Class Review 8


Menyelami Pulau Papua
Dengan Argumentatif Esai

Ruang sidang, ruang yang hanya ingin kulirik saja sebelumnya, karena saya belum siap menjadi penghuninya. Namun, jum’at 25 April 2014 pukul 06.00 tepatnya menjadi hari perdanaku dan kawan-kawanku untuk berkenalan dengannya. Bukan untuk bimbingan skripsi, bukan untuk sidang munaqosah, namun untuk melanjutkan perjuangan kami kembali ke tracknya menyelesaikan sisa putaran-putaran yang ditinggal istirahat sebelumnya.
Writing 4 ini benar-benar memiliki tantangan yang berbeda dan tidak terjangkau oleh pemikiran kita sebelumnya, tetapi inilah dimana kita berada sekarang. Siap tidak siap, harus siap! Bisa tidak bisa, harus bisa! Untuk menjadi orang yang berpendidikan, kita harus siap dalam hal apapun. Satu hal yang tersirat dalam pertemuan ini adalah “Jangan buang-buang waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak baik, dan jangan sampai membuang energi dengan percuma atau sia-sia.”
“For the good things, do it now or never”
pada challenge kali ini, kita tidak bekerja sendiri, melainkan bersama partner terbaik kita yang sama-sama  memiliki misi untuk memecahkan benteng egois yang dihadapi. Suggest beliau untuk kami adalah
-          Attitude
Sikap adalah hal yang nampak nyata dari seseorang, dan sikap bisa dianalisa oleh orang lain. Kesadaran, perasaan, dan perilaku merupakan cerminannya. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan sikap kita masing-masing, baik dalam berbicara, bertindak atau berperilaku terhadap orang lain.
-          Teamwork
Suatu hal yang sangat penting yang harus kita lakukan pada sisa musim ini adalah memiliki partner terbaik untuk berdiskusi, baik di dalam maupun di luar kelas secara terus menerus, dan berulang-ulang. Membaca secara intensive dan harus terus berkelanjutan dengan disertai do’a untuk meraih hikmahnya. Selain itu, fokus, komitmen, ketekunan, kerjasama, merupakan hal-hal penting yang menjadi keharusan kita, dan tidak boleh diabaikan. Terutama dalam hal membaca, karena sekarang adalah: “Reading Time!”  

“Do not Use Your Data As Pillow” oleh S. Eben Kirksey, kini menjadi perbincangan seru dalam keheningan kita : Fitriatuddiniyah (me), Enok Siti Jaenah, Endang Siti Nurkholidah, Iiz Lailatus Sa’idah, dan Ida Fauziyah.  Sebagai langkah awal kita pada proyek ini adalah kita menjawab “Trivia Quiz” terlebeih dahulu. Hal itu adalah sebagai berikut:
            Papua Barat (sebelumnya Irian Jaya Barat disingkat Ijabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam UU No. 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh otonomi khusus.
            Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung Pulau Papua dan kepulauan-kepulauan dikelilingnya. Batas wilayah bagian utara berbatasan dengan samudra pasifik, bagian selatan dengan laut Banda, bagian barat dengan Provinsi Maluku Utara, Kepulauan Maluku,dan bagian timur berbatasan dengan provinsi Papua.
(Wikipedia.org)

            IRIAN artinya Ikut Republik Indonesia Anti Netherland. Pada buku PAPERA 1969 terbitan tahun 1972, hal 107-108 dijelaskan bahwa mengapa anti Netherland adalah karena pada waktu itu Belanda menjajah Indonesia dan menguasai daerah minyak di wilayah Papua yaitu di bagian burung dan menjadikan penduduk asli pribumi sebagai buruh kasar pada perusahaan minyak mereka, maka orang Papua anti dengan Netherland.
            Kata PAPUA memiliki banyak arti, salah satunya dalam bahasa Tidore. Megapa demikian adalah karena Papua adalah wilayah kekuasaan Kerajaan Tidore. Kata Papua terdiri dari dua kata yaitu, papa dan ua. Papa artinya bapak, dan ua artinya tidak. Jadi, papua artinya tidak memiliki bapak. Karena ketika itu Sultan Tidore melihat bahwa di tanah papua ini tidak memiliki pemimpin atau dengan kata lain orang papua berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Oleh karena itu, Sultan Tidore memberi nama pulau ini dengan nama Papua dan memberikan mereka seorang pemimpin. Papua menurut bahasa Papua sendiri artinya hitam dan keriting yang merupakan ciri khas seorang Papua.
(sejarah.kompasiana.com/2013/11/18/fakta-unik-antara-papua-dan-irian-610414.html)

            Wilayah Papua bagian barat sejak pertama kali bergabung dengan NKRI, Soekarno menamai wilayah itu dengan sebutan Irian Barat (1969-1973). Kemudian nama Irian Barat diganti menjadi Irian Jaya pada masa rezim Soeharto ketika meresmikan tambang tembaga dan freeport, nama Irian Jaya dipakai sampai tahun 2002. Namun, pada akhir tahun 2003 nama itu diganti menjadi Papua.
            Pergantian nama ini membawa dampak penting pada kehidupan tanah papua, nama Irian Jaya yang berarti takut RI, Anti Netherland (IRIAN), bisa dibilang Irian Jaya adalah masa tersulit bagi warga Papua, karena periode ini terjadi banyak pembantaian yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Soeharto. Selain itu, otonomi khusus yangdiberikan oleh presiden Soekarno dicabut, sehingga menghambat langkah Papua untuk bertindak tegas. Namun, ketika diganti menjadi Papua, penindasan rakyat atas pemerintahan Indonesia berakhir.
            Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Belanda yang tidak mau melepaskan kekuasaannya atas Papua. Pada waktu itu Belanda, ingin menjadikan Papua sebagai wilayah dikolonisasi, yaitu rencana bahwa Belanda akan memerdekakan Papua pada waktu yang telah ditentukan.
Untuk menggapai rencana licik itu, pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Trikora dalam rapat raksasa di alun-alun Yogyakarta yang isinya:
a.      Gagalkan pembentukan “Negara Boneka” Papua bentukan kolonial Belanda.
b.      Kibarkan sang saka merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
c.      Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan  kesatuan tanah air dan bangsa.
Soekarno melakukan Perundingan Linggarjati, KMB (Konferensi Meja Bundar), Perjanjian Renville, dan KAA (Konferensi Asia Afrika) untuk memerdekakan Papua agar masuk ke wilayah NKRI. Perjuangan Bung Karno ini membuahkan hasil. Pada tanggal 15 Agustus 1962, Indonesia – Belanda menandatangani NewYork Agreement yang difasilitasi oleh PBB. Untuk maksud itu, dibentuklah Badan Pemerintahan Sementara PBB (UNTEA). Selain itupun, Soekarno menjalankan Trikora sebagai langkah awal pelaksanaannya adalah pembebasan suatu komando operasi, yang diberi nama “Komando Mandala Pembebasan Irian Barat” sebagai panglima komando adalah Brigjen Soeharto yang kemudian pengkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal.
Lamanya penjajahan Belanda di Indonesia tidak sama dengan lamanya penjajahan Belanda di Papua Barat. Indonesia dijajah oleh Belanda selama sekitar 350 tahun dan berakhir ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Papua Barat, secara politik praktis dijajah oleh Belanda selama 64 tahun (1896-1962) (Anneahira.com). Pada awal pemerintahan Belanda di Papua sejak tahun 1896, tak seorangpun warga pribumi membentuk gerakan anti Belanda sehingga tak seorangpun dibunuh sehingga terjadi kehidupan yang harmonis.
Hal ini sebagai bukti (evidence) nyata bahwa rakyat Papua tidak merasa pernah dijajah oleh Belanda seperti daerah Indonesia yang lain. Namun, pada saat pemerintahan Jepang, banyak rakyat pribumi yang disiksa, dipotong tangannya, serta dibunuh.
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan tahun1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya, pemimpin  Muammar Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilya “New People’s Army” beraliran maosis yang ditetapkan sebagai organisasi teoris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan ditingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan penghianatan terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera bintang kejora, dan melancarkan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya sering membawa-bawa bintang kejora dan simbol persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan “Hai Tanahku Papua” dan lambang nasional. Lambang Nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian NewYork.
            Semua pemaparan di atas merupakan pembuka kita untuk menyelami topik writing di sisa musim ini. Papua menjadi topik utama kita untuk kembali melanjutkan perjalanan membuat karya tulis. Argumentatif esai menjadi tantangan baru kita kali ini, yang kemudian akan dijelaskan sebagai berikut:
Argumentative Essay
Esai argumentatif adalah genre penulisan yang mengharuskan siswa untuk menyelidiki topik; mengumpulkan, menghasilkan, dan mengevaluasi bukti; dan membangun posisi pada topik secara ringkas.  Harap dicatat: Beberapa kebingungan mungkin terjadi antara esai argumentatif dan esai ekspositori. Kedua genre serupa, tetapi esai argumentatif berbeda dari esai ekspositori dalam jumlah pra-menulis (penemuan) dan penelitian yang terlibat. Esai argumentatif umumnya ditugaskan sebagai batu penjuru atau tugas akhir secara tertulis tahun pertama atau kursus komposisi maju dan melibatkan panjang, penelitian rinci. Esai ekspositori melibatkan penelitian kurang dan lebih pendek panjang. Esai ekspositori sering digunakan untuk latihan menulis di kelas atau tes, seperti GED atau GRE.
Menurut Fitzpatrick (2005), Menulis adalah hanya masalah memberikan informasi kepada audiens Anda. Dalam menulis esai arguemntative Anda harus membujuk audiens Anda untuk mempertimbangkan sudut pandang Anda, bahkan jika mereka mungkin tidak setuju dengan Anda.
Hal ini membutuhkan beberapa perawatan dan keterampilan: Anda perlu menunjukkan rasa hormat karena menentang sudut pandang, Anda harus memilih kosa kata dengan hati-hati, dan, di atas semua, Anda harus menulis dengan jelas dan logis.
Tentukan topik!
Beberapa topik memerlukan definisi. Misalnya, jika topik Anda adalah "Haruskah sekolah memberikan pendidikan moral?" Anda harus menjelaskan apa pendidikan moral.
Bagaimana Anda mendefinisikan istilah?
 
Batasi topik!
Beberapa topik argumentatif memerlukan membatasi. Misalnya, jika topik Anda adalah "surat nilai" dan tesis Anda mengatakan "guru tidak harus menggunakan huruf nilai", pembaca mungkin bertanya-tanya apakah Anda berarti "semua guru di semua ingkatan dari TK sampai perguruan tinggi" atau "guru tertentu saja" tidak menggunakan bahu mereka.
Analisis topik!
Sebelum Anda memutuskan sudut pandang, Anda harus menganalisis masalah secara menyeluruh. Topik yang paling argumentatif memiliki dua sudut pandang - bagi dan melawan - dan dapat dinyatakan sebagai ya / tidak pertanyaan, seperti "Haruskah siswa SMA bekerja selama tahun sekolah?"
Contoh Opini
Opini: HSS harus bekerja selama tahun ajaran

Mereka bisa menabung untuk kuliah.
Mereka dapat membuat teman baru.
Mereka bisa belajar tanggung jawab.
Mereka mungkin menemukan karir untuk diri mereka sendiri.
Opini: HSS harus TIDAK bekerja selama tahun ajaran
Mereka bisa mendapatkan nilai yang lebih baik jika mereka tidak bekerja
Mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler

Sebelum membuat keputusan akhir tentang sudut pandang Anda sendiri pandang, itu adalah ide yang baik untuk mengevaluasi kekuatan dan alasan yang mendukung Anda telah terdaftar.
Alasan yang kuat adalah salah satu yang dipercaya, relevan, dan penting.
Untuk menguji setiap alasan pada daftar Anda, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini: apakah itrue? Apakah jelas terhubung ke topik saya? Apakah itu penting, atau tidak memiliki konsekuensi nyata?

Yang terpenting adalah pernyataan tesis dari sebuah esai argumentatif harus berisi pendapat. Pendapat biasanya dinyatakan dengan kata kerja modal "harus" atau evaluatif seperti "baik" dan "buruk".
contohnya:
Remaja harus memiliki pekerjaan paruh waktu.
Kerja paruh waktu yang baik untuk remaja.

           Sebuah pernyataan tesis lengkap juga mengandung alasan, atau argumen yang mendukung: Pengusaha harus mempekerjakan remaja karena mereka bersemangat untuk bekerja, mereka fleksibel, dan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan banyak pekerjaan entry-level.
Sebuah pernyataan tesis juga mengandung pandangan yang berlawanan:
Sementara beberapa orang mengatakan bahwa remaja tidak memiliki etika kerja yang baik, majikan harus mempekerjakan remaja karena mereka bersemangat untuk bekerja, mereka fleksibel, dan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan banyak pekerjaan entry-level.
Struktur esai argumentatif: format dasar
  1. Introduction
  2. Body
                        first point and supporting info
                        second point and supporting info
                        third point and supporting info                                  
3.         Conclusion
            Jadi, dapat disimpulkan bahwa argumentative essay adalah genre penulisan yang mengharuskan mahasiswa menyelidiki topik, mengumpulkan, menghasilkan, mengevaluasi bukti dan membangun posisi topik secara ringkas.
            Argumentative essay dan expository essay merupakan genre penulisan yang mirip, akan tetapi argumentatif esai berbeda dengannya dalam jumlah sebelum menulis (penemuan) dan penelitian yang terlibat. Juga membutuhkan data yang kemudian diolah untuk membuat fenomena dengan melakukan (deep) research untuk kita dalam mengeksplor sesuatu.
My Outline
Introduction:
This paper argues that West Papua should remain as a part of NKRI, because it is one of Indonesia’s dignity and respectability as a unitary state.
Body Paragraph:
Point 1: Indonesia has strugled to get West Papua from scheming Dutch.
Point 2: NKRI has to keep West Papua, and never let the cunning nation take it forever
Conclusion:
Everything happens and whatever the consequence for us, we remain to support Indonesia maintain West Papua.



             
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment