class review 9



Class review 9
Jumat 4 april 2014
Kenali Sejarah Negeri Kita
(Papua Barat)
            Ketika kita membahas sebuah sejarah maka didalamnya terdapat fakta-fakta yang harus diungkap dan diperjelas karena sejarah merupakan sebuah hal penting dalam hidup manusia. Seperti halnya sejarah Indonesia dan sejarah-sejarah lainnya. Pada class reiview minggu ini saya akan mengupas tentang sejarah papua yang dimana didalamnya terdapat banyak konflik, diantaranya adalah konflik perebutan pulau Papua antara Belanda dan Indonesia, yang dimana kedua negara tersebut menginginkan Papua menjadi bagian dari negara mereka.

Beberapa ilmuan meneliti Pulau Papua untuk mengetahui isi dari Pulau tersebut, para peneliti itu tidak hanya dari dalam negeri bahkan banyak dari luar negeri yang meneliti Pulau Papua, karena Papua mempunyai kekayaan alam dan keragaman budaya, sehingga para peneliti banyak yang masuk ke Papua. Para penjelajah Eropa yang pertama kali datang ke Papua, menyebut penduduk setempat sebagai orang Melanesia. Asal kata Melanesia berasal dari kata Yunani, Mela yang artinya hitam, karena kulit mereka berwarna gelap. Kemudian bangsa-bangsa di Asia Tenggara dan juga bangsa Portugis yang berinteraksi secara dekat dengan penduduk Papua, menyebut mereka sebagai orang Papua. Peneliti yang berasal dari Jepang, ia membawa benda temuan prasejarah ke negaranya secara diam-diam. Lalu pada 2006 peneliti dari Belanda yang menggali gua di Ayamaru, Sorong pada malam hari agar penduduk setempat tidak mengetahui apa yang di dapatnya. Selain itu pada tahun 2010 di kaimana ditemukan beberapa spesies ikan langka dan spesies ikan itu dibawa ke perancis tanpa sepengetahuan penduduk setempat.
 Di negara Indonesia terdapat beberapa pulau salah satunya adalah pulau Papua yang pada dulunya adalah Irian Jaya. Papua merupakan pulau yang kaya akan kekayaan alam dan keragaman budaya, yang tidak terpisahkan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. sejarah masuknya Irian Barat (papua) kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi, seperti pendapat Tokoh Pejuang Papua, bapa Ramses Ohee bahwa proses masuknya Papua dalam NKRI sudah melalui cara yang benar dan diakui dunia internasional. Bila ada sejumlah kalangan yang masih mempersoalkan sejarah masuknya Papua ke dalam wilayah Indonesia yang telah ditetapkan melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada tahun 1969 silam, berarti mereka tidak tahu proses sejarah tersebut. Bapa Ramses Ohee menilai ada pihak-pihak yang sengaja membelokkan sejarah Papua untuk memelihara konflik di Tanah Papua. Sejarah masuknya Papua ke dalam NKRI sudah benar, hanya saja dibelokkan sejumlah warga tertentu yang kebanyakan generasi muda.
            Tokoh Papua Ramses Ohee menjelaskan, fakta sejarah menunjukkan keinginan rakyat Papua bergabung dengan Indonesia sudah muncul sejak pelaksanaan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Sayangnya, masih ada yang beranggapan bahwa Sumpah Pemuda tidak dihadiri pemuda Papua. Ini keliru, karena justru sebaliknya, para pemuda Papua hadir dan berikrar bersama pemuda dari daerah lainnya. Ayah Ramses Ohee, Poreu Ohee adalah salah satu pemuda Papua yang hadir pada saat itu. Adapun mengenai pihak-pihak yang memutarbalikkan sejarah dan masih menyangkal kenyataan integrasi Papua ke dalam NKRI tersebut. Berdasarkan catatan sejarah, pada 1 Oktober 1962 pemerintah Belanda di Irian Barat menyerahkan wilayah ini kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) hingga 1 Mei 1963. Setelah tanggal tersebut, bendera Belanda diturunkan dan diganti bendera Merah Putih dan bendera PBB. Selanjutnya, PBB merancang suatu kesepakatan yang dikenal dengan New York Agreement untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat Irian Barat melakukan jajak pendapat melalui Pepera pada 1969 yang diwakili 175 orang sebagai utusan dari delapan kabupaten pada masa itu. Hasil Pepera menunjukkan rakyat Irian Barat setuju untuk bersatu dengan pemerintah Indonesia.
                Selain itu sejarah Papua tidak bisa dilepaskan dari masa lalu Indonesia, karena Papua adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah utara Australia dan merupakan bagian dari wilayah timur Indonesia. Sebagian besar daratan Papua masih berupa hutan belantara, Papua merupakan pulau terbesar ke dua di dunia setelah Greenland.  Sekitar 47% wilayah pulau Papua merupakan bagian dari Indonesia, yaitu yang dikenal sebagai Netherland New Guinea, Irian Barat, West Irian, serta Irian Jaya, dan akhir-akhir ini dikenal sebagai Papua. Sebagian lainnya dari wilayah pulau ini adalah wilayah negara Papua New Guinea (Papua Nugini), yaitu bekas koloni Inggris. Populasi penduduk diantara kedua negara sebetulnya memiliki kekerabatan etnis, namun kemudian dipisahkan oleh sebuah garis perbatasan. Perbatasan anatara Indonesia dengan Papua Nugini ditandai dengan 141 garis bujur timur yang memotong pulau Papua dari utara ke selatan.
            Papua sendiri menggambarkan sejarah masa lalu Indonesia, dimana tercatat bahwa selama abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Palembang, Sumatera Selatan, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Didalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua, yang pada waktu itu dikenal sebagai Janggi. Dalam catatan yang tertulis didalam kitab Negara Kertagama, Papua juga termasuk kedalam wilayah kerajaan Majapahit (1293-1520). Selain tertulis dalam kitab yang merupakan himpunan sejarah yang dibuat oleh pemerintahan Kerajaan Majapahit tersebut, masuknya Papua kedalam wilayah kekuasaan Majapahit juga tercantum di dalam kitab Prapanca yang disusun pada tahun 1365.
Walaupun terdapat kontroversi seputar catatan sejarah tersebut, namun hal itu menegaskan bahwa Papua adalah sebagai bagian yang tidak terlepas dari jaringan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara yang berada dibawah kontrol kekuasaan kerajaan Majapahit. Selama berabad-abad dalam paruh pertama millennium kedua, telah terjalin hubungan yang intensif antara Papua dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia, dimana hubungan tersebut bukan hanya sekedar kontak perdagangan yang bersifat sporadis antara penduduk Papua dengan orang-orang yang berasal dari pulau-pulau terdekat.
Sejarah masuknya Papua kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tidaklah mudah, tetapi banyak sekali kendala-kendala, yang dimana didalam sejarah masuknya Papua ke NKRI terdapat Trikora. Trikora atau Tri Komando Rakyat adalah konflik dua tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian Barat. Pada tanggal 19 desember 1961 Prseiden Indonesia Soekarno, mengumumkan pelaksanaan Trikora di alun-alun utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk komando mandala, Mayor jenderal Soeharto diangkat menjadi panglima, tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia. Isi dari Trikora tersebut adalah :
1.      Gagalkan pembentukan “Negara Papua” bikinan Belanda.
2.      Kibarkan sang merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
3.      Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda termasuk wilayah Barat Pulau Papua. Namun demikian pihak Belanda mengganggap wilayah itu masih menjadi salah satu Provinsi kerajaan Belanda. Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua Negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Akan tetapi pemerintah Indonesia menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian dibicarakan dalam beberapa pertemuan dan dalam berbagai forum Internasional. Dalam konferensi Meja Bundar tahun 1949, Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian Barat, namun hal ini akan dibicarakan kembali dalam jangka waktu satu tahun.
Pada Desember 1950 PBB memutuskan bahwa Papua bagian barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e piagam PBB, karena Indonesia mengklaim Papua bagian barat sebagai daerahnya. Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi Indonesia menolaknya. Belanda mempercepat program pendidikan di Papua bagian barat untuk persiapan kemerdekaan, karena melihat Indonesia beberapa kali menyerang Papua bagian barat. Hasil dari program pendidikan Belanda tersebut adalah sebuah akademi angkatan laut yang berdiri pada tahun 1956 dan tentara Papua pada tahun 1957, dan pada tanggal 17 Agustus 1956 indonesia membentuk Provinsi Irian barat dengan ibu kota di Soasiu yang berada di pulau Tidore. Selanjutnya, PBB merancang suatu kesepakatan yang dikenal dengan “New York Agreement” untuk memberikan kesepakatan kepada masyarakat Irian Barat melakukan jajak pendapat mealalui Pepera pada tahun 1969 yang diwakili oleh 175 orang sebagai utusan dari delapan kabupaten pada masa itu. Hasil Papera tersebut menunjukkan rakyat Irian Barat setuju untuk bersatu dengan pemerintah Indonesia.
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintah yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, yang sebelumnya adalah Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya yang dipimpin oleh Muamar Gaddafi dan pelatihan diri dari grup gerilya New People’s Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat. Organisasi Papua Merdeka (OPM) didirikan pada bulan Desember 1963 dengan pengumuman “kami tidak mau kehidupan modern, kami menolak pembangunan apapun, rombongan pemuka agama, lembaga kemanusiaan dan organisasi pemerintahan. Tinggalkan kami sendiri”.
Dari pengumuman yang dibuat OPM pada bulan Desember 1963 dapat kita lihat ideology masyarakat Papua barat adalah bersifat egoistic yang sangat familiar, tigkah laku yang banyak diwarnai dengan mementingkan diri mereka. Egoistic dalam system kapitalisme individu dan kelompok kecil pribadi mendominasi pasar untuk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyrakat dan menghormati kepentingan umum. Sehingga masyarakat tujuh suku yang ada di daerah sekitarnya mulai muncul perlawanan menutup PT Freeport Indonesia tetapi yang punya capital, modal, Amerika Serikat serta modal lain tidak mengganggap bahwa kebutuhan masyarakat sekitar Freeport. Maka kapitalisme itu membawa dampak yang luar biasa untuk mementingkan kebutuhan sendiri bagi mereka, tidak meletakkan ide berwawasan bahwa yang dulu emas itu dipelihara oleh masyarakat Papua, air itu dijaga oleh masyrakat Papua, perak itu disimpan Alaskan oleh masyarakat Papua.
Pada saat itu belum ada orang yang mampu berliterasi dengan perebutan sejarah Papua, sehingga hampir saja Pulau Papua direbut oleh Negara lain yaitu Belanda-Hindia, tetapi Indonesia mampu mempertahankan Papua tersebut. Dan menurut pandangan saya jika Papua harus berpisah dan mendirikan Negara sendiri saya tidak setuju, karena jika Indonesia melepas Papua maka sama halnya Indonesia menyerahkan kekayaan alam sendiri ke Negara lain, karena di Pulau Papua banyak sekali kekayaan-kekayaan alamnya, sehingga sang at disayangkan sekali jika Papua pisah dengan Indonesia.
Dan pada minggu kemarin kita telah mendiskusikan beberapa poin yang sudah kita bahas, yaitu tentang “Don’t Use Your Data as a Pillow” yang dimana kita telah mendiskusikan tentang kata “Data” dan “Pillow”. Ini adalah hasil dari kelompok kami yang telah mendiskusikannya pada minggu kemarin. Menurut pandangan saya data adalah ilmu dan pillow adalah suatu sandaran atau ilmu, yang harus dibagi, menurut syarifah data adalah dokumen dan informasi dan pillow adalah jangan ada yang disembunyikan, menurut yana data adalah sumber dan pillow adalah tempat persembunyian, menurut pendapat yayah data adalah kebenaran dan pillow adalah sebuah tumpuan dari data yang harus digunakan datanya, dan menurut pendapat Yumer tentang data adalah pengetahuan dan pillow adalah hanya dalam pikiran dan tidak terlihat.
Pada kalimat pertama di paragraph pertama dalam artikel S.Eben Kirksey yan berjudul Don’t Use Your Data as a Pillow kita telah mendiskusikannya yaitu menurut Yayah, pesta yang telah disiapkan, menurut Yumer adalah penduduk yang menyiapkan pesta, menurut Yana yaitu menu pesta yang disiapkan adalah menu khas daerah jadi kemungkinan pesta disiapkan sebagai pesta perpisahan, menurut Syarifah yaitu ada orang yang tidak suka dengan penulis yang melakukan penelitian, sedangnkan menurut pendapat saya adalah penulis sengajar menyenangkan penduduk dan sebagai wujud terimakasih karena sudah diperbolehkan meneliti di Pulau Papua tersebut.
Jadi pada kesimpulannya adalah pada awalnya Papua adalah Irian Jaya kemudian diganti namanya menjadi Papua. Papua terletak di sebelah utara Australia dan merupakan bagian dari wilayah timur Indonesia. pada 1 Oktober 1962 pemerintah Belanda di Irian Barat menyerahkan wilayah ini kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) hingga 1 Mei 1963. Papua adalah salah satu Pulau yang ada di Indonesia yang banyak sekali kekayaan alamnya, sehingga sangat disayangkan jika Papua harus dilepas dari Indonesia.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment