Class Review 7



Pemberhentian ke-7; Another Mistake

Senin, 17 Maret 2014…


Secepat ayam jantan yang berkokok ketika melihat mentari di ufuk timur, secepat itulah aku pun terbangun dari mimpi indahku dan mulai mengatakan “aaaahh Senin!”  well, sudah tidak perlu aku katakan lagi kan betapa crucialnya hari Senin terhadapku? Ya, begitu pula dengan senin ini.
Sebenarnya bisa dibilang aku masih galau perihal tugas writing untuk minggu ini.  Ada yang bilang teks yang kami buat adalah “Free writing”, lanjutan dari yang sudah kami buat di kelas kemarin.  Namun, ada juga yang mengatakan teks ini adalah “Critical Review”.  Karena suara untuk “Free Writing” lebih banyak daripada “Critical Review”, aku pun mulai berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkan diri bahwa tugas ini merupakan “Free Writing”.  Namun, entah mengapa masih ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku.  Entah mengapa aku merasakan firasat buruk tentang hari ini.
Firasat burukku itu ternyata 100% benar dan terbukti.  Kami sekelas salah mengerti tentang tugas tersebut yang ternyata adalah “Critical Review”, bukan “Free Writing”. Yang makin parahnya lagi, tidak ada satu pun diantara kami yang menuliskan generic structure-nya secara eksplisit.  Kami tidak mengerti bahwa harus ada kata “Introduction, Summary, Main Body, dan Conclusion” seperti layaknya sebuah resep. Well, another mistake! Alert!
Layaknya mencoba mengarungi sungai yang berarus deras, kami pun mulai melangkah melanjutkan materi perkuliahan. Ada 1 kata baru yang masuk lagi kedalam kehidupan kami semua, yaitu semogenesis.  Semogenesis disini maksudnya adalah mempelajari, memahami, dan memaknai. Ini seperti basic pillar untuk para writer ketika ingin menulis. Seperti yang juga telah di bahas oleh Halliday & Matthiessen ( 1999) sebagai 'guiding principle' dalam presentasi mereka tentang A Systemic Functional Theory of Language –that language has within itself the resources by which people can create new meaning. Halliday dan Matthienssen mengatakan bahwa setidaknya ada tiga dimensi atau bingkai waktu untuk proses tersebut, yaitu:
1.      A Phylogenetic Dimension (Dimensi Filogenetik)
Dimensi ini mencakup evolusi dalam bahasa dan dalam bahasa tertentu.
2.      Ontogenetic Dimension (Dimensi Otogenetik)
Dimensi ini mencakup perkembangan linguistik dalam individu, yaitu meningkatkan repertoar linguistik setiap individu.
3.      Logogenetic Dimension (Dimensi Logogenetik)
Dimensi ini mencakup terungkapnya makna dalam wacana aktual.

Halliday & Matthiessen (1999 : 18-22) kemudian juga menggambarkan tiga jenis proses dimana berarti potensi dapat diperluas . A new liguistic sign can be produced: we will call this process “Innovation”, or a linguistic sign can be split for semantic delicacy; we will call this process “Differentation”, and a sign can be “Deconstructed”, that is the meaning and its realization in wording can be detached from each other and re-attached to other wordings as meaning.
Pada pembahasan yang lalu, kita telah mengetahui bagaimana hubungan erat yang terjadi antara historian dan linguist.  Mereka seperti kata Fowler (1996: 10) “Like the historian critical linguist aims to understand the values which underpin social, economic, and political formations, and diachronically, changes in values and changes in formations.” Nah, pada pertemuan kali ini terdapat suatu ‘rumus’ baru  yaitu: poets = historian = linguist → to understand values. Dalam menulis, seorang sastrawan haruslah dapat menghancurkan dinding yang menyembunyikan rahasia-rahasia besar yang ada dibaliknya. Seperti juga seorang sejarahwan dan ahli linguistik, mereka semua juga sama-sama mempunyai tugas ‘to reveal something new’.  Karena untuk menjadi mereka pun tidaklah sembarang orang.  Hanya orang-orang yang berliterasi tinggilah yang akan bisa seperti mereka semua.
Tidak ingin mengulangi kesalahan-kesalahan yang ada di Critical Review 1 dan 2, aku pun mencoba ‘bertanya’ kepada  internet dan munculah banyak penjelasan perihal Critical Review. Salah satunya seperti di bawah ini:
Ø  What is critical review?
The purpose of critical review is to review or critically evaluate an article or book.
Ø  What is meant by critical?
At university, to be critical does not mean to criticize in a negative manner. Rather it requires you to question the information and opinion in a text and present ypur evaluation or judgement of the text.
Ø  What is meant by evaluation or judgement?
Here, you decide the strengths and weaknesses of a text. This is usually based on spesific criteria. Evaluating requires an understanding of not just the content of the text, but also an understanding of a text’s purpose, the intended audience and why it is structured the way it is.
Ø  What is meant by analysis?
Analysing requires separating the content and concepts of a text into their main components and then understanding how these interrelate, connect and possibly influence each other.
Generic Stucture of Critical Review
Introduction
-         The title of the article or book
-         The author
-         Your response to the article (positive, negative, or mixed)
-         It’s about 1-2 paragraphs
Summary
-         The main points and arguments presented in the article or book should be summarized
-         This section should be no longer than half of the critical review
Main Body (Critical)
-         Discussion of the points raised
-         Questioning the arguments
-         Expressing agreement/disagreement
-         Considering agreement/disagreement
-         Positive and/or negative judgments on the author’s ideas, methods, argument, expression, organization etc
-         Suggestion for how the article could be improved can be explained here also
Conclusion
-         Conclude the review with a restatement of the overall opinion of the text
-         It can also include recommendations and some further
-         Explanation of the judgment to show that it is fair and reasonable
References
-         A list of references should be included at the end if other sources have been used.
Dari beberapa penjelasan diatas kini dapat kita ketahui lebih jelas lagi tentang Critical Review.  Penjelasan ini semakin mencerahkan ku perihal Critical Review. Semoga saja setelah aku mengetahui mater-materi basic tentang critical review ini dapat membuat critical reviewku yang ketiga ini lebih sempurna lagi dari yang sebelum-sebelumnya dan aku tidak membuat lagi ‘Another Mistake’ di hari-hari esok.


Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment