Class Review 9

Class Review 9 :
“Detik-detik Terakhir dalam Penentuan Masa Depan, Papua Barat”
(By : Hanifatus Sholihah)

Pagi berjalan menggugurkan kegelapan malam. Sebuah tanda akan munculnya masa terang serta perubahan bagi manusia yang bersungguh-sungguh. Manusia berpacu dengan waktu, siapa cepat dia yang dapat, begitulah bunyi sebuah perumpamaan.
Hari ini, tepat pada hari senin, tanggal 5 Mei 2014 pukul o9.oo seperti biasa, kita sudah standby diruang 44 menantikan sesosok “extraordinary lecturer” yaitu Mr. Lala Bumela yang paling saya segani dan saya idolai pula.
Kami memulai kegiatan hari ini dengan melanjutkan diskusi mengenai seluk beluk penelusuran “West Papua” dengan segala fakta-fakta mengagetkan (tidak terduga). Sebelum melanjutkan diskusi hari ini, Mr. Lala memberikan perintah untuk memperlihatkan paper class review dan juga brainstorming argumentative essay yang telah kami buat. Beliau lalu membagi kedalam dua kelompok, yang masing-masing kelompoknya berjumlah 12 orang.
Lalu yang diperiksa oleh beliau adalah mengenai argumentative essay kami. Hal-hal yang dinilai oleh beliau adalah mengenai apa yang harus ditulis di introduction, apa yang menjadi main point yang akan digali dan dikembangkan beserta fakta-faktanya serta apa yang pantas ditulis sebagai conclusion sebagai akhir dari penulisan detail menyangkut masalah Papua.
Banyak sekali (mistake) yang dilakukan oleh anak-anak kelas A yaitu mengenai main body (thesis statement) yang akan menjadi main point yang akan dijelaskan. Kebanyakan dari teman-teman ini menjadikan “natural resources” sebagai salah satu alasan utama pada “main body” mengapa kita sebagai warga negara republik indonesia harus tetap mempertahankan Papua. Jika kita menggunakan “natural resources” sebagai alasan mempertahankan Papua sebagai bagian dari NKRI, maka menurut Mr. Lala itu kurang tepat, dan akan menimbulkan pertanyaan is it true? Karena walaupun Papua itu kaya raya akan kekayaan alam, apakah kekayaan Papua ada dampak yang terasa pada diri kita? Lalu, pemikiran seperti itu adalah suatu pemikiran yang salah, pemikiran materialisticts. Jadi, Mr Lala memberi gambaran, ada beberapa point yang menjadi alasan Papua Barat harus dipertahankan, yaitu:
1.      Political Dignity
Apa itu maksudnya? Maksudnya adalah kita wajib atau sudah merupakan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia untuk mempertahankan Papua utuh atau bernaung dalam NKRI karena kita harus realistis, melihat ke belakang bahwa perjuangan para pahlawan Indonesia di masa lalu memperjuangkan Papua, tepatnya merebut Papua dari warga negara asing (khususnya Belanda) secara mati-matian, dengan adanya perang yang berbentuk non kekerasan dan kekerasan dengan tujuan agar Papua tetap di NKRI. Oleh sebab itu, kita harus tetap mempertahankan Papua secara kita sudah bersusah payah merebut serta memperjuangkan Papua, lalu dengan gampangnya kita rela melepaskan Papua dari NKRI?

2.      Social Welfare
Pasti ini menjadi impian yang ingin terwujud bagi orang Papua asli, karena banyak sekali sikap diskriminasi yang didapatkan oleh para penduduk asli Papua.
3.      Corrupt – Minded People
Pemikiran orang-orang akan “kelemahan dan ketidaksanggupan” warga Papua asli dalam memimpin, memberikan suatu hal positif bagi daerahnya itu adalah salah. Seharusnya warga Papua asli bisa mengolah daerahnya sendiri bukannya malah dikuasai atau didominasi oleh warga non penduduk asli. Disitu banyak perlakuan buruk atau jelek yang dilakukan oleh warga luar Papua. Langkah yang seharusnya diambil adalah kita mengajari, mengayomi, dan mendidik warga Papua agar bisa menyetarakan kemampuannya seperti kita.
Jika kita membahas Papua, maka kita juga harus berbicara mengenai negara kita, yaitu Indonesia. Indonesia merupakan negara yang sangat kompleks. Dalam ilmu politik klasik, negara didefinisikan sebagai sesuatu yang mengumpulkan warga negara dalam satu wilayah, dan warga itu harus menerima kekuasaan dari pemerintahnya. Salah satu sebab yang membuat negara-negara itu kuat ialah bahwa mereka merupakan negara yang betul-betul tua. Akan tetapi, sebab yang paling penting ialah negara-negara ini berwarga yang homogen, serta tinggal bersama sejak saat lama. Berabad-abad hidup bersama. Hal ini menyebabkan warga negara di Eropa, Perancis maupun Inggris merasa memiliki kesatuan dan tahu  mereka punya budaya sama dan sama-sama menanggung kesadaran bernegara.
Namun, situasi di Indonesia sangatlah berbeda. Pada awalnya Indonesia adalah negara yang sangat muda. Negara ini baru merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Pertempuran-pertempuran untuk kemerdekaan sudah dimulai sebelum Indonesia merdeka dan kita tahu bahwa negara Indonesia merasa seperti satu negara sebelum kemerdekaan. Akan tetapi, meskipun ada ide-ide kesatuan Indonesia sebelum 1945, pengertian Indonesia sebagai salah satu negara yang bersatu belum lama. Misalnya, kita tahu bahwa kata “Indonesia” muncul pada tahun dua puluhan. Selain itu, sebelum penjajahan, kepulauan Indonesia tidak punya satu sejarah wilayah yang sama. Kepulauan Indonesia terdiri dari banyak pulau dan suku bangsa yang mempunyai budaya, bahasa dan sejarah yang sangat berbeda. Walaupun hampir semua negara Barat terdiri dari satu bangsa yang memiliki satu bahasa, di Indonesia ada lebih daripada tujuh ratus bahasa daerah yang masih hidup. Semua kenyataan ini, mempertunjukkan perbedaan-perbedaan antara Indonesia dan negara-negara Barat yang mempunyai susunan yang bersahaja dengan satu bangsa saja.
Terlihat bahwa Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku bangsa. Riset ini akan difokuskan pada satu bagian Indonesia yang bermasalah sangat kompleks : Papua. Riset ini akan dimulai dari satu fakta : Papua dan Papua Barat (bagian barat pulau Papua yang merupakan wilayah Indonesia terdiri dari dua provinsi) merupakan dua provinsi yang paling miskin di Indonesia. Selain itu, warga Papua sangat tidak senang dengan kekuatan pemerintahan negara Indonesia. Papua merupakan salah satu bagian wilayah Indonesia yang sangat sering memahami konflik antara aparat militer dan penduduk.
Kalau kita membaca surat kabar seperti Jakarta Post atau Kompas, dapat dilihat terlalu banyak tajuk yang mempertunjukkan bahwa tingkat kekayaan atau kesehatan umum lebih rendah disitu (Papua) daripada di provinsi lain di Indonesia. Terbaca juga bahwa situasi keamanan di Papua tidak damai dengan banyaknya huru hara dan lain-lain. Misalnya, pada bulan November, terbaca dalam website Jakarta Post (www.thejakartapost.com) beberapa artikel tentang masalah yang dihadapi oleh Papua : yang satu tentang angka kematian ibu-ibu selain kehamilan, yang satu lagi adalah angka AIDS di Papua yang sangat tinggi. Selain itu, terbaca juga banyak berita tentang ketegangan sosial di Papua. Pada November ada dua demonstrasi besar di Jayapura dan Timika yang selesai dengan kekerasan-kekerasan.
Yang disebutkan itu merupakan beberapa contoh saja. Akan tetapi, kedaulatan Indonesia tidak selalu diakui warga Papua. Kemiskinan di provinsi Papua dan kemarahan penduduk Papua itu merupakan akibat integrasi encer dalam negara Indonesia. Kesenjangan ekonomi dan sosial disebabkan oleh masalah-masalah pada bilangan antara pemerintahan Indonesia dan warga Papua.
Dalam penelitian ini, dicari jawaban mengapa situasi dewasa ini di Papua seperti itu. Ditemukan fakta-fakta seperti yang sudah dijelaskan tetapi sungguh penelitian ini akan memfokuskan alasan-alasan yang membuat Papua sebagai bagian Indonesia mengalami banyak persoalan yang sangat kompleks. Pertama, dipertunjukkan bahwa sejarah itu merupakan sesuatu yang sangat penting (asset) untuk mengerti Papua sekarang. Dibantu oleh penerangan-penerangan itu, akan dicari alasan-alasan mengapa kedaulatan Indonesia sering dicela disitu. Setelah itu, akan difokuskan tentang Papua pada waktu sekarang terutama dengan salah satu contoh yang sangat menarik untuk mengerti keadaan Papua : pemogokan di ranjau Grasberg. Pada akhirnya, akan ditemukan bahwa hubungan antara warga Papua dan Indonesia tidak sulit di luar provinsi mereka karena mereka korban pemisahan kalau mereka tinggal di tempat lain di Indonesia.
Tujuan riset ini tidak mencela pemerintah Indonesia, tetapi mencoba memahami keadaan satu provinsi yang sering mengkhawatirkan dan tidak diketahui sebab-sebabnya.
1.      Papua, Provinsi Indonesia yang kedua puluh enam. Konteks sejarah yang rumit
Dalam bagian penelitian ini, yang pertama akan dijelaskan sejarah wilayah Papua. Mengetahui sejarah provinsi ini adalah suatu hal yang penting agar dapat memahami situasi Papua saat ini.
A.    Sejarah Provinsi Papua sebelum tahun lima puluhan
Sudah dijelaskan dalam perkenalan bahwa sejarah adalah sesuatu yang sangat penting pada pembangunan negara-negara. Warga yang memiliki persamaan sejarah akan merasa lebih dekat dengan warga lainnya. Dalam hal ini, akan diperlihatkan bahwa sejarah Papua sangatlah berbeda dengan sejarah Indonesia, hal ini akan membantu untuk memahami kesulitan-kesulitan penggabungan Papua dengan negara Indonesia.
Hal pertama yang akan dibahas adalah sejarah Papua sebelum tahun enam puluhan, warga papua saat itu merupakan bangsa yang lahir dan tinggal ribuan tahun tanpa mempunyai banyak hubungan dengan kepulauan Indonesia
Jared Diamond adalah ilmuwan dari Amerika serikat. Dia seorang dosen ilmu bumi di "Universty of California Los Angeles". Sebelum menjadi seorang ilmuwan, beliau meneliti alam dan tinggal lebih daripada setengah hidupnya di Pulau Papua-Niugini. Dia membuang banyak waktu di hutan-hutan untuk meneliti berbagai jenis burung. Beliau meminta bantuan dengan warga sekitar untuk menjelajahi hutan-hutan yang belum terjamah. Dengan menghabiskan waktu bertahuntahun di pulau papua membuat beliau lebih mengenali warga setempat. Beliau telah menulis dua buku yang sangat terkenal yang berjudul "Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies" dan "Collapse: How societies choose to fail or succeed". Dua buku ini menceritakan tentang masalah lingkungan dan memfokuskan pada hubungan antara masyarakat dengan lingkungan dan sumberdaya alam mereka. Beliau mengambil beberapa contoh masyarakat dari berbagai macam tempat untuk meneliti hubungan mereka dengan lingkungan hidup mereka. Salah satu masyarakat yang paling sering dibicarakan didalam bukubuku tersebut adalah masyarakat Papua.
Pada awal buku "Guns, Germs, and Steel", Jared Diamon menjelaskan bahwa pertanian tidak ditemukan pada satu tempat saja. Dia menunjukan bahwa manusia mulai bertani di berbagai macam tempat di dunia tanpa memiliki hubungan diantara satu tempat dengan tempat lainnya. Oleh karena itu, pertanian merupakan suatu hal yang ditemukan sendiri diberbagai tempat di waktu yang sama. Tertulis dalam buku tersebut salah satu tempat dimana pertanian ditemukan ribuan tahun yang lalu adalah di pulau Papua-Niugini. Hal ini menjadi salah satu bagian penting untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang sejarah Papua. Suatu hal yang sulit dipercaya bahwa salah satu tempat dimana pertanian ditemukan sendiri oleh warganya adalah dipulau Papua sedangkan seperti di pulau Jawa dan pulaupulau lainya di Indonesia, pertanian dipengaruhi oleh adanya pendatang seperti orang-orang india dan asia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa papua adalah sebuah pulau yang mandiri.
Selain itu, tertulis lebih banyak lagi tentang Papua dalam "Collapse: How societies choose to fail or succeed". Dalam buku ini, Jared Diamond mencoba memahami bagaimana suatu masyarakat dapat hidup dilingkungan yang sulit dan sebaliknya beberapa masyarakat yang tidak berhasil untuk bertahan dalam lingkungan yang subur (seperti warga Maya atau Inca di Amerika Selatan). Setelah membicarakan tentang masyarakat-masyarakat yang gagal dalam menjalani hidup dengan lingkungan mereka, beliau memfokuskan pada masyarakat yang pandai mengurus sumber-sumber daya alam mereka. Salah satu bab ini adalah bab tentang warga Papua dan bagaimana mereka dapat menjalani hidup mereka ribuan tahun dalam lingkungan yang sulit. Dalam bab ini, dijelaskan bahwa warga Papua sejak dahulu sudah mampu memanfaatkan lingkungan mereka secara efisien. Mereka menemukan cara yang pas untuk hidup dipedalaman Papua. Tentu saja, Jared Diamond memfokuskan pada wilayah-wilayah di Papua, seperti Baliem. Beliau menggambarkan sistem pertanian mereka yang sangat pandai. Sistem tersebut hanya terdiri dari penggunaan beberapa jenis tanaman dan binatang akan tetapi tanaman dan binatang tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan. Ayam, kasuari, umbiumbian dan buah-buahan merupakan makanan pokok warga Papua selama ribuan tahun. Hanya dengan makanan pokok tersebut diatas masyarakat papua dapat bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya, walaupun kondisi lingkungan mereka kurang subur dibandingkan pulau Jawa atau tempat-tempat lain di Indonesia.
Setelah memperlihatkan bagaimana cara warga Papua dapat bertahan hidup dalam lingkungan mereka, Jared Diamond menjelaskan bahwa hal ini sangat mengejutkan karena sistem pertanian yang sangat efisien tersebut dibangun oleh warga Papua sendiri dan belum ditemukan bukti bahwa mereka mempelajari sistem ini dari orang luar daerah mereka. Disaat penjajahan Belanda, dimana Belanda menempati berbagai macam kota dan membuat pelabuhan diberbagai macam tempat di Indonesia. Mereka menjelajahi hampir seluruh pulau di kepulauan Indonesia, seperti Jawa, Sulawesi, Maluku. Akan tetapi, saat mereka berada di Papua, mereka hanya tinggal di daerah pesisir pantai karena wilayah ini sangat sulit dijelajahi. Ketika orang Belanda melihat bahwa di wilayah Papua terdiri dari pegunungan yang tinggi dan hutan yang belum pernah dijelajahi, mereka berpikir selama tiga abad bahwa Papua tengah tidak berpenghuni.
Oleh karena itu, warga pedalaman papua baru dapat ditemukan pada tahun 1930an. Hal ini baru diketahui setelah beberapa ekspedisi ilmiah dan beberapa penggalian tambang di Papua dan disaat itulah pertama kali warga papua berkomunikasi dengan orang luar pulau mereka.
Sejarah Papua tidak diketahui dengan sempurna karena tidak ada banyak bukti ilmiah supaya belajar tentang sejarahnya. Meskipun mereka telah ditemukan, orang Papua tetap tinggal sendiri dalam waktu yang sangat lama. Hanya ada beberapa ranjau besar yang dibangun dalam gunung-gunung. Ada juga bermacam-macam misionaris yang mencoba berkenalan dengan warga Papua dan mempopulerkan agama kristen di wilayah baru ini.
Pada tahun enam puluhan, ada dua penjelajah Perancis yang pergi ke pulau Papua-Niugini dan mencoba menyebrang wilayah ini dari utara ke selatan melalui berbagai tempat yang belum dijelajah. Ekspedisi ini sangat sulit, Gaisseau dan Delloye (nama dua orang Perancis tersebut) berjalan kaki selama tujuh bulan untuk menyebrangi wilayah Papua. Selama perjalanan mereka berkenalan dengan banyak suku-bangsa yang belum melihat manusia yang berkulit putih. Mereka menulis suatu buku dengan melihat banyak gambar yang mengajarkan bahwa pada tahun enam puluhan, Papua adalah tempat yang sangat berbeda dengan Indonesia.
Satu hal yang tidak dijelaskan dalam buku-buku Jared Diamond itu bahwa populasi di Papua tidak terdiri dari satu bangsa. Tentu saja, diketahui sekarang bahwa ada lebih dari 300 suku dalam Bagian pulau Papua-Niugini yang dimiliki Indonesia (provinsi Papua). Kadang-kadang suku-suku ini berkomunikasi dan saling berhubungan tetapi mereka masih memiliki bahasa, budaya, agama, sistem pertanian berbeda. Ada yang tinggal dalam gunung-gunung besar dengan sistem pertanian kompleks, ada juga yang tinggal di hutan atau di rawa dengan gaya hidup yang sangat primitif seperti memancing atau berburu untuk makan.
Penelitihan ini terlalu pendek untuk berbicara secara detail tentang sejarah Papua yang sangat menarik. Akan tetapi rangkuman tersebut menjelaskan dengan bagus bahwa sejarah Papua sangat berbeda dengan sejarah Indonesia. Hampir semua warga dan bangsa Papua tinggal sejak ribuan tahun mandiri dan tidak dikenal warga Indonesia dan orang Barat. Pada tahun tiga puluhan di bagian Papua Barat ditemukan banyak manusia yang sudah tinggal disana tanpa sekalipun berhubungan dengan Indonesia jadi, itulah mengapa orang Papua sulit menjadi anggota negara Indonesia selama tahun enam puluhan.
B.     Sejarah Provinsi Papua setelah tahun lima puluhan
Pada tahun 1945, Indonesia menjadi negara merdeka. Kemerdekaan Indonesia terjadi setelah Perang Dunia Kedua. Selama konflik tersebut, wilayah Indonesia diserbu oleh tentara Jepang. Sebelum Perang Dunia, wilayah Indonesia diduduki Belanda selama lebih daripada empat abad (waktu kolonisasi). Pada awal Perang Dunia Kedua, Belanda harus meninggalkan Indonesia karena serangan Jepang.
Selama Perang Dunia Kedua, warga Indonesia mengerti bahwa mereka bisa tinggal tanpa Belanda meskipun negara Indonesia masih diduduki oleh Jepang. Selain itu, tentara Jepang mengalahkan tentara Belanda dengan sangat cepat dan itu membuktikan kepada warga Indonesia bahwa Belanda tidak sekuat selama waktu kolonisasi.
Dua faktor tersebut telah menjelaskan mengapa setelah Perang Dunia Kedua, Jepang meninggalkan Indonesia dan warga Indonesia tidak lagi menerima kekuasan Belanda. Pada tanggal 17 Agustus 1945, akhirnya Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno. Pada tahun 1945 sampai 1949, Belanda masih mencoba mempengaruhi Indonesia tetapi pada tahun 1949, Indonesia sah merdeka dan diakui oleh Belanda.
Yang menarik dalam penelitihan ini adalah ketika Indonesia merdeka dan Papua belum menjadi anggota negara Indonesia. Ini salah satu hal yang membantu memahami situasi Papua sekarang. Pada tahun 1949, semua bagian wilayah Indonesia sudah disatukan dalam satu negara kecuali Papua. Ini mempertunjukkan bahwa integrasi Papua dalam negara Indonesia kurang jelas daripada integrasi provinsi-provinsi yang lain.
Pada 1949, ketika Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia, bagian barat dari Pulau Papua tetap dikendalikan oleh Belanda. Akan tetapi Belanda mengerti mereka tidak bisa memiliki Papua selama-lamanya karena itu waktu dekolonisasi. Sebetulnya, setelah tahun lima puluhan, Belanda mulai berpikir tentang mempersiapkan bagian barat dari Pulau Papua menjadi negara merdeka. Akan tetapi pemerintah Indonesia tidak setuju dengan itu. Setelah kemerdekaan, Indonesia berkata kepada Belanda untuk meninggalkan Papua. Ada dua alasan yang menjelaskan mengapa Indonesia mencoba menggambil alih Papua. Pertama, pemerintah dari Jakarta telah mengetahui bahwa wilayah Papua sangat kaya dan dengan hasil bumi karena, Indonesia itu negara yang sedang berkembang. Selain itu, Indonesia adalah negara yang muda dan belum disatukan dengan kuat. Pada waktu ini, tidak bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah bangsa atau negara kuat, kemerdekaan baru terjadi dan identitas Indonesia belum ditetapkan dengan bagus. Tokoh-tokoh politik Indonesia mengerti bahwa warga Indonesia memerlukan hal-hal yang baru yang dapat mengumpulkan populasi Indonesia dan membuktikan kekuatan negara yang baru. Situasi Papua menjadi salah satu faktor utama. Indonesia meminta kepada Belanda karena ini kesempatan pemerintah Indonesia untuk meyakinkan warga Indonesia dan membuktikan kekuatannya sebagai suatu negara.
Pada awalnya, Belanda memang menolak permintaan dari Indonesia dan Hubungan diplomatik antara Belanda dan Indonesia menjadi tidak baik. Akhirnya, pada tahun 1960 Indonesia memilih untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan pemerintah Belanda.
Situasi menjadi lebih berat setelah itu karena pada bulan Desember 1961 Soekarno memilih menyerang pasukan Belanda yang mengendalikan Papua dengan dibantu oleh Uni Soviet. Pada saat itu, situasi geopolitik adalah Perang Dingin : Dunia dibagi antara dua blok, yang satu pro dengan Amerika Serikat, yang satu pro dengan Uni Soviet. Belanda merupakan anggota blok Barat, sedangkan Indonesia pertama ingin tetap netral tapi akhirnya mendekati Uni Soviet. Sebenarnya, masalah Papua menjadi sesuatu yang berhubungan dengan Perang Dingin.
Konflik antarblok sangat mempengaruhi takdir Papua. Pertama, Uni Soviet memilih membantu Indonesia melawan Belanda dengan menjual banyak senjata kepada tentara Indonesia yang diperbaikkan dengan cepat. Selain itu, Belanda yang mempersiapkan kemerdekaan Papua dianggap tidak netral karena merupakan salah satu anggota Blok Barat. Pada saat itu, Amerika Serikat mulai khawatir situasi di Vietnam. Mereka mengerti bahwa satu konflik di Asia itu cukup dan tidak ingin konflik di Papua menjadi satu perang lagi yang menghabiskan uang, senjata-senjata dan prajurit-prajurit. Amerika Serikat tidak mampu membantu Belanda berjuang melawan Indonesia di Papua dan tidak mau salah satu sekutunya kehilangan melawan suatu negara yang baru mendekati Blok Soviet. Jadi, pada 1962, setelah suatu konflik kecil yang terjadi terutama di laut selatan Papua, Belanda menyetujui meninggalkan wilayah Papua. Belanda hanya menyerahkan Papua kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada saat itu, PBB dikendalikan oleh Amerika Serikat dan melakukan apa yang diinginkan negara ini. Pada tanggal 1 Mei 1963, PBB memberikan bagian barat dari Pulau Papua kepada Indonesia. Wilayah ini menjadi anggota negara Indonesia secara resmi. Sesudah Papua menjadi provinsi Indonesia yang kedua puluh enam, warga Papua menentang Papua merupakan bagian dari kedaulatan Indonesia.
Supaya membuktikan bahwa warga Papua merasa menjadi anggota negara Indonesia, Soeharto (yang menggantikan Soekarno pada Maret 1966) mengadakan suatu Pemungutan Suara Umum pada 1969. Referendum tersebut bernama Act of Free Choice, pemerintah Indonesia mengumpulkan seribu wakil dari beberapa bagian Papua dan meminta mereka memilih kalau mereka mau tetap warga Indonesia atau tidak. Hasil referendum tersebut adalah warga Papua ingin menjadi warga Indonesia dan mengakui kedaulatan Indonesia.
Kini, referendum ini sungguh dikritik. Banyak penelitih berpikir bahwa dia ditipu dan tidak mempertunjukkan kemauan populasi Papua secara jujur. Itu sangat mungkin karena hasil referendum tersebut sangat berbeda dengan situasi Papua pada 1969 karena pada waktu itu sudah ada banyak protes. Hal yang pasti itu bahwa setelah Act of Free Choice, situasi di Papua tidak menjadi tenang.
Sejarah integrasi Papua ke Indonesia menarik sekali. Terbukti bahwa Papua menjadi bagian Indonesia karena wilayah ini diinginkan oleh pemerintah pusat meskipun warga Papua tidak ingin menjadi warganegara Indonesia. Selain itu, integrasi Papua adalah hasil konteks geopolitik tahun enam puluhan.
Dalam ilmu politik, diketahui bahwa pembangunan suatu negara itu sangat penting untuk kekuatannya. Ada banyak contoh yang membuktikan bahwa negara-negara yang dibangun dengan cepat dan tanpa menghiraukan keinginan rakyat sering menjadi rapuh. Salah satu contoh yang paling terkenal itu konflik antara Israel dan Palestina. Pada tahun empat puluhan, Inggris yang memiliki Palestina mulai mempersiapkan orang-orang Palestina menjadi merdeka. Tetapi setelah Perang Dunia Kedua, bangsa Yahudi tiba di wilayah Palestina karena mereka ingin suatu tanah setelah Shoah. Sesudah mereka tiba, bangsa Palestina marah karena mereka merasa seperti wilayah mereka dianeksasi orang Israel. Kini, konflik itu belum selesai. Ada konflik dan perang sejak enam puluh tahun dan situasi ini adalah akibat dari pembangunan negara yang buruk.
Untuk Papua, situasi sedikit seperti itu. Dalam bagian riset yang kedua, akan dijelaskan mengenai warga Papua yang hingga kini tidak senang dengan kedaulatan Indonesia dan itu sebenarnya hasil dari pembangunan bangsa yang salah.
Diketahui bahwa orang-orang yang tinggal dalam satu negara perlu merasa satu bangsa atau harus menerima kedaulatan negara mereka. Tanpa ini, negara-negara menghadapi banyak permasalahan, banyak protes dari rakyat yang tidak merasa menjadi anggota dan akhirnya pasti konflik terjadi.
Sejarah Papua menunjukkan dengan sempurna bahwa warga Papua sangat berbeda dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Selain itu, integrasi Papua ke dalam Indonesia itu contoh pembangunan negara yang salah. Biasanya, supaya suatu negara menjadi bersatu, diperlukan penerimaan semua rakyat. Terlihat sebelumnya bahwa Papua menjadi provinsi Indonesia karena alasan yang berbeda dengan kemauan masyarakatnya.
Di Jakarta turis-turis biasanya menikmati Monumen Nasional Indonesia di pusat Kota. Di bawah Monas ada Museum Nasional Sejarah Indonesia. Dari beberapa gambar di sana, pengunjung dapat belajar tentang sejarah Indonesia dari prasejarah hingga kini. Tentu saja, ada bermacam-macam gambar tentang sejarah Papua dan hubungan-hubungan antara wilayah ini dan Indonesia hingga proses integrasi. Sudut pandang yang dijelaskan gambar-gambar ini sungguh "Indonesia". Papua dianggap seperti suatu wilayah yang merupakan bagian Indonesia sejak lama dan yang menerima dengan baik kedaulatan Indonesia.
Itu merupakan simbol dari sikap Indonesia terhadap warga Papua. Pengintegrasian Papua sudah selesai tetapi masih ada banyak masalah dan pembangunan-pembangunan harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia supaya memuaskan warga Papua dan memperbaiki integrasinya.
II. Papua kini: Pemberontakan dan Ketidakadilan
Dalam bagian penelitian yang kedua akan menjelaskan masalah yang dihadapi warga Papua sebagai warganegara Indonesia. Selain itu, akan dijelaskan tentang posisi Papua yang sangat penting bagi Indonesia karena kekayaan alamnya.

a.       Integrasi wilayah Papua masih menghadapi banyak hambatan
Pertama, akan dijelaskan bahwa situasi di daerah Papua belum stabil. Akan terlihat bahwa hubungan antara pemerintah Pusat Indonesia dan warga Papua tidak tenang sejak integrasi Papua. Setelah itu, akan dijelaskan bahwa orang-orang Papua yang tinggal di provinsi-provinsi yang lain di Indonesia tidak selalu dihormati. Mayoritas orang Indonesia punya prasangka terhadap orang Papua.
Harus diingat bahwa sesudah integrasi Papua pada tahun enam puluhan, banyak orang Papua memprotes melawan kedaulatan Indonesia. Pada tahun 1969, banyak orang yang merasa ditipu oleh Act of free choice mendirikan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Organisasi tersebut merupakan kelompok pro-kemerdekaan di Papua yang paling terkenal. Sejak 1969, OPM membuktikan kemarahannya melalui berbagai tindakan. Tindakan-tindakan paling sering dilakukan oleh OPM adalah mengorganisir demonstrasi-demonstrasi, penyebaran bendera nasional Papua seperti gambar di bawah ini.
Kadang-kadang, OPM lebih ekstrim, misalnya, mereka sudah mengatur usaha-usaha melawan perusahaan-perusahaan asing karena mereka ingin memprotes dalam hal eksploitasi sumber daya alam daerah meraka oleh orang-orang asing.
Protes-protes OPM bisa dikritik karena kadang-kadang keras. Akan tetapi, hal yang perlu dikhawatirkan adalah konflik-konflik yang sering terjadi antara polisi atau tentara Indonesia dan organisasi tersebut. Pemerintah Indonesia sungguh memerlukannya untuk melindungi kesatuan Republik Indonesia. Itulah mengapa pergerakan pro-kemerdekaan ditekan oleh polisi Indonesia. Represi ini juga dihadapi oleh orang-orang pro-kemerdekaan di Maluku tetapi paling sering terjadi di Papua. Sejak 1969, banyak polisi atau militer Indonesia dan pejuang Papua meninggal karena konflik ini.
Dan situasi ini masih tidak adanya perbaikkan, sering terbaca dalam surat kabar nasional Indonesia seperti Kompas atau Jawa Pos dan lain lain tentang pertempuran di Papua. Misalnya, pada bulan November 2011, dua demonstrasi pro-kemerdekaan yang sangat besar diatur di Papua, yang satu di Jayapura yang satu di Wamena. Kedua demonstrasi tersebut berakhir dengan perlawanan polisi karena polisi harus menghentikan mereka sebab mereka dilarang secara hukum. Warga Papua merasa diserang meskipun mereka tidak melakukan hal yang buruk. Pada November 2011, selama satu bulan saja tujuh orang meninggal dalam demonstrasi-demonstrasi di Papua. Jumlah korban yang meninggal sejak 1969 sulit diperkirakan. Hal yang pasti, sudah terlalu banyak orang meninggal dan pemerintah Indonesia sangat keras dalam represinya dan sudah melanggar hak asasi manusia.
Dijelaskan bahwa situasi di Papua masih mengkhawatirkan. Akan terlihat sekarang bahwa warga Papua tidak selalu dihormati jika mereka tinggal di luar wilayah mereka.
Di Jawa, sering didengar penghinaan dan olok-olok tentang orang-orang yang berasal dari Papua. Pada umumnya, penghinaan-penghinaan itu dikatakan dalam konteks bercanda akan tetapi itu masih mengejutkan. Misalnya, sering didengar bahwa warga Papua berbau busuk, tidak bertingkah laku dengan sopan dan santun dan lain lain. Banyak orang juga takut dengan orang-orang Papua, mereka berpikir bahwa mereka kasar dan mengatakan cerita tentang orang-orang Papua yang tidak membayar taksi, yang selalu mabuk.
Tentu saja, ketakutan dan kebencian tersebut itu tidak adil. Mereka hasil masalah dalam hubungan-hubungan antarbangsa. Telah terlihat dalam riset ini bahwa budaya Indonesia dan budaya Papua sangat berbeda dan kedua bangsa ini belum dipersiapkan untuk tinggal bersama. Warga Papua perlu menyesuaikan diri kepada budaya Indonesia dan masyarakat Indonesia harus mentolerir mereka sebagai "teman-teman sebangsa".
Situasi ini menunjukkan bahwa integrasi Papua dan masyarakatnya belum stabil meskipun Papua sudah provinsi Indonesia sejak lebih daripada empat puluh tahun. Itu juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya tidak mengetahui banyak tentang orang Papua. Padahal hal itu merupakan masalah penting karena dua bangsa tidak bisa hidup bersama jika mereka tidak mengenal satu sama lain dengan bagus.
b.      Kepentingan ekonomi di Papua untuk Indonesia: Tambang Freeport
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa situasi di Papua mengkhawatirkan. Bisa dipertanyakan mengapa pemerintah Indonesia masih keras dalam perjuangannya melawan ide-ide pro-kemerdekaan Papua. Warga Papua tidak menerima kedaulatan Indonesia dan masyarakat Indonesia pada umumnya tidak menyambut warga Papua. Situasi ini sulit untuk suatu pemerintahan.
Akan tetapi, harus diketahui bahwa ada satu alasan yang membuat Papua sangat penting untuk pemerintah Indonesia : kekayaan wilayah ini.
Papua memang penuh dengan sumber daya alam. Dan wilayah ini belum dieksploitasi karena belum dijelajah hingga baru-baru saja. Emas dan tembaga merupakan sumber daya alam utama : di pedalaman Papua, ada beberapa tambang yang paling besar di dunia. Akan tetapi Papua juga berharga karena hutan-hutannya yang belum dieksploitasi. Diketahui bahwa hutan-hutan di Sumatra dan Kalimantan sudah banyak dimanfaatkan dan perdagangan kayu tetap menguntungkan. Selain itu, wilayah Papua mampu menjadi salah satu tujuan pariwisata yang paling terkenal di Indonesia. Alamnya indah sekali dan belum ramai seperti Bali atau tempat-tempat wisata lain di Indonesia. Semakin banyak wisatawan ingin berkunjung ke Papua karena bisa menikmati gunung-gunung tinggi dan masih alami, bisa bertemu dengan suku-bangsa yang tidak diketahui. Sudah ada tempat-tempat yang sangat populer seperti kepulauan Raja Ampat, di Papua Barat. Kepulauan tersebut merupakan tempat yang memiliki biodiversitas laut yang paling besar di dunia. Penyelam-penyelam dari mana-mana mengunjungi tempat ini dan menghabiskan banyak uang supaya menyelam di tempat ini.
Contoh-contoh tersebut membuktikan bahwa Papua adalah wilayah yang sangat kaya. Kekayaan tersebut merupakan alasan yang menjelaskan mengapa pemerintah Indonesia tetap menginginkan Papua menjadi bagian Indonesia.
Ada suatu contoh yang sangat jelas untuk memahami sifat Indonesia terhadap wilayah Papua, yaitu peristiwa yang terjadi di Tambang Freeport dari September 2011 sampai Desember 2011. Tambang Freeport atau Tambang Grasberg merupakan tambang emas yang paling besar di dunia. Dia terletak di pedalaman wilayah Papua, kurang lebih 4000 meter di atas permukaan laut. 12 000 buruh bekerja dalam tambang ini dan menghasilkan sekitar 4% setiap tahun dari produksi emas dan tembaga global.
Pada September 2011, 8000 dari 12000 buruh tersebut memilih berhenti bekerja untuk memprotes karena mereka meminta kepada Freeport (perusahaan Amerika Serikat yang memiliki dan mengendalikan Tambang Grasberg) kenaikan gaji mereka. Pemogokan ini berlangsung selama tiga bulan dan menyebabkan kematian pegawai dan polisi karena perjuangan-perjuangan antara demonstran dan polisi.
Sifat pemerintah Indonesia menghawatirkan. Dia tidak mencoba membantu warga Papua meskipun orang-orang Papua merupakan warganegara Indonesia. Pertama, pemerintah Indonesia tidak mendengar kemauan-kemauan demonstran meskipun itu biasanya tugas pemerintah membantu rakyat negaranya ketika terjadi konflik. Selain itu, diketahui bahwa sejak sangat lama, polisi Indonesia membantu perusahaan Freeport menekan gerakan-gerakan demonstrasi yang diatur pegawai Papua. Diperkirakan bahwa lebih daripada 20 juta dolar diberikan kepada polisi Indonesia oleh perusahaan Freeport selama 20 tahun.
Selama pemogokan tersebut, banyak perjuangan terjadi dan lima orang (satu orang polisi, empat pegawai) meninggal. Pada Desember 2011, suatu perjanjian ditetapkan oleh Freeport dan buruh-buruh Papua dan pemogokan berhasil diselesaikan.
Akan tetapi, kejadian tersebut dan sifat pemerintah Indonesia selamanya mewakili masalah-masalah yang masih dihadapi oleh warga Papua. Dipahami dengan mudah mengapa pemerintah perlu wilayah Papua dalam negara Indonesia. Freeport membayar kepada negara Indonesia banyak pajak sebanyak 2 milyar dolar setiap tahun hanya untuk tambang Grasberg. Dengan jumlah uang tersebut, dipahami dengan mudah mengapa Indonesia tidak mendengarkan kemarahan warga Papua dan akan terus berhubungan dengan perusahaan-perusahaan asing meskipun mereka tidak menghormati masyarakat lokal.
Masih banyak warga Papua berharap untuk merdeka dan berjuang untuk pergerakan ini. Akan tetapi, Papua sudah anggota Indonesia sejak 40 tahun dan organisasi-organisasi pro-kemerdekaan cukup lemah. Dijelaskan dalam bagian terakhir riset ini bahwa Papua merupakan terlalu penting untuk Indonesia secara ekonomi. Papua tidak akan menjadi merdeka meskipun integrasinya bisa diragukan.
Akan tetapi, situasi provinsi ini harus dan bisa diperbaiki. Warga Papua perlu menerima integrasi yang lebih baik. Masyarakat Indonesia harus mengerti bahwa orang-orang Papua adalah orang-orang yang sama baiknya seperti orang Indonesia yang lain. Warga Papua yang tinggal di luar wilayah mereka harus dihormati. Banyak orang bercanda tentang Papua karena provinsi ini masih dihuni oleh suku-bangsa yang sangat primitif (seperti suku-bangsa Korowai, Asmat). Keragaman budaya itu sesuatu yang penting dan perlu dipertahankan.
Akhirnya, prasangka-prasangka masyarakat tentang Papua tidak akan menghilang jika pemerintah Indonesia tidak mulai memperbaiki hubungan-hubungan dia dengan provinsi ini. Pemerintah harus mengerti bahwa Papua merupakan provinsi Indonesia yang biasa dan bukan hanya suatu wilayah yang kaya. Pemerintah harus mengerti bahwa kalau dia mau Papua tetap anggota Indonesia tanpa protes, orang Papua perlu diperlakukan sama dengan orang-orang Indonesia yang lain. Hal yang perlu diperbaiki dengan paling cepat adalah menurunkan ketidaksamaan ekonomi antara Papua dan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Misalnya, penghasilan dari eksploitasi sumber daya alam Papua harus diberikan kembali ke Papua. Karena diketahui bahwa hanya 65 juta dolar diberikan ke Papua atas 1,5 milyar yang didapat setiap tahun dari Tambang Freeport. Kalau masalah-masalah seperti ini diperbaiki, pasti situasi di Papua akan menjadi lebih baik dan pasti warga Papua akan menerima kedaulatan Indonesia dengan lebih baik.
Beralih kepada pembahasan Argumentative Essay maka kita harus melihat beberapa point penting secara detail, yaitu :
1.      Reasoning not Emotion
Saat kita menulis, khususnya dalam Argumentative Essay kita harus memberikan suatu fakta yang memiliki alasan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari, apabila kamu diberikan pertanyaan “mengapa kamu memakai baju hitam hari ini?” Mungkin ada yang hanya bisa menjawab dengan, “ya karena saya suka” (tidak ada alasan lain yang lebih logis) itu merupakan sebuah emotion bukan reasoning. Namun, dalam menulis Argumentative Essay harus berbentuk reasoning.
2.      Definite Evidence
Saat kita mencari suatu fakta untuk dijadikan sebuah bukti atau pendukung dari apa yang kita tulis, harus berdasarkan dari sumber yang terpercaya (definite evidence). Beberapa syarat sumber tersebut terpercaya yaitu : tokoh yang terkenal (banyak diketahui khalayak ramai), terdapat tanggal si tokoh tersebut menulis, tidak banyak mengambil sumber lain (copy paste), disajikan juga berdasarkan pengalaman yang dialami diri sendiri (research dsb).
Lalu ada juga beberapa hal yang belum tersentuh, yakni mengenai :
-          The role of Mnc.
-          The role of Media.
The role of Mnc. Mnc (Multinational Corporation) telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan ekonomi dunia pada umumnya. Mereka juga telah menjabat sebagai mesin pertumbuhan di negara-negara tuan rumah. Pentingnya Mnc di suatu negara berkembang dapat ditelusuri sebagai berikut :
1 . MNC membantu negara tuan rumah berkembang dengan meningkatkan investasi , pendapatan dan lapangan kerja dalam perekonomian .
2 . Mereka berkontribusi pada proses yang cepat dari pembangunan negara melalui alih teknologi , keuangan dan manajemen modern .
3 . MNC mempromosikan manajemen profesionalisme dalam perusahaan dari negara tuan rumah .
4 . MNC membantu dalam mempromosikan ekspor dari negara tuan rumah .
5 . MNC dengan memproduksi barang-barang yang diperlukan tertentu di host country membantu dalam mengurangi ketergantungan pada impor .
6 . MNC karena jaringan luas mereka kegiatan produktif menyamakan biaya produksi di pasar global.
7 . Masuknya perusahaan multinasional di negara tuan rumah membuat pasar lebih kompetitif dan mematahkan monopoli domestik .
8 . MNC mempercepat proses pertumbuhan di negara tuan rumah melalui industrialisasi yang pesat dan bersekutu kegiatan .
9 . Pertumbuhan perusahaan multinasional menciptakan dampak positif pada lingkungan bisnis di negara tuan rumah .
10 . MNC dianggap sebagai agen modernisasi dan pertumbuhan yang cepat .
11 . MNC adalah kendaraan untuk perdamaian di dunia . Mereka membantu dalam mengembangkan hubungan politik ramah antara negara-negara dunia .
12 . MNC membawa ide-ide dan bantuan dalam pertukaran nilai-nilai budaya .
13 . MNC melalui sikap positif dan upaya bekerja untuk pembentukan lembaga-lembaga kesejahteraan sosial dan peningkatan fasilitas kesehatan di negara-negara tuan rumah .
14. Pertumbuhan MNC membantu dalam meningkatkan keseimbangan status pembayaran dari negara tuan rumah.
15. Perusahaan-perusahaan multinasional mengintegrasikan pasar nasional dan internasional . Pertumbuhan mereka di hari-hari ini telah sangat dipengaruhi ekonomi , industri , lingkungan sosial dan kondisi bisnis .
Singkatnya, melalui dasarnya mencari maksimalisasi keuntungan dengan menggunakan semua jenis sumber daya dan strategi ekonomi global , akhirnya globalisasi telah menjadi fokus utama dari bisnis mereka . Dengan cara ini , ia telah menjadi kekuatan utama di balik propelling ekspansi ekonomi dunia pada umumnya.
The role of Media. Peran media saat ini (Muzna Shakeei, Karachi). Dalam dunia saat ini, media telah menjadi suatu keharusan sebagaimana makanan dan pakaian. Hal ini memainkan peran penting dalam memperkuat masyarakat. Media dianggap sebagai "cermin" dari masyarakat modern , menginfeksi , itu adalah media yang membentuk kehidupan kita .
Tujuan dari media adalah untuk menginformasikan orang-orang tentang saat ini , urusan baru dan menceritakan tentang gosip terbaru dan fashion . Ini menceritakan tentang orang-orang yang secara geografis dibagi .
Peran media telah menjadi salah satu cara perdagangan dan pemasaran produk dan prasangka . Media mengaku diatur oleh kebenaran dan keadilan , tapi keserakahan dan membesarkan diri telah meracuni kebajikan .
Media bertanggung jawab atas :
1.       Informasi
2.      Pendidikan
3.      Hiburan
4.      Iklan
5.      korelasi bagian dari masyarakat
Masyarakat dipengaruhi oleh media dalam banyak cara . Ini adalah media massa yang membantu mereka untuk mendapatkan informasi tentang banyak hal dan juga untuk membentuk opini dan membuat penilaian mengenai berbagai isu ! Ini adalah media yang membuat orang-orang diperbarui dan informasi tentang apa yang terjadi di sekitar mereka dan dunia . Semua orang bisa menggambar sesuatu dari itu .
Media telah memiliki efek buruk pada generasi , terutama karena , pemuda sangat dipengaruhi oleh media yang . Remaja dan anak-anak ingin mengikuti orang yang mendapatkan diakui dan melakukan apa yang mereka lakukan untuk mendapatkan perhatian. Kadang-kadang, mereka fokus pada bagian yang buruk dari media dan berusaha untuk menjadi bagian dari itu . Namun, banyak yang tidak menyerah pada kehidupan kejahatan !
Ini adalah hal-hal yang masuk ke dalam pikiran sipil Muda !
Media mempengaruhi perspektif masyarakat. Terlalu banyak intervensi media dalam segala hal merupakan masalah yang memprihatinkan. Media dapat dianggap sebagai " anjing penjaga " demokrasi politik . Selama berabad-abad , penekanan media berita telah disamarkan . Media hari ini , mencoba untuk mata berita , yang dapat membantu mereka untuk menjual informasi yang dikumpulkan di seluruh dunia , sehingga mereka bisa membuka jalan kesuksesan dan ketenaran saluran masing-masing . Radio Fm , surat kabar , informasi yang ditemukan di internet dan televisi adalah media massa yang berfungsi untuk mengurangi kesenjangan komunikasi antara penonton , pemirsa dan dunia media . Demi publisitas dan penjualan , tokoh-tokoh penting , gaya hidup mereka biasanya ditargetkan . Berita tidak penting dan tidak relevan , yang biasanya tidak memiliki kepentingan diberikan prioritas dan karena alasan atau yang lain , mereka mendapatkan ke benak para pemirsa dan dengan cara ini berkali- kali , berita politik , ekonomi dan sosiologis yang penting bisa diabaikan dan secara bertahap , kehilangan pentingnya mereka!
Tidak diragukan lagi , media telah memainkan peran penting dalam membuat dunia menjadi desa global dan untuk mengurangi kesenjangan komunikasi antara orang-orang yang tinggal di daerah yang jauh tapi sayangnya , media hari ini telah menjadi SEKTOR dikomersialkan, eying berita yang panas dan pandai menjual . Tujuannya adalah untuk mendapatkan poin rating televisi .
Saya percaya , jika media mengidentifikasi tanggung jawab dan bekerja dengan tulus dan jujur ​​, maka dapat berfungsi sebagai kekuatan besar dalam membangun bangsa. (http://www.hamariweb.com/articles/article.aspx?ideoloi66)

Jadi kesimpulannya, jika kita menguak segala hal tentang Papua maka erat sekali kaitannya dengan sejarah. Sejarah juga merupakan “asset” yang berharga serta sejarah juga merupakan perjuangan yang tidak ternilai. Segala macam bentuk perjuangan yang menuai kegagalan bukan berarti kemunduran. Kegagalan seharusnya menjadi pemacu untuk bertindak (membuat tindakan baru) secara cepat (segera) untuk mendapatkan hasil yang baik. Proses yang dialami dalam sejarah yang perlu mendapatkan apresiasi, melalui pembuktian sejarah yang sesungguhnya.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment