Menyelami
Pulau Papua
Dengan
Argumentatif Esai
Ruang
sidang, ruang yang hanya ingin kulirik saja sebelumnya, karena saya belum siap
menjadi penghuninya. Namun, jum’at 25 April 2014 pukul 06.00 tepatnya menjadi
hari perdanaku dan kawan-kawanku untuk berkenalan dengannya. Bukan untuk
bimbingan skripsi, bukan untuk sidang munaqosah, namun untuk melanjutkan
perjuangan kami kembali ke tracknya menyelesaikan sisa putaran-putaran yang
ditinggal istirahat sebelumnya.
Writing
4 ini benar-benar memiliki tantangan yang berbeda dan tidak terjangkau oleh
pemikiran kita sebelumnya, tetapi inilah dimana kita berada sekarang. Siap tidak
siap, harus siap! Bisa tidak bisa, harus bisa! Untuk menjadi orang yang
berpendidikan, kita harus siap dalam hal apapun. Satu hal yang tersirat dalam
pertemuan ini adalah “Jangan buang-buang
waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak baik, dan jangan sampai membuang
energi dengan percuma atau sia-sia.”
pada challenge kali
ini, kita tidak bekerja sendiri, melainkan bersama partner terbaik kita yang
sama-sama memiliki misi untuk memecahkan
benteng egois yang dihadapi. Suggest beliau untuk kami adalah
-
Attitude
Sikap
adalah hal yang nampak nyata dari seseorang, dan sikap bisa dianalisa oleh
orang lain. Kesadaran, perasaan, dan perilaku merupakan cerminannya. Oleh karena
itu, kita harus memperhatikan sikap kita masing-masing, baik dalam berbicara,
bertindak atau berperilaku terhadap orang lain.
-
Teamwork
Suatu
hal yang sangat penting yang harus kita lakukan pada sisa musim ini adalah
memiliki partner terbaik untuk berdiskusi, baik di dalam maupun di luar kelas
secara terus menerus, dan berulang-ulang. Membaca secara intensive dan harus
terus berkelanjutan dengan disertai do’a untuk meraih hikmahnya. Selain itu,
fokus, komitmen, ketekunan, kerjasama, merupakan hal-hal penting yang menjadi
keharusan kita, dan tidak boleh diabaikan. Terutama dalam hal membaca, karena
sekarang adalah: “Reading Time!”
“Do not Use Your Data As Pillow” oleh
S. Eben Kirksey, kini menjadi perbincangan seru dalam keheningan kita : Fitriatuddiniyah
(me), Enok Siti Jaenah, Endang Siti Nurkholidah, Iiz Lailatus Sa’idah, dan Ida
Fauziyah. Sebagai langkah awal kita pada
proyek ini adalah kita menjawab “Trivia Quiz” terlebeih dahulu. Hal itu adalah
sebagai berikut:
Papua
Barat (sebelumnya Irian Jaya Barat disingkat Ijabar) adalah sebuah provinsi
Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah
Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan
dalam UU No. 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2007 tanggal
18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan
Papua merupakan provinsi yang memperoleh otonomi khusus.
Wilayah provinsi ini mencakup
kawasan kepala burung Pulau Papua dan kepulauan-kepulauan dikelilingnya. Batas wilayah
bagian utara berbatasan dengan samudra pasifik, bagian selatan dengan laut
Banda, bagian barat dengan Provinsi Maluku Utara, Kepulauan Maluku,dan bagian
timur berbatasan dengan provinsi Papua.
(Wikipedia.org)
(Wikipedia.org)
IRIAN artinya Ikut Republik
Indonesia Anti Netherland. Pada buku PAPERA 1969 terbitan tahun 1972, hal
107-108 dijelaskan bahwa mengapa anti Netherland adalah karena pada waktu itu
Belanda menjajah Indonesia dan menguasai daerah minyak di wilayah Papua yaitu
di bagian burung dan menjadikan penduduk asli pribumi sebagai buruh kasar pada
perusahaan minyak mereka, maka orang Papua anti dengan Netherland.
Kata PAPUA memiliki banyak arti,
salah satunya dalam bahasa Tidore. Megapa demikian adalah karena Papua adalah
wilayah kekuasaan Kerajaan Tidore. Kata Papua terdiri dari dua kata yaitu, papa
dan ua. Papa artinya bapak, dan ua artinya tidak. Jadi, papua artinya tidak
memiliki bapak. Karena ketika itu Sultan Tidore melihat bahwa di tanah papua
ini tidak memiliki pemimpin atau dengan kata lain orang papua berdiri sama
tinggi dan duduk sama rendah. Oleh karena itu, Sultan Tidore memberi nama pulau
ini dengan nama Papua dan memberikan mereka seorang pemimpin. Papua menurut
bahasa Papua sendiri artinya hitam dan keriting yang merupakan ciri khas seorang
Papua.
(sejarah.kompasiana.com/2013/11/18/fakta-unik-antara-papua-dan-irian-610414.html)
Wilayah Papua bagian barat sejak
pertama kali bergabung dengan NKRI, Soekarno menamai wilayah itu dengan sebutan
Irian Barat (1969-1973). Kemudian nama Irian Barat diganti menjadi Irian Jaya
pada masa rezim Soeharto ketika meresmikan tambang tembaga dan freeport, nama
Irian Jaya dipakai sampai tahun 2002. Namun, pada akhir tahun 2003 nama itu
diganti menjadi Papua.
Pergantian nama ini membawa dampak
penting pada kehidupan tanah papua, nama Irian Jaya yang berarti takut RI, Anti
Netherland (IRIAN), bisa dibilang Irian Jaya adalah masa tersulit bagi warga
Papua, karena periode ini terjadi banyak pembantaian yang dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Soeharto. Selain itu, otonomi khusus
yangdiberikan oleh presiden Soekarno dicabut, sehingga menghambat langkah Papua
untuk bertindak tegas. Namun, ketika diganti menjadi Papua, penindasan rakyat
atas pemerintahan Indonesia berakhir.
Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah
bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Belanda yang tidak mau melepaskan
kekuasaannya atas Papua. Pada waktu itu Belanda, ingin menjadikan Papua sebagai
wilayah dikolonisasi, yaitu rencana bahwa Belanda akan memerdekakan Papua pada
waktu yang telah ditentukan.
Untuk
menggapai rencana licik itu, pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno
mengumumkan Trikora dalam rapat raksasa di alun-alun Yogyakarta yang isinya:
a. Gagalkan pembentukan “Negara Boneka” Papua bentukan kolonial Belanda.
b.
Kibarkan sang saka merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
c. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Soekarno melakukan Perundingan Linggarjati, KMB
(Konferensi Meja Bundar), Perjanjian Renville, dan KAA (Konferensi Asia Afrika)
untuk memerdekakan Papua agar masuk ke wilayah NKRI. Perjuangan Bung Karno ini
membuahkan hasil. Pada tanggal 15 Agustus 1962, Indonesia – Belanda
menandatangani NewYork Agreement yang difasilitasi oleh PBB. Untuk maksud itu,
dibentuklah Badan Pemerintahan Sementara PBB (UNTEA). Selain itupun, Soekarno
menjalankan Trikora sebagai langkah awal pelaksanaannya adalah pembebasan suatu
komando operasi, yang diberi nama “Komando Mandala Pembebasan Irian Barat”
sebagai panglima komando adalah Brigjen Soeharto yang kemudian pengkatnya
dinaikkan menjadi Mayor Jenderal.
Lamanya penjajahan Belanda
di Indonesia tidak sama dengan lamanya penjajahan Belanda di Papua Barat.
Indonesia dijajah oleh Belanda selama sekitar 350 tahun dan berakhir ketika
Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Papua
Barat, secara politik praktis dijajah oleh Belanda selama 64 tahun (1896-1962)
(Anneahira.com). Pada awal pemerintahan Belanda di Papua sejak tahun 1896, tak
seorangpun warga pribumi membentuk gerakan anti Belanda sehingga tak seorangpun
dibunuh sehingga terjadi kehidupan yang harmonis.
Hal ini sebagai bukti
(evidence) nyata bahwa rakyat Papua tidak merasa pernah dijajah oleh Belanda
seperti daerah Indonesia yang lain. Namun, pada saat pemerintahan Jepang,
banyak rakyat pribumi yang disiksa, dipotong tangannya, serta dibunuh.
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan
tahun1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan
yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia,
sebelumnya Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia, dan menolak pembangunan
ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya,
pemimpin Muammar Gaddafi dan pelatihan
dari grup gerilya “New People’s Army” beraliran maosis yang ditetapkan sebagai organisasi
teoris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
Organisasi ini dianggap
tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan ditingkat provinsi dapat
dituduh sebagai tindakan penghianatan terhadap negara. Sejak berdiri, OPM
berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera bintang kejora, dan
melancarkan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya
sering membawa-bawa bintang kejora dan simbol persatuan Papua lainnya, seperti
lagu kebangsaan “Hai Tanahku Papua” dan lambang nasional. Lambang Nasional
tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan
bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian NewYork.
Semua pemaparan di atas merupakan pembuka kita untuk
menyelami topik writing di sisa musim ini. Papua menjadi topik utama kita untuk
kembali melanjutkan perjalanan membuat karya tulis. Argumentatif esai menjadi
tantangan baru kita kali ini, yang kemudian akan dijelaskan sebagai berikut:
Argumentative
Essay
Esai
argumentatif adalah genre penulisan yang mengharuskan siswa untuk menyelidiki topik; mengumpulkan, menghasilkan,
dan mengevaluasi bukti; dan membangun posisi pada
topik secara ringkas. Harap dicatat: Beberapa kebingungan mungkin terjadi antara esai argumentatif
dan esai ekspositori.
Kedua genre serupa,
tetapi esai argumentatif
berbeda dari esai ekspositori dalam jumlah pra-menulis (penemuan)
dan penelitian yang terlibat. Esai argumentatif umumnya
ditugaskan sebagai batu penjuru atau tugas
akhir secara tertulis tahun
pertama atau kursus komposisi
maju dan melibatkan panjang, penelitian rinci. Esai ekspositori melibatkan
penelitian kurang dan lebih
pendek panjang. Esai ekspositori sering digunakan untuk latihan menulis di kelas atau tes, seperti
GED atau GRE.
Menurut
Fitzpatrick (2005), Menulis adalah hanya
masalah memberikan informasi kepada audiens Anda. Dalam menulis
esai arguemntative Anda harus
membujuk audiens Anda untuk mempertimbangkan sudut pandang Anda,
bahkan jika mereka mungkin tidak setuju
dengan Anda.
Hal ini membutuhkan beberapa perawatan dan keterampilan: Anda perlu menunjukkan rasa hormat karena menentang sudut pandang, Anda harus memilih kosa kata dengan hati-hati, dan, di atas semua, Anda harus menulis dengan jelas dan logis.
Hal ini membutuhkan beberapa perawatan dan keterampilan: Anda perlu menunjukkan rasa hormat karena menentang sudut pandang, Anda harus memilih kosa kata dengan hati-hati, dan, di atas semua, Anda harus menulis dengan jelas dan logis.
Tentukan topik!
Beberapa topik memerlukan definisi. Misalnya, jika topik Anda adalah "Haruskah sekolah memberikan pendidikan moral?" Anda harus menjelaskan apa pendidikan moral.
Bagaimana Anda mendefinisikan istilah?
Beberapa topik memerlukan definisi. Misalnya, jika topik Anda adalah "Haruskah sekolah memberikan pendidikan moral?" Anda harus menjelaskan apa pendidikan moral.
Bagaimana Anda mendefinisikan istilah?
Batasi topik!
Beberapa topik argumentatif memerlukan membatasi. Misalnya, jika topik Anda adalah "surat nilai" dan tesis Anda mengatakan "guru tidak harus menggunakan huruf nilai", pembaca mungkin bertanya-tanya apakah Anda berarti "semua guru di semua ingkatan dari TK sampai perguruan tinggi" atau "guru tertentu saja" tidak menggunakan bahu mereka.
Analisis topik!
Sebelum Anda memutuskan sudut pandang, Anda harus menganalisis masalah secara menyeluruh. Topik yang paling argumentatif memiliki dua sudut pandang - bagi dan melawan - dan dapat dinyatakan sebagai ya / tidak pertanyaan, seperti "Haruskah siswa SMA bekerja selama tahun sekolah?"
Sebelum Anda memutuskan sudut pandang, Anda harus menganalisis masalah secara menyeluruh. Topik yang paling argumentatif memiliki dua sudut pandang - bagi dan melawan - dan dapat dinyatakan sebagai ya / tidak pertanyaan, seperti "Haruskah siswa SMA bekerja selama tahun sekolah?"
Contoh
Opini
Opini: HSS harus bekerja selama tahun ajaran
Mereka bisa menabung untuk kuliah.
Mereka dapat membuat teman baru.
Mereka bisa belajar tanggung jawab.
Mereka mungkin menemukan karir untuk diri mereka sendiri.
Opini: HSS harus bekerja selama tahun ajaran
Mereka bisa menabung untuk kuliah.
Mereka dapat membuat teman baru.
Mereka bisa belajar tanggung jawab.
Mereka mungkin menemukan karir untuk diri mereka sendiri.
Opini:
HSS harus TIDAK
bekerja selama tahun ajaran
Mereka bisa mendapatkan nilai yang lebih baik jika mereka tidak bekerja
Mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler
Mereka bisa mendapatkan nilai yang lebih baik jika mereka tidak bekerja
Mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler
Sebelum membuat keputusan akhir tentang sudut pandang Anda sendiri pandang, itu adalah ide yang baik untuk mengevaluasi kekuatan dan alasan yang mendukung Anda telah terdaftar.
Alasan yang kuat adalah salah satu yang dipercaya, relevan, dan penting.
Untuk menguji setiap alasan pada daftar Anda, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini: apakah itrue? Apakah jelas terhubung ke topik saya? Apakah itu penting, atau tidak memiliki konsekuensi nyata?
Yang terpenting adalah pernyataan tesis dari sebuah esai argumentatif harus berisi pendapat. Pendapat biasanya dinyatakan dengan kata kerja modal "harus" atau evaluatif seperti "baik" dan "buruk".
contohnya:
Remaja harus memiliki pekerjaan paruh waktu.
Kerja paruh waktu yang baik untuk remaja.
Sebuah pernyataan tesis lengkap juga mengandung alasan, atau argumen yang mendukung: Pengusaha harus mempekerjakan remaja karena mereka bersemangat untuk bekerja, mereka fleksibel, dan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan banyak pekerjaan entry-level.
Sebuah
pernyataan tesis juga mengandung pandangan yang berlawanan:
Sementara beberapa orang mengatakan bahwa remaja tidak memiliki etika kerja yang baik, majikan harus mempekerjakan remaja karena mereka bersemangat untuk bekerja, mereka fleksibel, dan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan banyak pekerjaan entry-level.
Sementara beberapa orang mengatakan bahwa remaja tidak memiliki etika kerja yang baik, majikan harus mempekerjakan remaja karena mereka bersemangat untuk bekerja, mereka fleksibel, dan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan banyak pekerjaan entry-level.
Struktur esai argumentatif: format dasar
- Introduction
- Body
first point and supporting info
second point and supporting info
third point and supporting info
3. Conclusion
Jadi, dapat disimpulkan bahwa argumentative essay
adalah genre penulisan yang mengharuskan mahasiswa menyelidiki topik,
mengumpulkan, menghasilkan, mengevaluasi bukti dan membangun posisi topik
secara ringkas.
Argumentative essay dan expository essay merupakan genre
penulisan yang mirip, akan tetapi argumentatif esai berbeda dengannya dalam
jumlah sebelum menulis (penemuan) dan penelitian yang terlibat. Juga membutuhkan
data yang kemudian diolah untuk membuat fenomena dengan melakukan (deep)
research untuk kita dalam mengeksplor sesuatu.
My Outline
Introduction:
This paper argues that West Papua should remain as a part of NKRI, because it is one of Indonesia’s dignity and respectability as a unitary state.
Introduction:
This paper argues that West Papua should remain as a part of NKRI, because it is one of Indonesia’s dignity and respectability as a unitary state.
Body Paragraph:
Point 1: Indonesia has strugled to get West Papua from
scheming Dutch.
Point 2: NKRI has to keep West Papua, and never let
the cunning nation take it forever
Conclusion:
Everything happens and whatever the consequence for us, we remain to support Indonesia maintain West Papua.
Everything happens and whatever the consequence for us, we remain to support Indonesia maintain West Papua.