Haruskan Bumi Cendrawasih Merdeka?
Argumentative Essay
Argumentative essay adalah kata yang sudah
tidak asing lagi didengar oleh sebagian orang . mendengar kata “argumentative”
ini terkadang sulit untuk membedakannya dengan expository dan exposition. Ketiga
jenis ini sebenarnya hampir sama. Akan tetapi argumentative essay lebih
menggunakan penelitian secata detail
atau terperinci, dimana argumentatiave essay sangat mementingkan data didalam
penulisannya.
Data diperoleh dari penelitian yang telah
dilakukan. Penelitian atau research adalah mengeksplorasi sesuatu yang jauh
dari kita untuk mengetahui pengetahuan. Data tersebut akan diteliti atau
dikembangkan untuk mengetahui fenomena yanga terjadi atau diteliti. Lalu apa
sebenarnya argumentative essay? Argumentative essay adalah sebuah jenis
penulisan yang mengharuskan untuk menyelidiki sebuah topik dan membangun sebuah
posisi dalam topik secara ringkas dan jelas. Topik disini harus dikumpulkan,
dikembangkan dan ditelaah bukti-bukti mengenai topik tersebut.
Writing adalah masalah memberikan informasi
kepada pembaca. Didalam menulis argumentative essay, penulis harus bisa
membujuk atau mempengaruhi pembaca untuk mempertimbangkan sudut pandang yang
disuguhkan penulis. Argumentative ini termasuk kedalam teks persuasi. Penulis
harus bisa mempengaruhi pembaca tentang sudut pandangnya walaupun terkadang
pembaca mungkin akan tidak setuju dengan sudut pandang yang disajikan tersebut.
Untuk membujuk atau mempengaruhi pembaca sangatlah sulit. Oleh karena itu,
penulis harus menyuguhkan perhatian dan keterampilan diantaranya:
1. Penulis perlu menunjukkan rasa hormat terhadap sudut
pandang yang berbeda atau berlawanan.
2. Penulis harus memilih kosakata dengan hati-hati atau
selektif.
3. Penulis harus menulis secra jelas atau logis.
Dalam menulis argumentative essay adalah “choose a topic”. Setelah itu, ada
beberapa hal yang harus diperhaatikan adalah:
·
Define the topic
Beberapa topik memerlukan definisi. Penulis diminta untuk
dapat mendefinisikan topik yang telah dipilih.
·
Limit the topic
Topik yang dijelaskan pada argumentative essay perlu
limitin atan terbatas.
·
Analyse the topic
Sebelum penulis memutuskan sudut pandang mengenai topik
tersebut, ia harus menganalisis topik atau masalahnya secara menyeluruh. Topik
argumentative memiliki dua sudut pandang yaitu for dan againts. Untuk
memilih sudut pandang tersebut dapat dinyatakan dengan yes/no question.
·
Write the thesis statement
Thesis statement dalam argumentative essay harus berisi
sebuah opino. Opini selalu diungkapkan dengan modal verb should atau evaluative seperti good
and bad. Sebuah thesis statement yang lengkap juga berisi alasan (reason)
atau argumen pendukung (supporting argument).
Format dasar dari argumentative essay yaitu:
1. Introduction
2. Body paragraph
·
First point and supporting info
·
Second point and supporting info
·
Third point and supporting info
3. Conclusion
Papua Barat (West
Papua)
Pulau Papua merupakan pulau
terbesar kedua didunia setelah Greenland. Sebagian besar daratan Papua masih
berupa hutan belantara. Sekitar 47% wilayah pulau ini merupakan bagian dari
Indonesia yaitu yang dikenal sebagai Netherland New Guinea, Irian Barat, West
Irian, serta Irian Jaya dan sampai akhirnya dikenal Papua.
Papua Barat sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian
barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Wilayah provinsi ini mencakup
kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di
sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan
provinsi Maluku
Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk
Cenderawasih, selatan
dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan
provinsi Papua. Batas Papua Barat hampir sama dengan
batas Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guinea
("Guinea Baru Barat") di masa Hindia Belanda.
Papua Barat pada awalnya bernama Provinsi Irian Jaya
Barat. Perubahan Irian Jaya Barat menjadi Papua Barat bertepatan dengan
peringatan realisasi pemekaran provinsi Irian Jaya Barat pada 6 Februaru 2005.
Pemakaian nama provinsi Papua Barat secara resmi digunakan pada Rabu, 7
Februari 2007. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, wilayah ini
dikenal Nugini Belanda. Setelah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969
hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto dan
digunakan hingga 2002. Pada 2003, berdasarkan UU No. 21 tahun 2001 namanya
diganti menjadi Provinsi Irian Jaya Barat dan setahun kemudian diganti menjadi
Papua Barat hingga sekarang.
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk wilayah
barat Pulau Papua. Namun demikian, pihak Belanda menganggap wilayah itu masih menjadi
salah satu provinsi Kerajaan Belanda. Pemerintah Belanda
kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua negara merdeka
selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Namun pemerintah Indonesia menentang
hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan
Belanda. Hal ini kemudian dibicarakan dalam beberapa pertemuan dan dalam
berbagai forum internasional. Dalam Konferensi
Meja Bundar tahun 1949, Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua
bagian barat, namun setuju bahwa hal ini akan dibicarakan kembali dalam jangka
waktu 1 tahun.
Pada bulan Desember 1950, PBB memutuskan
bahwa Papua bagian barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73E Piagam PBB. Karena Indonesia mengklaim Papua
bagian barat sebagai daerahnya, Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah
Internasional untuk
menyelesaikan masalah ini, namun Indonesia menolak. Setelah Indonesia beberapa
kali menyerang Papua bagian barat, Belanda mempercepat program pendidikan di
Papua bagian barat untuk persiapan kemerdekaan. Hasilnya antara lain adalah
sebuah akademi angkatan laut yang berdiri pada 1956 dan tentara Papua pada 1957. Sebagai kelanjutan, pada 17 Agustus 1956 Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibukota di Soasiu yang berada di Pulau Tidore, dengan gubernur pertamanya, Zainal
Abidin Syah yang
dilantik pada tanggal 23
September 1956. Pada
tanggal 6 Maret 1959, harian New
York Times
melaporkan penemuan emas oleh pemerintah Belanda di dekat laut Arafura. Pada tahun 1960, Freeport
Sulphur
menandatangani perjanjian dengan Perserikatan Perusahaan Borneo Timur untuk
mendirikan tambang tembaga di Timika, namun tidak menyebut kandungan emas ataupun tembaga.
Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno mencetuskan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah
merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian
barat dengan Indonesia. TRIKORA muncul karena adanya kekecewaan dari pihak
Indonesia yang selalu gagal dalam perundingan dengan Belanda untuk
mengembalikan Irian Barat yang secara sepihak diklaim sebagai salah satu
provinsi Kerajaan Belanda. Isi dari TRIOKORA yaitu:
1.
Gagalkan
pembentukan Negara Papua buatan kolonial Belanda.
2.
Kibarkan
Sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indinesia.
3.
Bersiaplah
untuk mobilitas umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air
Indonesia.
Setalah bebas dari Belanda, keinginan Papua Barat untuk merdeka semakin
kuat. Apalagi OPM yang memang menginginkan kemerdekaan Papua dari negara
Indonesia yang dinggap penjajah dari tanh Papua. Organisasi Papua Merdeka
(OPM) didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan
penggulingan pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat
di Indonesia,
sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari
Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi
ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar
Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilya New People's Army
beraliran Maois
yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan
Nasional Amerika Serikat.
Organisasi ini dianggap tidak
sah di Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat provinsi dapat dituduh
sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha
mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan aksi
militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejora dan simbol persatuan
Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan
lambang nasional. Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai
pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.
Provinsi Papua mempunyai potensi yang luar biasa, baik
itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput
laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri
tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di
kabupaten Fak-Fak serta beragam potensi lainnya. Selain
itu wisata alam juga menjadi salah satu andalan Irian Jaya Barat, seperti Taman
Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini membentang dari
timur Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis
pantai 500 km, luas darat mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan
rincian 80.000 ha kawasan terumbu karang dan 12.400 ha lautan.
Disamping
itu baru-baru ini, ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam di
dunia oleh tim ekspedisi speologi Perancis di kawasan Pegunungan Lina, Kampung
Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai
kedalaman 2000 meter. Kawasan pegunungan di Papua Barat masih menyimpan misteri
kekayaan alam yang perlu diungkap.
Setelah membahas singkat mengenai Papua Barat, kita
diminta untuk membaca dan mendiskusikan
sebuah artikel yang berjudul “do not use your data as a pillow”
karangan S. Eben Kirksey. Sejarah singkat Papua Barat ini merupakan dasar untuk
memahami artikel tersebut. Diskusi pertama yaitu mengenai judul dari artikel
tersebut. Kesimpulan dari diskusi tersebut mengenai “do not use your data as a pillow”
adalah data yang dimiliki seseorang harus digunakan degan baik dan di
informasikan ke khalayak umum. Dilanjutkan dengan diskusi mengenai
kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf dari artikel ini. Kesimpulan dari setiap
paragrafnya yaitu:
PARAGRAF 1 : Denny Yomaki menyelenggarakan pesta
sederhana untuk merayakan kepergian Eben pada Mei 2003.
PARAGRAF 2 : Eben pertama kali datang ke Papua Barat pada
1998, bertepatan dengan lengsernya presiden Soeharto.
PARAGRAF 3 : Banyak gerakan pembantaian yang dilakukan
militer Indonesia terhadap mahasiswa dan para demonstran di Papua Barat.
PARAGRAF 4 : Eben menulis cerita perjalanannya ke Papua
Barat dengan mencatat cerita adat khas orang Papua.
PARAGRAF 5 : Orang Papua menginginkan Eben untuk menjadi
sekutu kemudian aktivis Papua mendorongnya untuk meneliti kampanye teror
pasukan keamanan Papua.
PARAGRAF 6 : Eben
berbincang-bincang dengan Telys Waropen.
PARAGRAF 7 : Waropen berasal dari Wasior, tempat dimana
polisi Indonesia melakukan Operasi Penyisiran dan Penumpasan.
PARAGRAF 8 : Eben dan Denny melakukan wawancara dengan
narasumber yang ingin menceritakan kisahnya dengan menggunakan cara yang rumit
agar identitas narasumber dapat terlindungi.
PARAGRAF 9 : Agenda dari penelitian untuk mewawancarai
kepala suku terkenal di pegunungan gagal.
PARAGRAF 10 : Eben menganggap Waropen sebagai sumber
penting yang dapat membantunya dalam penelitian mengenai kepala suku.
PARAGRAF 11 : Eben meminta Waropen untuk diwawancarai
olehnya. Waropen merasa heran karena ia akan membuat hasil wawancara tersebut
sebagai sumber yang anonim.
PARAGRAF 12 : Di negara Eben penelitian yang melibatkan
prosedur wawancara surveyor dibebaskan dari identitas pribadi narasumbernya.
Hal ini dilakukan untuk menghindari omong kosong birokrasi dan keamanan
kehidupan mereka.
PARAGRAF 13 : Para pembaca surat kabar dan majalah
memandang sumber yang anonim dengan rasa curiga dan penuh misteri.
PARAGRAF 14 : Eben menunjukkan kepada Eben mengenai keandalan
datanya dengan menunjukkan wawasan dari kritik budaya serta teori pasca
structural.
PARAGRAF 15 : Data bukanlah sebuah bantal. Jangan pernah
menggunaka data sebagai sandaran yang hanya di gunakan saat Eben membutuhkannya
dan dijadikan jembatan untuk profesional atau kepentingannya saja.
PARAGRAF 16 : Waropen memprovokasi Eben untuk menjadi
seorang ahli regional.
PARAGRAF 17 : Waropen meminta Eben untuk memikirkan
kembali mengenai data dalam antropologi budaya.
PARAGRAF 18 : Waropen tidak menerima publikasi yang
ditulis Eben dalam jurnal peer-reviewnya.
PARAGRAF 19 : British Petroleum bekerjasama dengan anggota
militer untuk memprovokasi kekerasan
antara milisi Papua dengan pejuang kemerdekaan
dalam upaya konvensional yang menguntungkan perlindungan kontrak BP.
PARAGRAF 20 : Eben berhasil membuktikan rumor
keterlibatab BP denga kekerasan yang
terjadi di Wasior dengan melakukan wawancara dengan double-agent Papua.
PARAGRAF 21 : John Rumbiak meminta Eben menghadiri
pertemuan di markas London BP dan menjadinya sebagai seorang saksi.
PARAGRAF 22 : Eben sudah pernah bertemu Rumbiak di warung
kopi sebelum mereka bertemu di kantor pusat London.
PARAGRAF 23 : Eben dan Rumbiak bertemu dengan Dr. Grote
dan John O’Reilly.
PARAGRAF 24 : Rakyat Papua ingin mengetahui apa yang dibicarakan
dalam pertemuan tersebut.
PARAGRAF 25 : Kekerasan adalah hal yang buruk bagi
bisnis.
PARAGRAF 26 : Eben menceritakan tentang wawancaranya
dengan anggota milisi Papua yang ketakutan karena telah membunuh sekelompok
polisi Indonesia dengan bantuan agen militer Indonesia.
PARAGRAF 27 :. Eben gagal untuk menjelaskan keterlibatan para
pelaku pembunuh petugas polisi.
PARAGRAF 28 : Polisi Indonesia dan militer sering
bersaing demi proyek BP dengan melakukan serangan.
PARAGRAF 29 : Perjalan polisi untuk melakukan pengintaian
di dekat proyek BP menyebabkan mereka
banyak yang dibunuh oleh agen militer pada Februari 2001.
PARAGRAF 30 : Rumbiak meminta Dr. Grote dan O’Reilly
untuk membantu memastikan pelaku kekerasan di Wasiot dituntut.
PARAGRAF 31 : Rumbiak meminta Eben untuk memberitahu
publik mengenai penemuan di Wasior.
PARAGRAF 32 : John Grimston menelpon Eben untuk menjadi
rekan kerjanya dalam menulis karena tertarik untuk mencetak nama pelaku yang
membantu pembunuhan pejabat polisi.
PARAGRAF 33 : Grimston dan Eben mengkonfirmasi kerja sama BP dengan pasukan
keamanan secara terperinci.
PARAGRAF 34 : Eben membuktikan kutipan Dona Haraway
mengenai pengetahuan dapat dilihat dari sudut pandang manapun.
PARAGRAF 35 : Eben mencoba menentang ide-ide Haraway
mengenai pengetahuan.
PARAGRAF 36 : Eben beranggapan itu akan berguna sebagai
usahanya untuk mendapatkan keadilan para korban pelanggaran HAM di Wasior.
PARAGRAF 37 : Orang Papua yang menentang proyek BP
menyambut hangat kedatangan Eben sebagai ahli dalam gerakan kemerdekaan rakyat
Papua.
PARAGRAF 38 : Eben diundang untuk mengisi acara di salah
satu program radio BBC dengan tema BP dan anggota Presidium Dewan Papua.
PARAGRAF 39 : Eben menceritakan mengenai BP yang telah
melanggar janjinya untuk tidak bekerjasama dengan pasukan keamanan militer.
PARAGRAF 40 : Kaiseipo menyapa Eben sebagai teman dan
mengajaknya bekerja sama dalam upaya proyek BP untuk tetap berlanjut dan
menghentikan kekerasan militer.
PARAGRAF 41 : John Rumbiak dan rekan dekat Papua yang
lainya mendorong Eben untuk melakuakan penelitian kerja sama Dewan Presidium
dan para pemimpin kemerdekaan terkemuka.
PARAGRAF 42 : Para aktivis mengajak Eben untuk bekerja
sama dengan mereka. Hal ini menyebabkan Eben untuk bertemu dengan orang yang
dapat menjadi sekutu yang berpotensial.
PARAGRAF 43 : Pekerjaannya sebagai seorang advokat
membawa Eben berpikir jernih tentang tulisannya. Ia pun menerjemahkan laporan
HAM untuk dapat menuliskan penelitiannya dan berharap dibaca oleh beberapa
pejabat kunci pemerintahan.
PARAGRAF 44 : Kelompok-kelompok pribumi dapat didukung
oleh para sarjana yang meneliti kelompok tersebut.
PARAGRAF 45 : Pendekatan lain terhadap politik
pengetahuan menghindari ketidaksesuaian pengetahuan.
PARAGRAF 46 : Proyek Eben menganut ketelitian empiris
(pengalaman) dengan komitmen akan mendengarkan cerita bagian yang
terpinggirkan.
PARAGRAF 47 : Teori pendirian/ pandangan yang dikemukakan
oleh Sandra Harding adalah berlawanan langsung dengan God Trick (rencana Tuhan).
PARAGRAF 48 : Dalam menciptakan sebuah antrolopogi,
seseorang harus mampu menghadapi tuntutan dari berbagai arah
PARAGRAF 49 : Pada saat menyelesaikan essai penelitian
ini pada November 2007, ia juga merevisi naskah sebagai sebuah buku.
Dari pemaparan setiap paragraf yang terdapat dalam
artikel tersebut, maka para tokoh yang terlibat diantaranya adalah :
1. Denny Yomaki, pekerja HAM.
2. S. Eben Kirksey, antropolog yang melakukan penelitian di
Wasior.
3. Telys Waropen, anggota KOMNAS HAM.
4. British Petroleum
5. John Rumbiak, pekerja HAM
6. Dr. Byron Grote, Chief Financial Officer.
7. John O’Reilly, Senior Vice President BP.
8. Richard Gozney, Duta Besar Inggris.
9. Jack Grimston, Asisten Editor majalah The Sunday Times.
10. Viktor Kaiseipo, Aktivis kemerdekaan Papua.
11. Dewan Presidium Papua.
12. Agen militer Indonesia.
13. Milisi Papua.
14. Polisi Papua.
Peta Konsep