7th Class Review: Fakta & Makna, Itulah Sejarah



Fakta & Makna, Itulah Sejarah
Author: Aneu Fuji Lestarie
Menulis bukanlah kegiatan yang hanya menciptakan sumber, tetapi menulis adalah penciptaan sumber daya.  Tugas utama seorang penulis adalah menciptakan kebermaknaan suatu tulisan karena ‘writing is semogenesis’ yang artinya banyaknya tulisan akan terasa sia-sia jika tidak ada pemaknaan atau pemahaman dari tulisan tersebut.  Maka sebuah pemaknaan dalam menulis sangatlah penting.  Kebermaknaan itu bisa dilihat dari tesis statement, karena dalam tulisan thesis statement adalah hal yang paling crucial untuk membuat pemahaman pertama muncul pada seorang pembaca.  Seperti halnya dengan sejarah yang harus kita pahami dan ketahui.
Milan Kundera comments (in L’Art duroman, 1986); “to write, means for the poet to crush the wall behind which something that was always there hides”.  Artinya, seorang susastrawan ketika ia menulis, ia harus menghancurkan dinding yang menghancurkan rahasia-rahasia dibaliknya.  Tugas sastrawan adalah mengungkap sesuatu yang disembunyikan.  Maka dari itu, dengan adanya seorang sastrawan kita bisa mengetahui hal-hal yang disembunyikan dan ditutup-tutupi.
Seorang sastrawan dan sejarawan mempunyai nilai yang sama dan pemahaman yang sama, yaitu mereka sama-sama mengubah pemahaman pembaca dan membuka mata para pembaca untuk mengetahui hal-hal yang disembunyikan dan ditutup-tutupi.  Seorang sejarawan bagaikan seorang sastrawan yang menemukan suatu hal yang baru disetiap situasi.  Seperti halnya dengan Howard Zinn, seorang sejarawan yang berani mengungkapkan kebenaran tentang Columbus dalam bukunya “A People’s History of The United State”.  Ia mempunyai perbedaan pendapat dengan sejarawan lainnya tentang Columbus.  Ia menyatakan bahwa Columbus bukanlah penemu benua Amerika, akan tetapi Columbus adalah seorang penjahat.  Walaupun pendapat Zinn itu tidak disetuji oleh sebagian bangsa Amerika dan sejrawan lainnya, ia tetpa mengungkap kebenaran itu dan meluruskan pemahaman kita tentang sesuatu hal yang nyata.
Namun dalam penulisan sejarah, diperlukan data yang akurat karena penulisan sejarah harus sesuai dengan fakta yang ada.  Sehingga akan sangat disayangkan jika penulisan sejarah disajikan dengan data yang tidak akurat.  Ada pernyataan yang mengungkapkan bahwa penulis sejarah adalah orang yang menang.  Oleh karena itu, pemenang selalu melebih-lebihkan kemenangannya.  Maka tantangan bagi sejarawan adalah mengungkap sejarah yang akurat karena sejarah merupakan proses penciptaan manusia yang tak akan putus.  Jika kita salah mengatahui sejarah, maka kita pun akan salah mengambil langkah dan tindakan ke depannya.  Sejarah dipelajari dan dipahami untk memulai perubahan dan mengambil tindakan tepat terhadap tujuan kita di masa yang akan datang.
Ketika sejarah itu merupakan proses penciptaan manusia yang tak akan putus, maka praktek literasi pun akan selalu mengikuti dalam diri kita, karena literasi adalah kegiatan sosial dengan pembangunan karakter.  Kita mengembangkan literasi melalui berbagai tahapan dan pengalaman, sehingga kaitannya dengan sejarah adalah berdampak pada konsepsi perubahan diri manusi.  Maka seseorang yang telah melakukan kegiatan literasi dalam dirinya berarti ia telah mentransfer dirinya dari ssatu dunia ke dunia lain dengan berbagai macam cara.
Dari pemaparan di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa sejarawan harus menulis sejarah secara nyata karena sejarah tidak akan luput dari adanya sebuah fakta dan fakta itu akan diungkap dan dipaparkan secara nyata oleh sejarawan yang benar-benar mengerti dan memahami arti sebuah nilai dan makna.  Sejarawan bagaikan sastrawan yang berperan penting dalam mengubah paradigmadan nilai pemahaman manusia.  Sejarah pun akan lebih berarti jika dibarengi dengan proses literasi.  Maka, sebagai generasi bangsa kita patut untuk menghidupkan literasi.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment