Class Review 9


West Papua’s Historical Sequence
 (author: Friska Maulani Dewi)

            New Challenge. Mungkin inilah yang akan menjadi tema di masa-masa terakhir kuliah Writing 4. Lebih tepatnya lagi Argumentative Essay-lah yang akan (sedang) menjadi ‘New Challenge’ ini. Masih tentang argumentative essay yang temanya pun masih tentang Papua Barat. Menggali dan terus menggali informasi-informasi yang berkaitan dengan West Papua. Entah mengapa hal ini membuatku berpikir, “Sepertinya lama-kelamaan kami akan seperti PT. Freeport yang terus menggali dan mengeruk bumi Cenderawasih ini. Bedanya, hanya di objek yang kita gali saja. Jika PT. Freeport terus-menerus menggali tambang emas di pegunungan yang adea di Papua Barat, kalau kami terus-menerus mengali sejarah dan informasi-informasi tentang Papua Barat.

            Untuk mengetahui seluk-beluk sejarah Papua Barat kami pun kembali ‘berlayar’ mengarungi luasnya dunia maya. Berikut ini merupakan rentetan sejarah Papua Barat yang saya temukan.

Kronologi Sejarah Papua
Pre 1945
1581
Miget Rojo de Brito mengunjungi Kepulauan RajaAmpat, Teluk MacCluer/Bintuni, dan Seram untuk mencari emas.
1605
VOC mulai mengirimkan ekspedisi ke Maluku dan kepulauan Papua.
1642
Tasman mengeksplorasi pantai barat West New Guinea untuk VOC pada pelayaran kembali dan Selandia Baru.
1660
VOC mengakui Sultan Tidore atas pulau New Guinea.
1700
William Dampler mendarat di Kepulauan Karas.
17 Maret 1824
Treaty of London dimana Belanda dan Inggris menyepakati pembagian Hindia-Belanda. Belanda mendapatkan Sumatera, Jawa, Maluku, Irian Barat, dan Inggris mendapatkan Malaya dan Singapura dan mempertahankan minat di North Borneo.
1828
Triton ekspedisi di New Guinea.
1884
Pemerintah Inggris dan Jerman mengakui meridian 141 sebagai batas timur barat harta mereka.
1898
Pembangunan stasiun pemerintah di Manokwari dan Fak-Fak.
1911
Misionaris J.van Muijlwijk mengendap di Fak-Fak untuk kegiatan misioanaris koordinasi di barat West New Guinea.
1936
Awal eksplorasi minyak di wilayah Teluk MacCluer.
15 Mei 1940
Pemerintah Hindia-belanda menyatakan keadaan darurat dan menempatkan Hindia pada pijakan perang.
22 April 1944
Pasukan Sekutu merebut kembali Hollandia.
9 Mei 1944
Komandan Jepang menyerah dan mundur dari West New Guinea. Sebuah banding bagi Belanda untuk melkukan perlawanan terhadap Jepang diikuti oleh banyak pemimpin lokal di seluruh West New Guinea.
4 Juni 1944
Jepang memulai seangan balik pada Biak dan pulau-pulau akhirnya dibersihkan dari Jepang pada tanggal 8 September.
17 Agustus 1945
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
1945 - 1949
23 Agustus 1945
Soekarno menyatakan kebijakan NKRI “dari Sabang sampai Merauke”.
15 November 1946
Perjanjian Linggarjati.
Ditandatangani antara Belanda dan perwakilan Indonesia. Berdasarkan perjanjian tersebut, kaum republiken memiliki kedaulatan atas Jawa, Madura dan Sumatera sementara Belanda mempertahankan kedaulatan atas seluruh Hindia-Belanda termasuk West New Guinea. Kedua belah pihak berjanji untuk bekerja sama untuk menciptakan federal Amerika Serikat Indonesia pada tanggal 1 Januari 1949 dimana RI dan wilayah yang dikuasai Belanda akan menjadi negara berdaulat dengan Rartu Belanda sebagai kepala (RIS).
Januari 1948
Perjanjian Renville (gencatan senjata)
September 1948
Pemberontakan PKI di Madiun
11 Agustus 1949
Dibawah tekanan dari Amerika Serikat, Belanda akhirnya setuju untuk melakukan gencatan senjata.
23 Agustus –
2 November 1949
Konferensi Meja Bundar antara Belanda dan Indonesia.
29 Desember 1949
Pemerintah Belanda mengeluarkan Dekrit Peraturan Administrasi New Guinea, mendirikan Nugini Belanda sebagai wilayah yang terpisah. Belanda melanggar perjanjian dengan Indonesia.
1950 - 1959
April 1950
Belanda – Indonesia Conference Union diadakan di Jakarta; masalh Irian Barat harus ditentukan pada tahun 1950.
Agustus 1950
Soekarno mengumumkan pembentukan Republik Indonesia menggantikan RIS.
17 Agustus 1950
Soekarno menempatkan Irian Barat dalam posisi penting dalam pidato di Hari kemerdekaan (HUT RI ke-5).
September 1950
Belanda dan delegasi Indonesia menyampaikan laporan secara terpisah kepada PBB.
Desember 1950
Pembicaraan Uni Belanda – Indonesia gagal.
Januari 1952
Konstitusi Belanda diubah untuk memasukkan Irian Barat.
November 1954
Beberapa serangan militer Indonesia berlangsung pada pinggiran West New Guinea.
30 November 1954
PBB menolak klaim Indonesia atas West New Guinea.
19-24 April 1955
Konferensi Asia-Afrika di Bandung.
10 Desember 1955
Indonesia-Belanda kembali mengadakan perundingan.
13 Februari 1956
Indonesia membubarkan Uni Belanda-Indonesia secara sepihak.
Desember 1957
Indonesia membentuk Komite Aksi Sentral untuk pembebasan Irian Barat.
2 Desember 1957
Pemogokan Nasional 24jam sebagai aksi protes pada kekuasaan Belanda atas West New Guinea.
1959
Dewan Daerah yang dipilih mulai dibentuk oleh Belanda di Irian Barat.
1960 - 1969
3-9 Maret 1960
Komferensi Australia – Belanda diselenggarakan di Hollandia.
Agustus 1960
Hubungan diplomatik Indonesia – Belanda putus.
Januari 1961
John F. Kennedy menjadi Presiden Amerika Serikat.
Februari 1961
Diadakan Pemilu untuk 16 Anggota Dewan Nugini Barat.
19 Desember 1961
Soekarno menyatakan Trikora.
1962
Peningkatan pertahanan di Papua.
15 Januari 1962
Pertempuran Laut Aru. Tenggelamnya KRI Macan Tutul.
15 Agustus 1962
Perjanjian New York yang berisi wilayah Papua Barat akan diserahkan oleh pihak Belanda pada PBB.
18 Agustus 1962
Gencatan senjata di West New Guinea mulai berlaku.
1 Oktober 1962
UNTEA mengambil alih Administrasi Papua dari Belanda.
1 Oktober 1962 –
1 Mei 1963
Irian Barat merupakan bagian dari UNTEA.
31 Desember 1962
Bendera Indonesia dikibarkan berdampingan ddengan PBB di wilayah Papua.
13 Maret 1963
Dimulai kembali hubungan diplomatik antara Indonesia – Belanda.
21 Mei 1963
PBB sepakat untuk mengadakan voting langsung oleh orang Papua.
Desember 1964
Indonesia keluar dari PBB atas isu Malaysia.
1965
OPM didirikan.
1967
Freeport masuk Indonesia.
Juni 1968
Sebuah kekuatan tempur Indonesia dikirim ke Irian Barat dari Sulawesi Selatan dalam menanggapi pemberontakan bersenjata di Papua.
14 Juli – 4 Agustus 1969
Dilaksanakan PEPERA dan hasil dari PEPERA ini Irian Barat dinyatakan bergabung dengan Indonesia.
1970 - 1998
1974
Di Biak Utara, 45 orang tewas.
1975
Di Biak, setidaknya 41 orang dare desa Arwam dan Rumbin tewas.
1977 - 1978
Pemboman udara Lembah Baliem.
Mei 1978
Lima pemimpin OPM tewas dan 125 penduduk desa ditembak karena dicurigai simpatisan OPM.
Juni-Agustus 1981
Operasi Sapu Bersih, populasi Ampas Waris dan desa Batte-Arso menjadi korban.
8 Januari 1996
Krisis Sandera Mapenduma; militant OPM yang dipimpin Kelly Kwalik menyandera 26 orang di Irian Jaya.
21 Mei 1998
Presiden Soeharto mengundurkan diri. Masa Reformasi pun dimulai.
2000-2009
6 Oktober 2000
Polisi merazia upacara pengibaran bendera di Wamena, massa mengumpul dan dua warga non-Papua tewas dalam sebab tidak jelas. Massa memulai kerusuhan ke lingkungan migran dari daerah lain di Indonesia, membakar dan menjarah toko-toko. 7 warga Papua tertembak dan 24 warga non-Papua tewas.
11 November 2001
Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Eluay, ditemukan tewas di mobilnya di luar Jayapura setelah hilang diculik.
31 Agustus 2002
pemberontak menyerang sekelompok profesor Amerika. 3 tewas dan 12 lainnya luka-luka. Polisi menduga OPM yang bertanggung jawab.
1 Desember 2003
Sekelompok 500 orang mengibarkan bendera separatis, 42 orang ditangkap.
15 Oktober 2004
Pemberontak menewaskan enam warga sipil dalam serangan di Puncak Jaya
16 Maret 2006
Tiga polisi dan seorang pilot tewas dan 24 orang lainnya cedera dalam bentrokan dengan warga papua dan mahasiswa yang telah menuntut penutupan tambang Grasberg Freeport di Provinsi Papua
4 Desember 2008
4 warga Papua terluka oleh tembakan dari polisi dalam demonstrasi menuntut kemerdekaan Papua.
14 Maret 2009
Satu personil TNI tewas dalam serangan terhadap pos tentara di Tingginambut. OPM diduga bertanggungjawab.
11-12 April 2009
Pertempuran antara tentara dan militan Papua menewaskan 11 orang termasuk 6 anggota tentara. Pada saat yang sama, sebuah bom dijinakkan di kantor polisi di Biak.
Juli 2009
Insiden pengibaran bendera Papua Barat oleh OPM di desa Jugum, kemudian lebih dari 30 rumah dibakar dalam sebuah operasi TNI.
16 Desember 2009
Pimpinan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kelly Kwalik tewas ditembak oleh kepolisian Indonesia saat operasi penyerbuan di Timika.
2010-an
24 Januari 2010
Pemberontak menyergap sebuah konvoi karyawan perusahaan tambang PT Freeport McMoran. 9 orang terluka, OPM menyangkal bertanggung Jawab.
1 Maret 2010
Asosiasi Papua Barat Australia di Sydney mengatakan bahwa situasi di Papua Barat memburuk. Sejak Juli tahun lalu telah terjadi 14 insiden penembakan di sekitar tambang Grasberg, tambang emas dan tembaga milik Freeport, dan serangan ini telah menewaskan sedikitnya 3 dan melukai 13 orang.
17 Mei 2010
TNI menyerang markas militan OPM, menewaskan satu tersangka militan.
21 Mei 2010
Militan menyerang anggota TNI di dekat Yambi, 75 km dari Mulia. Tidak ada korban.
23 Juni 2011
Seorang perwira polisi dari Jayapura ditembak oleh anggota yang diduga dari OPM.
20 Juli 2011
Seorang perwira TNI tewas dalam penyergapan terhadap pasukan keamanan di distrik Puncak Jaya di Papua oleh pemberontak.
5 Desember 2011
Dua perwira kepolisian tewas di Puncak Jaya selama tembak-menembak dengan tersangka anggota OPM.
12 Desember 2011
Kepolisian menyergap markas grup lokal OPM. Polisi menyita senjata api, amunisi, pisau, perlengkapan perang, dokumen, bendera Bintang Kejora dan menewaskan 14 militan.
Juni 2012
Koordinator Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Mako Tabuni meninggal di rumah sakit setelah mengalami luka tembak dalam operasi penangkapan oleh kepolisian Jayapura.
22 Februari 2013
Sebuah helikopter TNI rusak akibat tembakan dari darat ketika mencoba untuk mengevakuasi mayat personil yang tewas melawan OPM sebelumnya. Setidaknya 3 anggota kru terluka. 8 personil TNI tewas dalam tembak-menembak sebelumnya.

~XOXO~

References

Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment