tertentu), sedangkan menurut Thomas H ideology adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
            Pada kesimpulan class review minggu ini  adalah bagaimana kita membuat artikel atau tulisan menggunakan generic structure yang benar dan didalamnya pun harus ada penguat didalam tiap generic tersebut, dan dalam sebuah sejarah ada hubungannya dengan literasi dan juga ideology. Hubungan history dan literasi adalah dimana kita harus melihat sebuah wacana yang kit abaca secara seksama sehingga kita dapat mengkritik sebuah artikel tersebut. Ideology dalam sejarah dimana sebuah sejarah pasti ada sangkut pautnya dengan ideology, yang dimana dalam segi politik, social, ekonomi dan lain sebagainya.


Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment